Majalah Kabari Vol 103 September - Oktober 2015 | Page 10
B E R I TA T E R H A N G AT
Tim Kabari mewawancari ketua DPR Setya Novanto dan wakil DPR Fadli Zon
Serikat dari Partai Republik Donald Trump ini sebagai hal
yang memalukan. Selain itu, Seknas FITRA juga menilai
kunjungan anggota DPR ke Amerika Serikat merupakan bentuk
pemborosan dengan angka kisaran Rp 10 miliar dengan asumsi
berbagai tunjangan yang mereka dapatkan. Manager Advokasi
dan Investigasi Seknas FITRA, Apung Widadi menyatakan
kehadiran rombongan ke acara Partai Republik sebagai sebuah
kesalahan.
Belum lagi dengan para netizen yang mengeluarkan tujuh
petisi menyangkut persoalan ini di Change.org. Petisi dari
masyarakat itu menuntut kedua tokoh politik untuk meminta
maaf, mengundurkan diri, bicara terus terang soal motivasinya,
atau dicopot jabatannya.
Namun Setya Novanto kepada KABARI mengatakan
pertemuan itu adalah pertemuan dalam rangka persahabatan.
“Kita diundang ya kita datang dan kita mengapresiasi
Donald Trump yang telah berinvestasi di Indonesia dengan
pembangunan residensial bintang enam terbaik di Asia. Tentu
saya sangat apresiasi tetapi bukan untuk mendukung Donald
Trump” katanya.
Senada dengan Setya, Fadli Zon mengatakan sederhana
saja bertemu dengan Donald Trump, karena yang berinvestasi
itu Donald Trump. Kami hadir bukan di acara kampanye tetapi
hanya di konferensi pers. Konferensi pers dan kampanye itu
adalah terminologi yang berbeda, Konferensi pers itu bertemu
10 | Kabari - USA
dengan wartawan, sedangkan kampanye itu merupakan suatu
ajakan dalam rangka untuk pemilihan umum. “Pemilu saja belum
jelas, kandidatnya juga belum jelas” bilang Fadli.
Akan halnya dengan aksi selfie yang dilakukan rekan
sejawatnya, Setya berucap Fadli Zon memang suka selfie dengan
para tokoh-tokoh dunia jika bertemu dan mengambil tanda tangan
karena dia adalah ahli perpustakaan. ”Agenda kami di AS ini
sangat banyak, dari bertemu para anggota parlemen, diaspora
Indonesia di AS, pengusaha Indonesia, dan memberikan hal-hal
yang terbaik memberikan keyakinan kepada mereka. Memang
itu adalah tugas negara dan sudah diatur sedemikian rupa, dan
terjadwal dan kami datang ke AS bukan untuk main-main” kata
Setya.
Terkait dengan pelaporan para anggota DPR terhadap
mereka berdua ke MKD. Fadli mengatakan, berencana
melaporkan balik anggota Dewan yang melaporkan dirinya,
jika laporan itu tidak didasarkan pada fakta-fakta yang objektif.
“Mereka ini mengada-ngada, kita ketemu dengan Donald
Trump, pengusaha yang punya investasi di Indonesia termasuk
di Dapil saya di kabupaten Bogor, di Kecamatan Cigombong. Di
saat ini dimana nilai tukar rupiah merosot dimana anggota DPR
yang peduli terhadap rakyat yang mengadukan kami dimana
perannya. Justru hal-hal sepert