Majalah Hidup Sehat Vol 41 Januari 2021 | Page 24

Penyakit Kritis Jadi Penyebab Kematian Terbesar di Asia Tenggara , Ini Cara Lakukan Antisipasi

Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa memprediksi kapan , atau penyakit apa yang bakal menyerang mereka di masa yang akan datang . Risiko akan terserang sebuah penyakit tentu akan tetap ada , dan bisa datang kapan saja meski seseorang sudah menerapkan gaya hidup sehat .
Data Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) menyebutkan bahwa , di tahun 2016 ada tiga besar penyakit yang masuk ke dalam 10 besar penyebab kematian terbesar di Asia Tenggara . Nomor satu adalah Iskemia jantung , stroke , dan infeksi saluran pernapasan bawah .
Bukan rahasia lagi bahwa , biaya kesehatan di Indonesia memang luar biasa mahal . Belum lagi , kenaikan biaya kesehatan di Indonesia menurut survei Wilis Towers Watson secara gross berkisar antara 10 % hingga 11 % per tahun .
Memiliki jaminan kesehatan berupa asuransi kesehatan tentu akan menjadi solusi untuk melindungi keuangan Anda dari pengeluaran besar secara mendadak untuk membiayai perawatan penyakit kritis . Namun tidak semua asuransi kesehatan dan asuransi jiwa memiliki manfaat perlindungan terhadap penyakit kritis .
Apa yang harus kita ketahui soal asuransi penyakit kritis , dan bagaimana cara memilih produk asuransi penyakit kritis ? Berikut tips dari Lifepal . co . id .
Manfaat asuransi penyakit kritis berbentuk santunan uang tunai
Santunan tunai asuransi penyakit kritis diberikan saat nasabah terdiagnosis salah satu dari beberapa jenis penyakit kritis yang ditanggung oleh polis . Jumlah penyakit kritis yang bisa ditanggung oleh satu perusahaan asuransi juga berbeda-beda .
Ada yang meng-cover 30-an jenis penyakit kritis , ada pula yang memberikan proteksi terhadap hingga 60- an jenis penyakit kritis . Biasanya perusahaan asuransi memuat daftar jenis penyakit kritis yang ditanggung , baik dalam brosur produk maupun polis .
Menurut bentuknya , asuransi kritis dibagi menjadi dua yaitu asuransi penyakit kritis murni atau yang hanya berfokus pada asuransi penyakit kritis saja , dan satu lagi berbentuk rider .
Ketika asuransi penyakit kritis tersebut berbentuk rider , nasabah harus terlebih dahulu tergabung dalam polis asuransi kesehatan atau jiwa , sebelum akhirnya membeli polis tambahan penyakit kritis .
Sama seperti asuransi kesehatan atau jiwa , besaran premi asuransi penyakit kritis juga akan mengikuti usia dari tertanggung . Semakin tua usia tertanggung maka semakin mahal pula premi yang harus dibayarkan .
24 | MAJALAH Hidup Sehat Edisi 41