Majalah Shift Indonesia - ISSUE 6 2013 Maret 2014 | Page 18

Specials Bandara-bandara terbaik dunia telah lama menyadari hal ini. Mereka segera mengambil komitmen untuk melakukan perbaikan, dengan visi meningkatkan keunggulan operasional bandara. Kemampuan memangkas dan melakukan efisiensi pada proses imigrasi dan bagasi, misalnya, bisa menghasilkan dampak yang positif bagi operasional dan meningkatkan kepuasan penumpang. Lalu bandara mana yang dianggap berhasil melakukan berbagai perbaikan dan tengah menapaki jalan yang benar menuju operational excellence? Heathrow London adalah salah satunya. Process improvement di Heathrow bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi kita untuk memperbaiki proses di organisasi kita sendiri. Improvement di Bandara Heathrow London Sebagai bandara tersibuk di dunia, Heathrow memiliki urgensi tersendiri untuk menjaga proses tetap efisien. Karena itu, bandara ini menjadi bandara pertama di dunia yang menggunakan teknologi yang membantu meningkatkan passenger experience dan ketepatan waktu keberangkatan pesawat. Teknologi ini dinamakan “Positive Boarding”. Program Positive Boarding membantu Heathrow mengurangi kerepotan maskapai melakukan panggilan terakhir, mencari penumpang atau barang bawaan mereka. Selain itu, sistem ini memberi informasi kepada penumpang agar bisa melewati proses bandara dengan lebih mudah dan lebih mulus. Sistem yang berupa perangkat lunak komputer ini kini telah digunakan di Terminal 1 dan 3, dan telah dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan sistem komputer milik maskapai. Perangkat lunak ini memungkinkan 18 | Shift Issue I | 2014 maskapai melihat posisi penumpang dalam proses keberangkatannya, dan memberikan informasi yang memadai kepada penumpang agar dapat tiba tepat waktu untuk boarding. eliminasi waste berupa overprocessing dan waiting, dan tentu saja menghemat sumber daya. Sistem ini memang dibuat untuk mempermudah dan memperpendek Program Positive Boarding membantu Heathrow mengurangi kerepotan maskapai melakukan panggilan terakhir, mencari penumpang atau barang bawaan mereka. Selain itu, sistem ini memberi informasi kepada penumpang agar bisa melewati proses bandara dengan lebih mudah dan lebih mulus. Sebelum menerapkan sistem Positive Boarding, penumpang di Heathrow harus mengantri untuk proses pemeriksaan oleh petugas keamanan. Petugas akan memeriksa detail-detail pada tiket, lalu melakukan verifikasi. Setelah itu, baru penumpang boleh masuk. Kini, penumpang tidak perlu melalui proses yang berbelitbelit. Penumpang diberi barcode pada tiket mereka. Ketika melewati security gate otomatis, mereka tinggal melakukan scan barcode dan gate akan terbuka. Hanya dengan barcode itulah penumpang melewati proses verifikasi keamanan. Di titik ini, Heathrow berhasil melakukan proses yang harus dijalani penumpang. Ketika penumpang menunjukkan boarding pass mereka, detail yang didapat dari barcode akan dibandingkan dengan informasi penerbangan sentral dan informasi penumpang yang dipampang pada layar LCD. Ini akan membantu penumpang dalam berbagai situasi. Misalnya, ketika penumpang berada di terminal yang salah, akan ada pesan yang menyampaikan kemana mereka harus pergi. Jika waktu boarding mulai dekat, penumpang akan diinstruksikan untuk segera masuk gate. Jika penumpang ingin keluar dari gate sementara waktu boarding sudah dekat, mereka akan diminta untuk kembali dan segera melakukan check in (jika belum melakukan). Sistem ini juga memungkinkan maskapai untuk melakukan pembongkaran bagasi tepat waktu karena memiliki informasi ‘real time’ mengenai posisi penumpang yang akan melakukan perjalanan berikutnya. Waste lain yang dapat dihilangkan dengan Positive Boarding adalah masalah no show penumpang. Ketika penumpang yang telah melakukan check i