MINA BAHARI Edisi I - 2017 | Page 49

TOKOH Terkait dengan anak-anak muda yang Bapak rekrut itu, sebenarnya mekanismenya bagaimana? Jadi kita rekrutnya terbuka sebenarnya, tapi kan saya juga dekat dengan mahasiswa-mahasiswa. Saya perhatikan dulu. Jadi mahasiswa-mahasiswa yang perspektif itu, saya kejar jadi challenge cutting nya itu banyak juga secara informal. Jadi saya tahu, oh! ya ini! Selain itu, tentu bahasa inggris menjadi yang utama di sini. Saya merasa butuh anak-anak muda ini. Mereka umurnya 24 hingga 27-an. Saya banyak belajar dari mereka. Saya katakan pada mereka, disini mereka bukan hanya saja bekerja, tetapi juga membangun semangat mereka. Membangun integritas dan repu- tasi mereka. Agar pada saatnya saya memimpikan, kita itu punya suatu diaspora dari anak-anak muda yang betul-betul punya suatu idealisme untuk mem- perbaiki bangsa ini. Jadi saya ingin membayangkan saya punya diaspora atau kita semua punya dias- pora dimana-mana yang menjadi suatu apa disebut kepulauan integritas. Jadi bukan hanya saja mereka kerja, ya tetapi mereka membangun reputasi disini supaya punya nilai tambah. Humas KKP/M. Iqbal Mengapa Bapak lebih mengandalkan anak muda menjadi Tim Asistensi? Bukankah rata-rata dari mereka masih lulusan baru dan hanya beberapa yang sudah S2 ? Kalau bekerja, saya itu harus mengkader orang se- hingga satu saat, orang itu harus lebih baik lagi dari kita. Saya kira harus sehingga pada saatnya mereka jadi pemimpin-pemimpin dimanapun. Itu makanya saya bilang diaspora, yang saya katakan tadi. Bisa center out dimana-mana. Beruntung sekali, saya punya satu mitra yang luar biasa ada Pak Marsekal, Maaruf Syamsudin, lalu kemudian ada Dr Yunus Husein, itu ahli hukum yang punya nama, Kita belajar soal crime dari Pak Suhadi Alius lalu ada AL misalkan kita belajar dari Kalakhar disini. Kemarin belajar dengan Pak Widodo, seka- rang Sekjen Kemenhan dengan Pak Arie Sembiring ya beliau Wakasal Almarhum, belajar sekarang den- gan Pak Tauik itu perwira-perwira tinggi yang sangat brilian. Dan kita punya tim penyidik ya AKBP, kapten itu istilahnya ada Mayor, Letnan dan lain sebagainya. Saya banyak belajar dari mereka. Mereka orang- orang yang bekerja keras tidak kenal lelah . Itu saya beruntung sekali disini. Dari TNI AL, ada BAKAMLA disini, ada POLAIR jadi kita belajar betul. PSDKP ada juga kan. PSDKP kan macam-macam juga disitu ada jaksanya, ada angkatan lautnya Pak Eko Djalmo misalnya. Ada dari KKP itu sendiri, Pak Fuad dan lain sebagainya. Apa harapan Bapak bagi generasi muda Indo- nesia dalam menjaga kedaulatan. Apa sih Pak pesan-pesannya? Kita semua, terutama anak muda -temasuk anak- anak muda yang ada di kota-kota besar yang jebolan universitas-universitas besar- kalau kerja itu harusnya jangan memikirkan terlebih dahulu, saya mendapatkan apa tapi saya harus melakukan apa. Kalau berbicara saya harus melakukan apa, berpikir juga apa yang bisa saya secara konkret lahirkan dari pekerjaan-pekerjaan saya ini? To those, ciptakan! Saya kira anak-anak muda juga harus berpikir tidak hanya sebatas pada deliver something tapi juga memberikan impact pada perubahan dan perbaikan semuanya. Anak-anak muda sekarang ini ingin cepat jadi. Ingin cepat kaya, tanpa mau sacriice . Kadang- kadang ingin shortcut tidak mau berakit-rakit. Jadi itu yang harus dihindari. Harus sacriice , harus sincere. Berpikir menjadi kaya itu tidak salah, tapi berpikir menjadi cepat kaya itu bisa salah arah. Jadi yang harus dibangun oleh anak muda itu adalah reputasi terlebih dahulu jadi rejeki biasanya itu mengikuti reputasi kita jadi r eputation irst money will follow! (*MDKW/RHP) April 2017 | MINA BAHARI 47