Media BPP April 2016 Vol 1 No 1 | Page 34

DAERAH

Secuplik Narasi dari Palasari

Bandung tidak hanya menawarkan sejumlah destinasi wisata kota yang indah dan mewah . Di sana kita juga bisa mendapatkan beberapa tempat yang melegenda bahkan belum pernah ada dalam daftar wisata kota .
Hadirnya pasar dan toko buku murah di Bandung , menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat umum . Pendatang pun bukan hanya dari kalangan akademisi , tetapi juga orangorang sedang berwisata di Bandung . Mereka yang kutu buku , tentu saja lebih senang berwisata dengan berburu buku murah maupun langka . Palasari adalah kawasan legendaris Kota Bandung dalam hal bursa buku murah . Konon , nama Palasari sudah populer ke mancanegara , terutama negaranegara Eropa dan Asia Tenggara .
“ Awalnya para pedagang buku yang dulu pernah berjualan di kawasan alun-alun pada era 70-an . Setelah sempat pindah ke kawasan Banceuy , pada 1990 mereka selanjutnya pindah ke Palasari hingga sekarang ,” ujar Budi .

Bursa Buku ( BB ) Palasari , Bandung , Jawa Barat , menjadi salah satu titik persinggahan kami dalam perjalanan sepanjang 150 kilometer Jakarta- Bandung . Sore itu bersama rintik hujan yang terus mengetuk-ngetuk atap kendaraan , kami akhirnya tiba di sisi barat Jalan Palasari , Bandung . Deretan toko buku seolah-olah menjadi pembatas di antara Jalan Buah Batu dan Jalan Lodaya diatas tanah yang memanjang dari utara ke selatan .

Melewati kios-kios layaknya lorong kami singgah di sebuah toko buku . Kami pun terpaku melihat ribuan buku di antara rak-rak yang menjulang hingga ke atap . Di balik sana , ratusan pelanggan sibuk mencari referensi buku yang belum ia dapat .
Beberapa penjual di BB Palasari masih bertahan sampai puluhan tahun , salah satunya Budiyanto . Lelaki rantau asal Yogyakarta ini sudah berada di Bandung sejak 1993 , hampir sepanjang hayatnya banyak dihabiskan dengan berjualan buku .
Budiyanto berjalan cepat di antara rak dan tumpukan buku menuju salah satu koleksi . Di satu rak buku setinggi lima meter , kepalanya mendongak , matanya menyipit , mengamati beberapa buku sastra yang menjadi permintaan pelanggan . Dia lalu memberikan salah satu koleksi sastra terbaru sembari sibuk menyeka keringat di dahi . Rutinitas tersebut ia lakukan setiap hari di BB Paasari , tepatnya di sebuah toko buku Bandung Book Center , yang merupakan salah satu toko paling besar dan paling laku di sana .
Meski kesana kemari mencarikan buku untuk calon pembeli , tak terlihat rasa putus asa yang menghampiri pria yang akrab disapa Budi itu , Sambil sesekali menjawab pertanyaan kami , tatapan mata pria 45 tahun itu terpusat pada buku yang diminta pelanggannya .
Budi menuturkan , sejak saat itu , Palasari menjadi salah satu tempat favorit para pelajar , mahasiswa , maupun masyarakat umum untuk mencari buku , hingga sekarang . Pasalnya , selain kelengkapan koleksi buku , juga diskonnya yang lumayan besar 20 hingga 30 persen .
“ Rata-rata buku yang dijual di Palasari berdiskon 20 hingga 30 persen . Misalnya , harga buku yang seharusnya dijual secara umum 120.000 / eksemplar , di BB Palasari bisa berharga 85.000 / eksemplar ,” tutur Budi
Penjualan buku di BB Palasari terbilang murah , selain diskon yang besar hal demikian juga dikarenakan para penjual di BB Palasari hanya mengambil keuntungan sekitar 5 persen . Selain itu , mereka juga dibebaskan sewa tempat . Para pedagang hanya dipungut biaya retribusi sebesar lima ribu rupiah per tiga kios saban harinya .
BB Palasari buka mulai pukul 08.00 dan tutup pukul 17.00 . Setelah berjalan puluhan tahun , BB Palasari tidak hanya dihuni oleh pedagang asal Jawa Barat , tetapi juga asal Minangkabau , kekerabatan yang erat antarwarga yang berasal dari Minang terbentuk oleh sejarah . Menurut Budi orang Minang datang ke Bandung sejak 1980 , tidak heran jika beberapa toko buku masih dimonopoli oleh satu keluarga .
Keberadaan BB Palasari harus tetap dilestarikan di tengah maraknya toko buku online serta kemudahan mencari referensi di internet , budaya tersebut telah mengakibatkan konsumsi akan buku semakin berkurang . Lebih lanjut , Budi mengatakan menurunnya daya beli masyarakat sangat terasa sejak 2010 .
“ Dulu sebelum tahun 2010 pembeli bisa mencapai 500 setiap harinya , saat ini paling banyak 200 hingga 300 orang setiap harinya ,” kata Budi
Terkait rencana pembangunan pasar modern di Palasari saat ini , Budi berharap BB Palasari tidak diubah , apalagi dipindahkan . Pasalnya , BB Palasari sudah memiliki ciri khas tersendiri yang sudah menjadi kebanggaan masyarakat Bandung .
Matahari senja perlahan-lahan luruh ketika mobil membawa kami ke salah satu hotel . Semburat sinar merahnya yang lembut menjadi background gedung-gedung hotel . Suasana senja di Bandung saat matahari mulai tak terlihat di ufuk barat terasa begitu menggetarkan . ( MSR )
32 VOLUME 1 NO . 1 | APRIL 2016