6 Trending Topic.
Kompetitif di Era Globalisasi,
Bekali Diri dengan Ilmu Akuntansi
Pada era globalisasi dan tren Information Communication Technology
(ICT) saat ini, akuntansi kian dianggap sebagai salah satu tulang
punggung bisnis. Isu penerapan ICT dalam akuntansi semakin lumrah
diperbincangkan di negara maju. Berdasarkan data dari Sageworks.
com, 76 persen dari perusahaan jasa akuntansi di AS merasakan bahwa
teknologi dapat berdampak pada kemampuan perusahaan untuk melayani
klien pada 5 tahun ke depan. Wajar apabila perusahaan tersebut akhirnya
memikirkan juga IT outsourching, solusi Cloud-Based, peningkatan
keamanan jaringan, hingga penggunaan sosial media.
S
ecara global, akuntansi pun
semakin banyak diterapkan di
berbagai skala usaha dan terus
mengalami penambahan standar.
Perusahaan skala besar – terutama
multinasional - memerlukan
laporan keuangan yang lebih
akurat, cepat, terpercaya, dan
memiliki standar internasional
sehingga banyak mengadaptasi
sistem informasi akuntansi
yang terintegrasi ICT. Pada sisi
lain, pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) semakin
banyak dituntut menerapkan
sistem akuntansi, minimal untuk
menghitung aset, unit cost, laba
bersih, pajak, hingga laporan
keuangan sederhana yang sangat
berguna untuk keberlanjutan usaha
mereka.
Hingga tahun 2014, Pusat
Pembinaan Akuntan dan Jasa
Penilai (PPAJP) Kementerian
Keuangan mencatat setidaknya
ada 226.000 organisasi di
Indonesia yang memerlukan jasa
akuntan. Sayangnya, angkatan
kerja yang tersedia kurang dari
16.000. Artinya, Indonesia masih
kekurangan tenaga akuntan
profesional.
Dalam konteks MEA, jumlah
tenaga akuntan di Indonesia
ini dapat pula dilihat dalam
perbandingannya dengan negara
ASEAN. Menurut data ASEAN
Federations Accountants (AFA)
tentang jumlah anggota asosiasi
akuntan di negara ASEAN
pada tahun 2014, Indonesia
hanya memiliki 17.649 akuntan
profesional yang tergabung dalam
asosiasi – dalam hal ini Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Jumlah
ini masih kalah dibanding Filipina
(22.072), Singapura (27.394),
Malaysia (30.503), dan Thailand
(57.244).
Begitupun dalam hal jumlah
akuntan publik, Indonesia tetap
kalah dibanding negara tersebut.
Berdasarkan data
PPAJP,
dengan memiliki
1.000
Bagaimana dengan
Indonesia?
Isu integrasi ICT dan standar
pelaporan keuangan bertaraf
internasional seperti IFRS
sepertinya belum begitu booming
di Indonesia. Isu utama yang
dihadapi Indonesia saat
ini adalah minimnya
jumlah tenaga akuntansi
yang berstandar
internasional jelang
pemberlakuan
Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) pada
tanggal 31 Desember 2015
nanti.
PRASMULYAN_#04.indd 6
28/05/2015 13:10:09