Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 413 Tahun 2013 | Page 10

LAPORAN UTAMA 10 Peluncuran Buku Sejarah Perjuangan Pasukan-M K INDONESIA BUTUH IKON PAHLAWAN LAUT epala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno dalam sambutannya pada peluncuran buku “Pasukan-M Menang Tak Dibilang Gugur Tak Dikenang”, Senin malam tanggal 3 Desember 2012 di auditorium Smesco UKM, Jakarta, mengungkapkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat beruntung, bahkan lebih beruntung dari bangsa manapun di dunia. Indonesia, lanjutnya, telah memiliki semua prasyarat untuk menjadi sebuah negara dan bangsa yang besar, mulai dari bentuk geografis, konfigurasi fisik, luas wilayah, dan jumlah penduduk, namun sayangnya bangsa Indonesia masih belum memiliki karakter sebagai bangsa maritim sejati seperti yang ditunjukkan dalam masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit. Menurut Kasal, cerita tentang Hang Tuah, Laksamana Nala, Pangeran Sebrang Lor dan jawara lautan kita tidak pernah hadir menjadi ikon seperti yang tumbuh di negara lain seperti Kapten Cook, Sinbad maupun Marcopolo. “Kita butuh seorang ikon untuk pembentukan watak, character building generasi muda. Ini karena bangsa yang berhasil, bukan hanya bangsa yang cerdas, memiliki pengetahuan tinggi, menguasai teknologi, tetapi bangsa berkarakter, dan tidak mudah menyerah dalam mengatasi persoalan yang dihadapi”, tegasnya. Oleh karena itu Kasal memberikan apresiasi sangat positif terhadap kehadiran buku Pasukan-M terbitan Dispenal dan dicetak oleh Red & White Publishing ini. Buku ini merupakan rekonstruksi kisah perjuangan heroik Pasukan-M pimpinan Kapten Laut Markadi dalam melaksanakan Operasi Lintas Laut Jawa-Bali Tahun 1946-1947 serta perjuangannya di tanah Bali untuk membantu rakyat setempat mengusir pasukan pendudukan Belanda. Dalam pandangan Kasal, ketokohan Kapten Markadi dalam memimpin Pasukan-M yang mengekspresikan ketegaran, kekokohan jiwa, semangat pantang menyerah dan do the best, adalah nilai-nilai penting dari seorang pemimpin sejati. “Kapten Markadi ibarat sosok Bima dalam wiracarita Mahabharata, yang lahir sebagai tokoh heroik dan memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur. Meskipun dikenal sebagai tokoh yang kuat dan disegani lawan, namun berhati lembut dan rendah hati”, tandasnya. Seperti halnya Bima, lanjut Kasal, Kapten Markadi melalui ketokohannya mampu merampungkan perjuangannya dengan happy ending. Pasukan-M telah melewati pertempuran laut melawan Belanda dengan gemilang. Peristiwa ini dicatat dengan tinta emas dalam lembaran sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sebagai “Pertempuran Laut Pertama dalam Sejarah RI dan operasi Gabungan Pendaratan Pertama TNI dengan Rakyat”. Pada acara peluncuran tersebut, turut hadir Menteri Pertahanan RI Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro yang juga berkesempatan memberikan sambutan kemudian dilanjutkan mendampingi Ibu Onny Markadi beserta Kasal, melakukan prosesi gunting pita sebagai tanda diluncurkannya secara resmi buku Pasukan-M. Selain Menteri Pertahanan, juga hadir para mantan Kasal, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, M.M., Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Wisnu Bawa Tenaya, Bupati Jembrana I Putu Artha, keluarga besar Kapten Markadi dan Pasukan-M, para pejabat sipil, militer, para purnawirawan, komunitas sejarawan dan tokoh masyarakat. Menhan dalam sambutannya mengatakan, peluncuran buku ini sungguh tepat momentumnya di tengah bangsa Indonesia sedang menghadapi era globalisasi yang tentu dapat mengikis nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia. Melalui peluncuran buku, kata Menhan, kita berharap akan menjadi referensi, bagaimana generasi pendahulu bangsa berjuang merebut kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan dan melanjutkan kemerdekaan sampai dengan hari ini, sehingga bangsa Indonesia dikaruniai NKRI. Dalam pandangan Menhan, perjuangan Kapten Markadi bersama pasukannya yang penuh keberanian, dapat menjadi contoh bagi generasi penerus bangsa Indonesia bagaimana mereka merelakan diri berkorban untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. “Oleh karena itu, atas nama pribadi dan pemerintah, saya memberikan apresiasi kepada tim penulis buku dan keluarga Markadi serta semua pihak yang telah memberikan kontribusi sumbang saran atas selesainya penyusunan buku “Pasukan-M Menang Tak Dibilang, Gugur Tak Dikenang”, kata Menhan. Selanjutnya Menhan juga berharap kepada tim