Majalah Kabari Vol 103 September - Oktober 2015 | Página 29

EKSKLUSIF Mensos bersama Anggi Afriansyah, perenang SOIna, sekaligus pemecah rekor. Mensos mengalungkan Medali Emas SOIna pertama di World Games 2015. KEDEKATAN DENGAN GUS DUR Anda dikenal dekat dengan Alm. Gus Dur. Bagaimana Anda melihat sosok beliau? Foto: Dok. Kabari Gus Dur selalu berpesan dan itu selalu saya sampaikan kepada teman-teman yang ingin menyerupakan dirinya dengan Gus Dur. Saya bilang, Gus Dur tidak ingin kita itu seperti Gus Dur, karena beliau selalu bilang be yourself and do the best. Artinya, identitas dan integritas diri kita itu menjadi sesuatu yang sangat penting. Apa yang bisa kita lakukan hari ini, kita lakukan hari ini dan lakukan yang terbaik. Ada satu amanat beliau yang saya baru Januari kemarin menyampaikan kepada keluarga Gus Dur. Itu pun lebih karena saya diminta sambutan acara dan panggungnya persis bersebelahan dengan makam Gus Dur di Tebu Ireng, Jombang. Beliau sempat pesan kepada saya 3 kali waktu itu. Saya tanya Pak Alwi Shihab, beliau tidak dapat pesan itu, Pak Mahfud MD pun tidak dapat pesan itu. Teman-teman saya yang saya rasa intensitas komunikasinya dengan Gus Dur cukup tinggi kok tidak dapat pesan, tapi kenapa saya dapat pesan itu sampai 3 kali? Dari sekitar 2 tahun sebelum meninggal, terakhir 2 bulan sebelum meninggal, tiga kali beliau berpesan, kalau nanti beliau sudah meninggal, tolong dituliskan di batu nisannya “The Humanist Died Here”. Itu pesan yang beliau sampaikan. Alasan kemanusiaanlah yang menjadikan Gus Dur tidak pernah lelah dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Hal-hal apa yang tidak banyak diketahui orang mengenai Gus Dur? Tidak banyak teman yang Gus Dur bisa bercerita bagaimana keluarganya. Biasanya saya bisa menemani Gus Dur sampai 2, 3, 4 jam. Agak lama terutama setelah beliau tidak menjadi Kabarinews.com Presiden. Ketika bersama-sama di kantor PKB, saya biasa, dalam waktu yang cukup lama, menemani Gus Dur, apakah menjelang maupun selesai rapat. Ada wacana mengenai penetapan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional. Pendapat Anda? Sudah itu. Sekarang tinggal melanjutkan ke Dewan Gelar. Kemsos tinggal melanjutkan dari Tim TP2GP yang 2 tahun lalu sudah pernah memutuskan bahwa Gus Dur memenuhi syarat untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional. Banyak orang yang salah persepsi, dipikir itu usulan Khofifah. Tetapi saya ingin menyampaikan, bahwa siapa pun warga bangsa boleh mengusulkan siapa saja yang dianggap memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Syarat untuk gelar Pahlawan Nasional memang harus sudah meninggal. Artinya, semua jejaknya dalam sejarah kehidupan dihabiskan untuk memberikan perjuangan dan perbaikan bangsanya, perjuangan kemanusiaan, dan tidak ada cacat di dalam perjalanan hidupnya. Sekarang tinggal penetapan oleh Dewan Gelar, setelah itu kapan Presiden berkenan memberikan gelar Pahlawan Nasional. Pesan untuk Diaspora Indonesia Saya berharap ada push and pull theory. Kalau didorong oleh daerah, kemudian ke luar negeri dan suksesnya di luar, bagaimana mereka dapat ditarik lagi untuk penguatan dan pemberdayaan masyarakat Indonesia. Kita sukses di luar negeri, ayo sukses itu kita bawa untuk meningkatkan kesejahteraan, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan peran Indonesia. (1014) Kabari |29