Majalah Kabari Vol: 92 Oktober - November 2014 | Page 15
M
AKU CINTA INDONESIA
empromosikan Indonesia di
Amerika Serikat bisa beragam
cara. Salah satunya adalah
melalui seni dan budaya seperti yang
dilakukan oleh Singo Lodoyo USA.
Singo Lodoyo melakukan pargelaran
seni khas Indonesia, yaitu Reog
Ponorogo. Paguyuban seni ini bisa
dibilang cukup lama bertahan dan
eksis di daratan Amerika. Bandi Wiyono,
Ketua Singo Lodoyo USA kepada
kabari mengatakan Singa Lodoyo USA
terbentuk delapan tahun yang lalu.
“Ketika itu banyak teman-teman
dari Ponorogo, Jawa Timur baik lelaki
dan perempuan kumpul-kumpul dan
mereka bercerita waktu di Indonesia.
Di sela perbincangan itu kebetulan
Lodoyo-nya itu berasal dari daerah
Blitar. Reog ini, kata Bandi, juga sebagai
ajang silaturahmi, menambah teman
dan melekatkan persaudaraan. “Dan
masih ok terbina sampai sekarang.
Saat kita merasa capek bekerja dengan
reog-an itu capek kita menjadi hilang”
tutur Bandi.
Nama dan alat sudah di tangan,
Singo Lodoyo pun pentas di beberapa
event kebudayaan sampai ke luar
kota Washington yang merupakan
basis Singo Lodoyo. Namun Bandi
menambahkan pentas Singo Lodoyo
tidak hanya untuk orang Indonesia saja,
melainkan para masyarakat di Amerika
Serikat. Tercatat Singo Lodoyo pernah
unjuk gigi di festival hari kemerdekaan
belakangnya. Panitia penyelenggara
bahkan memberi kelompok ini
hak istimewa untuk memilih waktu
pementasan mereka di saat prime
time pertunjukan. Bahkan baru-baru
ini Singo Lodoyo pentas dalam acara
internasional Bowie’s International
Festival yang diselenggarakan setiap
tanggal 4 Oktober.
Bandi mengatakan Singo Lodoyo
tak pernah sepi pentas, hanya saja
terkendala soal waktu. Bandi bilang
kesempatan bermain selalu ada
tetapi waktunya terkadang tidak ada
karena banyak personil Singo Lodoyo
yang bekerja. “Di hari biasa memang
sulit tetapi di hari Minggu kita baru
menampilkan reog yang sebenarnya”
temen-teman ada yang bisa ngendang
(bermain gendang, red), main reog dan
lainnya. Kalau begitu kita patungan
saja dan terkumpul puluhan ribu dollar.
Uang itu kami belikan seperangkat
Reog langsung dari Ponorogo, mulai
dari gendang, gamelan, dadak merak,
dan yang lainnya” kata Bandi.
Nama Singo Lodoyo sendiri diambil
dari sejarah Reog Ponorogo. Singo-nya
berasal dari Ponorogo sedangkan
AS atau The US 4th July Independence
Day Festival di Washington, DC. Pada
15 April 2010 mereka membuat kagum
penonton Amerika dan internasional di
Festival Tahunan Cherry Blossom yang
terkenal di jantung kota Washington,
DC.
Singo Lodoyo pernah tampil di Asia
Heritage Festival pada 22 Mei 2010
di Pennsylvania Avenue, Washington,
DC dengan Capitol Hill sebagai latar
katanya. Dalam sekali pentasnya, Reog
Singo Lodoyo memboyong puluhan
anggotanya yang disesuaikan dengan
kebutuhan yang ada. Kalau untuk
ful Reog Ponorogo sekitar 35 orang
sedangkan yang sederhana hanya
menampilkan 20-25 orang. “Mereka
semuanya naik bis, ya kalau pentas di
luar kota hitung-hitung piknik keluarga
juga dan semuanya dibawa senang
saja“ kata Bandi.
Telp: SF (415) 213-7323 | LA (562) 383-2100 | Jakarta (62-21) 4288-6112
Majalah Kabari | 15