MAJALAH DIMENSI | Page 7

\ SURAT PEMBACA \ Jangan Hanya Negatif Reza Baskara Adi - Teknik Elektro Ungkap Sisi Positif Polines, M EMANG tidak bisa dipungkiri sistem pembelajarannya dan hal-hal yang berhubungan langsung dengan mahasiswa yang masih sering dikeluhkan oleh sebagian mahasiswa. Memang kawan-kawan semua mempunyai hak untuk berpendapat dan mempunyai hak untuk menilai suatu apapun. Akan tetapi, kita sebagai mahasiswa yang baik jangan memandang sesuatu dari satu sisi saja. Terkadang kita menilai Polines hanya dari sisi negatifnya saja (semoga ini hanya kekhilafan saja). Mengkritik hal-hal yang kita anggap itu membuat tidak nyaman bagi kita secara pribadi lalu mengumbar kekesalan kita kepada orang lain sehingga orang lain akan tersugesti oleh ketidakpuasan kita pada suatu hal tertentu. Tentunya, ini akan berimbas buruk tentang penilaian orang lain terhadap Polines. Kita, yang kuliah di Polines juga akan juga akan dianggap kurang ‘wah’ karena penilaian orang lain terhadap Polines kurang baik. Akan tetapi hal itu akan bisa diminimalisir dengan cara kita bisa menilai secara positif terhadap Polines. Ada banyak hal positif yang ada pada kampus kita tercinta ini. Memang sistem perkuliahan Politeknik Negeri Semarang (Polines ) berbeda dengan sistem perkuliahan pada universitas pada umumnya. Perlu disiapkan kekuatan mental, fisik, kemampuan, dan kemauan yang lebih. Oleh karenanya, itulah tujuan diadakannya LDK (Latihan Dasar Kedisiplinan) pada saat awal masuk Polines yang bisa melatih aspekaspek di atas. Memang saya pribadi mengakui awalnya berat kuliah di sini, tetapi saya bisa mulai berapdatasi dengan sistem pembelajarannya perlahan-lahan. Bagaimana dengan kawan-kawan? Dan pada akhirnya saya sadar tujuan utama Polines adalah menghasilkan alumni-alumni yang bisa memberi kontribusi yang besar pada perusahaan-perusahaan level nasional, multinasional hingga internasional, apalagi perusahaan swasta yang memang mengedepankan kedisiplinan, tanggung jawab dan aturan yang sudah menjadi komitmen perusahaan untuk terus tetap bisa bersaing. Hal inilah yang mendasari mengapa sistem perkuliahan di Polines bisa dibilang ‘ketat’. Ya, karena kita akan mulai dibiasakan sejak dini dengan sistem perusahaan yang sudah menjadi kiblat untuk bisa belajar dari cara bagaimana agar bisa maju dan tetap bersaing karena persaingan dalam lapangan pekerjaan semakin lama akan semakin meningkat. Jadi, apabila kita sudah masuk pada lingkungan suatu industri, kita tidak kaget lagi dengan aturanaturan yang diberlakukan oleh suatu industri. Hal-hal kecil yang menjadi contoh misalnya, dalam perkuliahan, Senin-Kamis kita ada jadwal sehari 8 jam dan banyaknya tugas-tugas yang diberikan pada perkuliahan. Hal itu sama dengan apa yang diterapkan suatu industri yang menuntut kita untuk tanggung jawab dan disiplin pada pekerjaan kita nantinya. Jadi, bersyukurlah kita karena kita akan terbiasa dengan hal-hal tersebut. Selanjutnya, mengenai fasilitas. Fasilitas yang ada di Polines jika dilihat dari cover-nya memang terlihat kurang mewah jika dibandingkan dengan yang lainnya. Banyak yang menganggap gedungnya terlalu kecil-lah, wifi lambat-lah, ruang kelas panas-lah, peralatan di lab kurang memadai-lah, dsb. Untuk masalah gedung kenapa tidak seluas yang lainnya? Menurut saya, Polines lebih memprioritaskan dana yang ada untuk menunjang kebutuhan para mahasiswa . Seperti contohnya lab. Pada lab kita, peralatan-peralatan yang ada bisa dibilang sudah canggih sehingga kita tidak ketinggalan jaman. Saya pernah mendapatkan cerita dari seseorang yang kuliah di suatu perguruan tinggi ternama dan favorit bahwa di kampus dia tidak ada lab. Untuk bisa mempunyai lab, pihak perguruan tinggi hanya menyediakan sebuah ruangan yang kosong lalu mahasiswa sendiri yang membuat agar ruangan tersebut bisa menjadi lab dengan bagaimanapun caranya. Dan akhirnya dengan tekad dan kreativitas mereka, jadilah sebuah lab. Dan lab Polines menjadi tujuan para mahasiswa dari