MAJALAH DIMENSI | Page 14

Tak pelak , perempuan menjadi suatu pasar “ basah ” bagi jenis industri yang tergolong baru di Indonesia : industri kecantikan .

GADIS itu berulang kali melihat ke arah foto yang ditempelkannya di dinding beberapa saat sebelumnya . Terlihat gamang , ia bolak-balik membandingkan foto itu dengan dirinya , begitu berbeda . Foto yang tertempel di dinding kamarnya adalah gambaran tubuh langsing yang ia idamkan .

Tak jelas apakah dimulai dengan pesatnya industri kecantikan berbondong-bondong membuat produk-produk kecantikan dalam berbagai jenis , atau dimulai dengan pesatnya masyarakat Indonesia ( terutama wanita ) mengikuti tren yang sedang booming . Yang jelas , keduanya berkaitan erat .
Di lain tempat , seorang gadis yang juga gamang terlihat melangkahkan kakinya dengan perlahan di sebuah rumah sakit tempat ia berniat untuk melaksanakan operasi plastik . Demi sang pacar , ia ingin memperbesar payudaranya .
Itulah dua dari sekian adegan dalam sebuah video klip dari grup vokal TLC yang berjudul “ Unpretty ”. Video klip tersebut menggambarkan betapa perempuan-perempuan kini telah termakan oleh “ standar cantik ” yang seolah telah ditetapkan oleh pasar .
Langsing , tinggi , putih , berambut lurus , dan berhidung mancung kini banyak kita lihat di berbagai media massa . Tak hanya di media massa , namun juga dapat kita lihat secara langsung saat kita mengunjungi pusat perbelanjaan , dimana banyak terdapat Sales Promotion Girl atau SPG . Ikon itulah yang menjadi rujukan kata “ cantik ” masa kini . Yang “ cantik ” seperti itu banyak dicari oleh Production House atau PH karena dipercaya bisa lebih meyakinkan masyarakat untuk menggunakan produk yang dipromosikan .
“ Kalo model yang dicari-cari sama advertising itu ya wanita yang memiliki kecantikan sempurna . Biasanya kalo mereka ( advertising-red ) nyari , mereka lebih memilih model catwalk untuk mempromosikan produk mereka ”, ungkap Amalina Hanika , mahasiswa yang telah menjadi model sejak 1999 .
Yang dimaksud dengan model catwalk adalah mereka yang memiliki tinggi badan minimal 165 cm dengan berat badan proporsional , memiliki karakter , cantik , dan berpenampilan menarik .

Tak pelak , perempuan menjadi suatu pasar “ basah ” bagi jenis industri yang tergolong baru di Indonesia : industri kecantikan .

Pemutih kulit , pelurus rambut , pemancung hidung , dan berbagai produk kecantikan lainnya kini tak sulit kita cari . Kini juga bermunculan salon-salon yang menawarkan model rambut ala Korea , sesuai dengan tren masyarakat Indonesia yang sedang menggilai segala sesuatu yang berbau negeri ginseng tersebut .
Tak pelak , perempuan menjadi suatu pasar “ basah ” bagi jenis industri yang tergolong baru di Indonesia : industri kecantikan .
“ Cantiknya wanita yang menjadi model atau bintang iklan adalah cantik yang dibentuk oleh industri kecantikan , yaitu wanita yang putih , tinggi , hidung mancung , dan rambut panjang yang tidak menggakmenggok ( lurus-red )”, kata Rini Iswari , dosen Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Semarang .
Rini melanjutkan , karena itu , tak jarang orang yang menginginkan pernikahan dengan pasangan orang asing . Dianggapnya akan menghasilkan keturunan yang bagus dan lebih menarik .
Untuk melawan definisi “ cantik ” yang mainstream itu , sebuah penerbit di Inggris merilis majalah wanita dengan nama “ Just As Beautiful ”. Berbeda dengan majalah wanita lainnya yang menampilkan model-model “ cantik ”, majalah ini menampilkan wanita-wanita dengan tubuh cenderung gemuk . Dalam majalah ini juga tak akan kita temui artikel mengenai petunjuk diet atau cara instan menurunkan berat badan .

14 majalah dimensi | edisi 48