TOKOH
Terkait dengan anak-anak muda yang Bapak
rekrut itu, sebenarnya mekanismenya
bagaimana?
Jadi kita rekrutnya terbuka sebenarnya, tapi kan
saya juga dekat dengan mahasiswa-mahasiswa.
Saya perhatikan dulu. Jadi mahasiswa-mahasiswa
yang perspektif itu, saya kejar jadi challenge cutting
nya itu banyak juga secara informal. Jadi saya tahu,
oh! ya ini! Selain itu, tentu bahasa inggris menjadi
yang utama di sini.
Saya merasa butuh anak-anak muda ini. Mereka
umurnya 24 hingga 27-an. Saya banyak belajar dari
mereka. Saya katakan pada mereka, disini mereka
bukan hanya saja bekerja, tetapi juga membangun
semangat mereka. Membangun integritas dan repu-
tasi mereka. Agar pada saatnya saya memimpikan,
kita itu punya suatu diaspora dari anak-anak muda
yang betul-betul punya suatu idealisme untuk mem-
perbaiki bangsa ini. Jadi saya ingin membayangkan
saya punya diaspora atau kita semua punya dias-
pora dimana-mana yang menjadi suatu apa disebut
kepulauan integritas. Jadi bukan hanya saja mereka
kerja, ya tetapi mereka membangun reputasi disini
supaya punya nilai tambah.
Humas KKP/M. Iqbal
Mengapa Bapak lebih mengandalkan anak muda
menjadi Tim Asistensi? Bukankah rata-rata dari
mereka masih lulusan baru dan hanya beberapa
yang sudah S2 ?
Kalau bekerja, saya itu harus mengkader orang se-
hingga satu saat, orang itu harus lebih baik lagi dari
kita. Saya kira harus sehingga pada saatnya mereka
jadi pemimpin-pemimpin dimanapun. Itu makanya
saya bilang diaspora, yang saya katakan tadi. Bisa
center out dimana-mana.
Beruntung sekali, saya punya satu mitra yang luar
biasa ada Pak Marsekal, Maaruf Syamsudin, lalu
kemudian ada Dr Yunus Husein, itu ahli hukum yang
punya nama, Kita belajar soal crime dari Pak Suhadi
Alius lalu ada AL misalkan kita belajar dari Kalakhar
disini. Kemarin belajar dengan Pak Widodo, seka-
rang Sekjen Kemenhan dengan Pak Arie Sembiring
ya beliau Wakasal Almarhum, belajar sekarang den-
gan Pak Tauik itu perwira-perwira tinggi yang sangat
brilian. Dan kita punya tim penyidik ya AKBP, kapten
itu istilahnya ada Mayor, Letnan dan lain sebagainya.
Saya banyak belajar dari mereka. Mereka orang-
orang yang bekerja keras tidak kenal lelah . Itu saya
beruntung sekali disini. Dari TNI AL, ada BAKAMLA
disini, ada POLAIR jadi kita belajar betul. PSDKP
ada juga kan. PSDKP kan macam-macam juga disitu
ada jaksanya, ada angkatan lautnya Pak Eko Djalmo
misalnya. Ada dari KKP itu sendiri, Pak Fuad dan
lain sebagainya.
Apa harapan Bapak bagi generasi muda Indo-
nesia dalam menjaga kedaulatan. Apa sih Pak
pesan-pesannya?
Kita semua, terutama anak muda -temasuk anak-
anak muda yang ada di kota-kota besar yang
jebolan universitas-universitas besar- kalau kerja itu
harusnya jangan memikirkan terlebih dahulu, saya
mendapatkan apa tapi saya harus melakukan apa.
Kalau berbicara saya harus melakukan apa, berpikir
juga apa yang bisa saya secara konkret lahirkan dari
pekerjaan-pekerjaan saya ini? To those, ciptakan!
Saya kira anak-anak muda juga harus berpikir tidak
hanya sebatas pada deliver something tapi juga
memberikan impact pada perubahan dan perbaikan
semuanya. Anak-anak muda sekarang ini ingin cepat
jadi. Ingin cepat kaya, tanpa mau sacriice . Kadang-
kadang ingin shortcut tidak mau berakit-rakit. Jadi itu
yang harus dihindari. Harus sacriice , harus sincere.
Berpikir menjadi kaya itu tidak salah, tapi berpikir
menjadi cepat kaya itu bisa salah arah. Jadi yang
harus dibangun oleh anak muda itu adalah reputasi
terlebih dahulu jadi rejeki biasanya itu mengikuti
reputasi kita jadi r eputation irst money will follow!
(*MDKW/RHP)
April 2017 | MINA BAHARI
47