Majalah FAKTA 01/nov-2016 | Page 2

Tren Fashion Veneer Gigi Kelinci Istilah gigi kelinci dalam kamus kesehatan gigi dan mulut bukan hal baru. Dinamakan gigi kelinci karena bentuknya yang menyerupai gigi kelinci. Pada mereka yang bergigi kelinci, gigi seri pertama di sebelah atas kadang tumbuh lebih lebar dan lebih panjang dibanding gigi sebelahnya sehingga tampak menonjol. Dulu, penampilan gigi kelinci dianggap sebagai masalah karena dijadikan bahan ledekan orang. Sekarang, gigi kelinci dijadikan trend baru seperti halnya penggunaan kawat gigi pada tahun-tahun sebelumnya. Sekarang ini, gigi kelinci bisa jadi milik siapa saja. tanpa pembiusan. Selain itu pemasangan veneer harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. Gigi kelinci yang bersifat anomali, meski tidak sampai membahayakan jiwa, bila tidak dirapikan bisa terjadi fraktur atau patah pada gigi yang menonjol tersebut. Perlu juga untuk diingat, pada dewasa dengan usia 65 tahun ke atas tulang rahang, gusi dan jaringan penyangga gigi di sekitarnya lama kelamaan akan mengalami penyusutan, terlebih pada gigi yang kurang terjaga kebersihan mulutnya. Maka pada gigi kelinci otomatis gigi akan terlihat slightly lebih panjang lagi dari sebelumnya. Veneer merupakan lapisan tipis yang sewarna dengan gigi, didesain untuk menutup permukaan depan gigi. Begitu dijelaskan drg. Callista. Veneer digunakan untuk memperbaiki warna, bentuk atau posisi gigi dengan kriteria tertentu. Tidak ada perawatan khusus yang mesti dilakukan. Lazimnya pada perawatan gigi dan mulut umumnya, gigi mesti disikat minimal dua kali sehari, pagi hari setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur. Callista juga mengingatkan untuk melakukan cekup gigi sekaligus membersihkan karang gigi minimal enam bulan sekali agar kesehatan gigi selalu terpantau dan terjaga. Ini untuk mencegah dan mendeteksi awal penyakit-penyakit berat seperti kanker mulut, kanker lidah, tumor gigi atau lidah, sampai gejala osteoporosis, sambungnya. Bahan yang digunakan untuk veneer menggunakan bahan terbaik. “Bisa terbuat dari bahan composite, porcelain, ceramic ataupun zirconia,” kata drg. Callista. Proses Veneer menurut drg. Callista tidaklah menyakitkan meski proses dilakukan