Majalah Shift Indonesia - ISSUE 6 2013 Maret 2014 | Page 20

Specials Self-service bag drops memberikan keleluasaan kepada penumpang untuk mencetak dan menempelkan tag sendiri di koper-koper mereka, dan memasukkan sendiri koper-koper tersebut ke dalam fasilitas bag drop otomatis. Cara ini terbukti menghemat waktu dan menyederhanakan proses drop bagasi konvensional dimana penumpang harus mengantri di konter, diverifikasi oleh petugas, melalui proses penimbangan dan penempelan tag, hingga pencetakan tiket. Memaksimalkan Landasan Pacu dan Boarding Gate di Heathrow Jika Anda pernah terbang ke salah satu Eropa melalui bandara Heathrow, mungkin Anda melihat boarding gate tetap dibuka hingga paling tidak 40 menit sebelum penerbangan antar negara Eropa. Kebiasaan ini sebetulnya sudah lama dilakukan, tapi tahukah Anda bahwa BAA memiliki alasan bagus untuk melakukannya? Lihat gambar berikut: Waktu pembukaan boarding gate yang lebih lama memberikan keleluasaan kepada bagian perencanaan penerbangan. Jika ada penerbangan yang terlambat, perencana bisa dengan mudah menukar gerbang dan landasan pacu tanpa harus banyak berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat. Dari sisi komunikasi, cara ini akan menurunkan kerumitan dan resiko kesalahan. Dari sisi optimasi, 20 | Shift Issue I | 2014 fleksibilitas berarti mengurangi constraint (bottleneck). Penanda Visual bagi Penumpang Bandara Heathrow yang sangat besar mungkin akan membuat penumpang bingung harus menunggu dimana hingga gate dibuka. Tapi jangan kuatir, karena di setiap sisi bandara penumpang akan menemukan papan display digital yang menginformasikan waktu tempuh yang harus dijalani dari titik Anda berada hingga gate yang ingin Anda tuju. Dengan demikian, penumpang bisa meminimalisir kemungkinan terlambat boarding. Lihat gambar ini: Transformasi Lean di Terminal 5 Heathrow: dari Pecundang Menjadi Pemenang Terminal 5 atau T5 di Heathrow bisa dianggap terminal penerbangan paling populer di dunia. Terminal Cover Story ini telah menjadi favorit penumpang untuk beberapa tahun terakhir. Namun tidak demikian halnya pada tahun 2008, ketika T5 baru saja diresmikan. Saat itu, media menyebut terminal yang menyedot biaya pembangunan 4,3 milyar pounsterling ini sebagai “national embarassment” bagi Inggris. Pada hari pembukaan, 34 penerbangan dibatalkan, proses check in penumpang tertunda, lebiih dari 20.000 bagasi terpisah dari pemiliknya, dan penumpang harus menunggu berjam-jam karenanya. 10 hari kemudian, tercatat ada lebih dari 500 penerbangan dibatalkan dan sekitar 42.000 bagasi gagal terbang bersama pemiliknya. Kesalahan ditimpakan kepada sistem IT yang bermasalah dan runyamnya pengaturan parkir di pelataran terminal. Kurang dari setahun kemudian, kekacauan seolah hilang pupus. Terminal yang mampu menampung 30 juta penumpang pertahun ini seolah terlahir kembali. Semuanya berjalan mulus dan efisien. Jika Anda berkesempatan untuk melihatnya secara langsung, Anda akan menemukan papan display yang menampilkan “laporan” mengenai performa terminal dari sisi operation, aliran informasi, keamanan, pelayanan penumpang, hingga kebersihan. Papan display tersebut memberi keterangan mengenai target improvement dan hasil yang telah dicapai, yang beberapa diantaranya telah melampaui target. Walaupun data tersebut “hanya” sekedar laporan, namun akurasinya telah dirasakan sendiri oleh penumpang. Bagi para praktisi lean, hasil transformasi inilah yang disebut sebagai “Lean operation di bandara”. Perbaikan di bidang IT dan operation yang dilakukan di T5 telah nampak hasilnya. Terminal lima lantai yang ukurannya sebanding dengan lima puluh lapangan sepak bola ini mampu memberikan pengalaman yang baik kepada penumpang. Penumpang British Airways bisa memanfaatkan hampir 100 fasilitas self-check-in untuk menghindari antrian di konter-konter check in. Efisiensi juga meningkat karena adanya 90 fasilitas self-droppingbaggage yang ada di terminal ini. Masalah di area parkir juga teratasi dengan aplikasi teknologi. Lahan parkir bertingkat yang ada di terminal ini menggunakan sistem bay monitoring dimana setiap tempat parkir dilengkapi dengan sensor dan Jika ada penerbangan yang terlambat, perencana bisa dengan mudah menukar gerbang dan landasan pacu tanpa h