Majalah Kabari Vol: 95 Januari - Februari 2015 | Page 36

SELEB menjagai Salma, istrinya, pegawai di Istana Negara, yang sedang hamil tua. Hari itu Salma terjebak dalam kerusuhan Mei 1998, lalu dinyatakan hilang. Perintah dari atasan, bahwa Letda Bagus harus mengutamakan tugas negara. Sebagai prajurit, pantang baginya menjadi cengeng. Sementara itu kerusuhan tersebut memaksa Presiden Soeharto pulang lebih awal dari Kairo, Mesir. Pemerintah dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Para tokoh politik dan beberapa perwakilan dari Organisasi Kemasyarakatan memaksa Presiden Soeharto lengser. Namun, dia bersikukuh untuk mempertahankannya dan berencana membentuk Kabinet Reformasi untuk menjawab tuntutan tersebut. Masalah yang dihadapi Bagus semakin rumit karena Diana, aktivis reformasi itu merupakan adik iparnya, berbenturan pendapat dengannya. Ia menyalahkan Bagus akan hilangnya Salma. Sementara itu Daniel, pacar Diana yang merupakan keturunan Tionghoa, sedih kehilangan ayah dan adiknya dalam kerusuhan tersebut. Bahkan Daniel nyaris menjadi korban sweeping warga yang mencari orang-orang non pribumi. Namun, untunglah Daniel selamat dan berhasil menemukan keluarganya, lalu ikut eksodus meninggalkan Indonesia. Presiden Soeharto yang membentuk Kabinet Reformasi tidak mendapat tanggapan positif. Bahkan Ketua MPR Harmoko meminta Presiden agar mengundurkan diri. Tidak hanya itu, ada 14 menteri yang menolak bergabung dalam Kabinet Reformasi ini. Sementara itu Salma berhasil diselamatkan dan dibawa ke sebuah rumah sakit. Bagus dan Diana 36 | KabariNews.com akhirnya bertemu dengan Salma sesaat sebelum Salma melahirkan bayinya. 17 Tahun berlalu setelah kejadian itu, Daniel kembali ke Jakarta dengan membawa abu kremasi dari jenazah Sang Ayah. Ayahnya ingin beristirahat untuk selama-lamanya di tanah kelahirannya itu. Daniel pun bertemu dengan Diana. Keduanya masih memiliki semangat yang sama untuk melanjutkan semangat reformasi. Ririn Ekawati Seneng banget waktu ditawari untuk casting film ini. Lukman Sardi ini termasuk adalah idola saya. Waktu tahun 1998, saya tidak di Jakarta, aku tidak tahu seperti keadannyaa. Tapi saat saya melakukan casting disuruh baca sinopsisnya, rasanya berat juga saya. Namun Lukman Sardi memberikan waktu untuk observasi dan saya juga mengobrol dengan orang-orang pa H