Majalah Kabari Vol 108 Februari - Maret 2016 | Page 24

24 | KESEHATAN Bahaya Trauma Tulang Belakang akibat Hernia Nucleus Pulpous (HNP), sebaiknya jangan menerima pelayanan Chiropractics karena berbahaya. Datanglah, ketempat pelayanan Chiropractics, yang telah mendapatkan surat izin (licenses). Bagi pelayan Chiropractics, atau disebut dokter chiropractics adalah orang terlatih yang telah melalui training chiropractics. Utamakan, sebelum mendapat pelayanan chiropractics, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter fisioterapi, ataupun rehabilitasi medicine, sehingga mereka bisa memberikan arahan yang tepat. Jika Anda merasakan nyeri di tulang belakang, sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan ahli, untuk memastikan penyebab nyeri, karena penegakan diagnose sangat penting, untuk memastikan, Anda terhindar dari kontra indikasi pemberian pelayanan Chiropractics. Khususnya, nyeri di daerah leher, dianjurkan untuk lebih berhati-hati, hal ini terutama karena bagian leher merupakan bagian yang sangat vital, dimana bagian tulang leher bisa saja terjadi dislokasi tulang leher yang akibatnya bisa mematikan. Hal ini, karena pada tulang leher ada 7 ruas tulang leher dan masing-masing ruas dihubungkan oleh 2 macam sendi: bantalan tulang (diskus) dan sendi penyangga kiri dan kanan (prosesus artikularis superior dan prosesus artikukaris inferor, atau disebut juga facet). Jika tulang dan sendinya melejit, maka hubungan persendian leher dan ruas tulang lehernya menjadi tidak stabil dan akan mencederai sumsum tulang belakang di dalamnya dan selanjutnya terjadilah kejadian fatal seperti dijelaskan di atas tadi (yang bisa menimbulkan kelumpuhan hingga kematian). (*) Dr. Taruna Ikrar M. Pharm., MD., Ph.D University of California, School of Medicine, Irvine, USA Dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., MD., Ph.D. lahir di Makassar, 15 April 1969 adalah seorang dokter dan ilmuwan berkebangsaan Indonesia dalam bidang farmasi, jantung, dan syaraf. Di dunia internasional, ia lebih dikenal sebagai salah satu peneliti yg memopulerkan sistem AlstR (allatostatin receptor) dalam tulisan yang telah dipublikasikan di jurnal Kabari Frontiers of Neural Circuit edisi 20, Januari 2012, dan metode pengobatan “gene therapy” yang dipublikasikan di Nature