Majalah Shift Indonesia - ISSUE 6 2013 Maret 2014 | Page 46

Substantials Expert Corner Sebagai konsultan, berinteraksi dengan berbagai klien dari berbagai industri adalah pengalaman yang sangat berharga. Pembelajaran demi pembelajaran selalu terjadi saat kita berinteraksi dengan mereka. Salah satu pembelajaran yang berharga adalah mengenai pentingnya persepsi atau paradigma yang tepat tentang sebuah inisiatif continuous improvement, khususnya Lean Six Sigma. Sederhananya, sangat penting untuk mengetahui mana kacamata yang paling tepat untuk melihat Lean Six Sigma. Sekilas, persepsi ini terlihat sepele namun sebenarnya berimplikasi besar terhadap pelaksanaan dari inisiatif continuous improvement itu sendiri di perusahaan. Mengapa Paradigma Begitu Penting? Persepsi adalah anggapan kita tentang sesuatu atau sesuatu yang kita yakini benar. Kata lainnya adalah mindset. Dalam teori psikologi aplikasi (applied psychology), pola pikir menentukan bagaimana seseorang berperilaku atau bertindak dengan tingkat dominasi 90%. Mau bukti? Baiklah, kita ambil saja contoh mudah dalam kehidupan kita seharihari….jika ada ular besar di hadapan Anda, apa yang akan Anda lakukan? Sebagian besar orang akan menjawab lari menghindar atau menyelamatkan diri. Sekilas, peristiwa itu nampak sederhana. Namun apabila kita bedah mekanisme tindakan tersebut, kita akan menemukan persepsi sebagai driver / pendorongnya. Tindakan atau perilaku adalah sebuah akibat dari persepsi seseorang terhadap konteks tertentu. Mengapa sebagian besar orang bertindak lari menghindar atau menyelamatkan diri? Karena mereka memiliki persepsi bahwa ular adalah makhluk Mengapa sebagian besar orang bertindak lari menghindar atau menyelamatkan diri? Karena mereka memiliki persepsi bahwa ular adalah makhluk yang berbahaya. yang berbahaya. Bagaimana kejadiannya dengan orang yang memiliki persepsi bahwa ular adalah sumber uang (misalnya bagi orang yang berjualan daging ular untuk obat, atau pawang ular)? Maka tindakannya akan jauh berbeda. Bisa Anda tebak, yang mereka lakukan adalah justru menangkapnya. Nah, dalam konteks continuous improvement, bayangkan jika para pemilik perusahaan dan para pegawai perusahaan memiliki mindset yang salah tentang Lean Six Sigma. Apa yang akan terjadi? Bisa dibayangkan bahwa mereka akan berperilaku atau bertindak salah dalam merespon inisiatif Lean Six Sigma di perusahaannya. Bahayanya Paradigma yang Salah Nah, setelah didahului dengan pengantar di atas, Anda sekarang bisa memprediksi kira-kira bagaimana respon dari karyawan dan perusahaan jika memiliki beberapa paradigma yang salah mengenai Lean Six Sigma berikut ini: #1 Jika ingin menerapkan Lean Six Sigma, harus mencapai 3,4 DPMO Efek yang ditimbulkan dari mindset di atas adalah pemilik perusahaan akan menganggap itu tidak mungkin Berbagai Paradigma Keliru tentang Lean Six Sigma Oleh Rifki Rizal Ahmad, Konsultan Senior Lean Six Sigma, Master Black Belt, SSCX International. 46 | Shift Issue I | 2014 2014 | Shift Issue I | 47