AKTIVITAS
Selain Siti, Ketua Panitia Penilai Majalah Ilmiah LIPI Lukman Hakim mengatakan, budaya publikasi di Indonesia harus ditingkatkan, utamanya dalam hal kualitas penulisan. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap para penulis dan peneliti Indonesia yang tidak pernah lepas dari budaya plagiarisme. Selain itu, Lukman juga menyayangkan banyaknya para ilmuan Indonesia yang memublikasikan artikelnya dalam jurnal internasional palsu.
“ Banyak ilmuan yang terporosok memublikasikan di jurnal internasional abal-abal. Contohnya Shadow Journal Academic, Indonesia menempati urutan kedua penulis terbanyak di jurnal tersebut,” kata Lukman.
Menurut lukman kejadian tersebut tidak terlepas dari peraturan pemerintah yang mewajibkan setiap dosen untuk menulis di jurnal internasional. Pada masa mendatang Lukman mengharapkan, adanya alokasi anggaran yang besar untuk penelitian, sehingga para ilmuan Indonesia yang di luar negeri bisa kembali dan memunculkan penelitianpenelitian yang berkualitas.
“ 50 persen publikasi yang ada di Malaysia dan Singapura itu berasal dari para peneliti Indonesia yang bekerja di sana, Indonesia sumber penelitian, terutama masalah konflik dan kebencanaan, itu tidak pernah habis dan itu menjadi produk publikasi negara lain. Bangsa ini bisa besar dengan ilmu pengetahuan, maka harus ada anggaran yang cukup untuk itu,” ucap Lukman.( MSR)
PENINGKATAN KUALITAS PENELITI MELALUI WORKSHOP MENULIS OPINI
Hasil-hasil penelitian sangat penting untuk dipublikasikan kepada khalayak luas ketimbang hanya dinikmati segelintir orang dalam sebuah jurnal ilmiah. Melalui workshop teknik menulis opini dan feature ilmiah popular, para peneliti BPP Kemendagri diharapkan dapat menyumbangkan gagasan hasil penelitiannya dalam media massa.
Hasil-hasil penelitian jarang terpublikasi dan terkesan hanya dinikmati oleh segelintir orang, penikmat hasil penelitian pun terbatas pada kalangan tertentu. Jurnal ilmiah sebagai wadah para peneliti untuk menyumbangkan ide dinilai belum mampu menyedot perhatian publik. Selain bahasa yang digunakan tidak menarik untuk dibaca, penyebaran jurnal ilmiah pun dari segi kuantitas dan kalangan penerimanya masih terbatas.
Hal tersebut yang kemudian ditangkap oleh BPP Kemendagri dalam rangka pengembangan kualitas serta mendorong para peneliti untuk memublikasikan hasil-hasil penelitiannya tidak hanya melalui jurnal ilmiah, tetapi juga media massa.
Workshop yang diselenggarakan selama tiga hari tersebut mengambil lokasi di Kota Bogor, Jawa Barat 26- 28 April 2016. Adapun tema workshop Teknik Menulis Opini dan Feature Ilmiah Popular, pelatihan kepenulisan tersebut juga terlaksana atas kerja sama BPP Kemendagri dengan Knowledge Sector Initiative( KSI), Australian Aid, dan Tempo Institute.
Plt. Kepala BPP Kemendagri melalui Kabag Umum BPP Kemendagri Jonggi Tambunan mengatakan, pelatihan diharapkan bisa meningkatkan kapasitas BPP Kemendagri khususnya peneliti dalam mengomunikasikan hasil riset melalui penulisan popular. Sehingga hasil dan pemikiran peneliti bisa dipublikasikan melalui media massa yang
18 VOLUME 1 NO. 2 | JUNI 2016