Majalah Kabari Vol: 95 Januari - Februari 2015 | Page 16
APA KABAR AMERIKA
DARI FERGUSON SAMPAI NEW YORK,
MENUNTUT KESETARAAN DALAM HUKUM
E Pluribus Unum, Unity in Diversity, berbeda-beda tetapi tetap satu. Itulah Amerika
Serikat, negara demokrasi yang multietnis, multiagama, dan menghargai keberagaman
dan toleransi antarsesama. Tampaknya kini, nilai tersebut tengah diuji!
Untuk menonton video kunjungi www.KabariNews.com/73990
R
atusan ribu orang di penjuru
Amerika Serikat menantikan
dengan tegang berita dari
Missouri pada Senin, 24 November
2014. Sebagian besar berkumpul
di luar markas besar kepolisian
Ferguson, ada juga yang memberi
dukungan dari Union Square,
New York. Akhirnya, keputusan itu
diumumkan: Darren Wilson, anggota
kepolisian berkulit putih bebas dari
hukuman setelah menembak mati
seorang remaja kulit hitam, Michael
Brown (18) di pinggiran Kota St. Louis
Agustus lalu. Kemarahan, kesedihan
dan kekecewaan meledak seketika.
Banyak
pihak
mempertanyakan
keadilan dalam sistem hukum Amerika
Serikat. Mungkinkah rasisme masih
Multiras Amerika tuntut perlakuan yang sama.
kental di tengah masyarakat Amerika
Serikat?
Nampaknya, bagi komunitas kulit
hitam, situasi nasional di Amerika
Serikat saat ini jauh dari cita-cita
Gerakan Hak-Hak Sipil (1955-1968)
yang dulu diperjuangkan nenek
moyang mereka. Maraknya kekerasan
yang dijatuhkan kepada warga kulit
hitam membangunkan kesadaran
untuk
menuntut
lebih
keras,
mengikutsertakan lebih banyak suara
dan melalui gerakan yang lebih berani.
dalam mobilisasinya. Kalimat itu
ucapan terakhir Eric Garner (43),
warga kulit hitam dari Staten Island,
New York sebelum meninggal dunia
setelah diringkus anggota kepolisian
(NYPD) dengan gerakan chokehold
(mencekik). Insiden yang sebetulnya
terjadi sebelum kematian Brown.
Keputusan untuk kasus ini
dikeluarkan hanya 8 hari setelah kasus
Ferguson, Missouri. Juri pengadilan
memutuskan Daniel Pantaleo, polisi
terkait, juga tidak bersalah. Menurut
pihak kepolisian, obesitas, asma dan
penyakit jantung yang berkontribusi
terhadap kematian Garner.
Keputusan
ini
sangat
mengecewakan bagi keluarga Garner.
Dalam wawancara dengan stasiun
berita CNN, ibu korban, Gwen Carr,
menolak segala bentuk permintaan
maaf dari polisi terkait. Menurutnya,
permintaan
maaf
tidak
akan
mengembalikan anaknya dan Pantaleo
seharusnya mendengar permohonan
Garner untuk melepaskan cekikan
dan membiarkannya bernafas.
Tidak hanya keluarga korban
yang kecewa, tetapi juga menyulut
kemarahan masyarakat, terutama
AMARAH MASYARAKAT
TERSULUT
I can’t breathe ! (Saya tidak bias
bernafas!) adalah salah satu protes
yang diteriakkan para demonstran
Demo menggaung hingga ke banyak negara bagian.
16 | KabariNews.com
California Media International, Inc Penerbit Kabari