DAERAH
Softball, Stadion menembak, Arena Ski Air, Arena Voli Pantai, Arena Panjat Dinding, Arena Sepatu Roda, dan Arena Petanque. Kawasan ini pun dilengkapi fasilitas pendukung seperti Wisma Atlet dan Gedung Sport Science.
JSC juga tengah melakukan pengembangan kawasan. Menurut Kepala Sub Bagian Unit Pelaksana Teknis JSC Rizal Efendi, selain menambah pembangunan seperti wisma atlet, Universitas Olahraga, Sekolah Pariwisata, dan pengembangan arena, saat ini JSC tengah membangun sirkuit MotoGP seluas 120 hektar.
Seiring perkembangannya, JSC menjadi salah satu destinasi wisata utama Palembang. JSC juga saat ini merupakan kawasan elit dan modern yang sering dikunjungi dan didatangi oleh wisatawan untuk sekadar melepas penat dan berfoto menikmati suasana yang sekarang menjadi sebuah kawasan wisata olahraga di Kota Palembang.“ Seseorang yang berkunjung ke Palembang belum lengkap jika belum mengunjungi JSC,” ucap Rizal.
Hadirnya JSC juga membawa dampak positif bagi masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar kompleks olahraga tersebut. Kawasan JSC awalnya merupakan kawasan hutan rawa yang tidak berpenghuni. Ketika ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggara PON XIV 2004, pada kawasan tersebut didirikan stadion Jakabaring yang memunyai kapasitas 40 ribu tempat duduk. Stadion tersebut juga merupakan stadion kebanggaan Indonesia dan terbesar setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno. JSC mengalami perkembangan lagi ketika ditunjuk menjadi tuan rumah Sea Games 2011, dengan beberapa arena tambahan.
Saat ini JSC dikelola oleh pemerintah daerah Sumatera Selatan dengan menggunakan anggaran APBD. Kawasan olahraga tersebut dikelola dengan baik dan mempekerjakan Tenaga Lepas Harian( TLH) sekira 400 tenaga kebersihan yang berasal dari Palembang, tenaga kebersihan juga dibagi dalam beberapa lokasi di setiap venue. Atas dasar itulah tidak heran, jika kawasan tersebut terkesan elegan dan bersih. Selain itu, kawasan tersebut menjadi salah satu aset daerah dan menyumbang pendapatan bagi daerah Sumsel.
“ JSC juga menjadi
salah satu sumber p e m a s u k a n daerah, setiap venue juga kita sewakan. Kecuali bagi para atlet lokal dan nasional. Barubaru ini JSC juga sering didatangi beberapa delegasi dari luar negeri untuk memantau kesiapan menghadapi Asian Games, seperti Saudi Arabia, Qatar, dan UEA.” kata Rizal.
Wacana Pindah Kelola
Meningkatnya popularitas Jakabaring sebagai kawasan olahraga terbesar, mendatangkan wacana bagi pemerintah setempat untuk mendirikan sekolah pariwisata dan universitas olahraga kualitas dunia. JSC juga terus ditunjuk menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan beberapa pertandingan kelas internasional. Kepercayaan tersebut tidak disiasiakan, pemerintah terus meningkatkan pelayanan serta mempertahankan kualitas dan popularitas JSC di mata dunia.
Melesatnya popularitas JSC ternyata tidak hanya membawa dampak positif, tetapi juga mendatangkan dampak negatif bagi perkembangan kawasan olahraga kebanggaan warga Palembang tersebut. Pelayanan maksimal yang saat ini dikelola oleh suku dinas terkait ternyata belum membuat puas Pemerintah Sumatera Selatan. Menurut Rizal, saat ini Pemerintah Sumsel tengah membahas Peraturan Daerah mengenai pemindahan status pengelolaan JSC oleh Badan Usaha Milik Daerah( BUMD).
“ Peraturan tersebut tengah dibahas dan bahkan mungkin sebentar lagi menjadi resmi,” kata Rizal.
Kekhawatiran Rizal tidak berlebihan jika pada akhirnya pengelolaan diserahkan begitu saja kepada B U M D, tetapi masalahnya apakah pengelolaan yang dilakukan BUMD akan sama dengan manajemen pengelolaan yang telah dibuat selama ini. Sehingga dimungkinkan akan mengubah kembali manajemen pengelolaan yang sudah lama dibentuk. Ia juga mengkhawatirkan nasib 400 TLH yang sudah lama bergabung dan ikut merawat JSC.
Pemerintah Sumsel sepatutnya memberikan penjelasan lengkap kepada publik, jika wacana tersebut memang benar adanya. Pemindahan status pengelolaan juga tidak negatif jika alasan tersebut masuk akal dan bisa diterima oleh publik, terlebih untuk idealisasi pengembangan kawasan olahraga terbesar se-Asia, bahkan bisa mengangkat kualitas di mata dunia.( MSR)
VOLUME 1 NO. 2 | JUNI 2016 27