SIAPA yang tak mengenal bakso? Di daerah manapun kaki berpijak di negara kepulauan ini, seringkali kita menemui tempat yang menjajakannya. Penjajanya beragam, dari pedagang kaki lima hingga restoran elit. Pada dasarnya, bakso dapat disajikan dengan bermacam racikan. Bahkan, beberapa daerah menjadikan racikan baksonya sebagai makanan khas daerah. Bakso lombok uleg misalnya, racikan bakso yang menjadi ciri khas dari daerah Temanggung, sebuah kabupaten yang berada tepat di sebelah selatan Kabupaten Semarang. Bakso ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sajian bakso pada umumnya. Bolabola daging, tahu dan kupat berbumbu kecap serta merica yang bermandikan kuah kaldu lalu ditaburi dengan seledri dan bawang goreng. Perbedaannya terdapat pada cabe rawit yang di-uleg (dihaluskanred) langsung pada mangkuk penyajiannya sebelum bahan lain dimasukkan. Oleh karenanya, bakso ini dinamakan bakso “lombok uleg”.
Ciri khas rasa pedas cabe rawit di dalamnya menjadikan kuliner ini wajib dicoba oleh mereka yang mengaku penggemar pedas. Namun, hal ini tidak perlu dikhawatirkan bagi pecinta kuliner yang tidak begitu suka dengan rasa pedas karena bakso ini dapat disajikan dengan kadar kepedasan sesuai selera penikmatnya. Jumlah cabe rawit yang diuleg dalam satu porsi dapat menyesuaikan selera pelanggannya. Bakso yang menjadi kuliner favorit masyarakat ini dapat dijumpai di beberapa sudut yang tersebar di daerah Temanggung. Pilihan tempat beragam, karena tidak sedikit Pedagang Kaki Lima atau warung yang menjajakannya. Bahkan terdapat beberapa brand bakso lombok uleg yang telah membuka cabang di kota besar seperti Yogyakarta dan Semarang. Meski banyak yang menjajakannya, pada umumnya kita hanya perlu merogoh kocek 8 ribu rupiah untuk menikmati satu porsi bakso. []
BICARA TEMANGGUNG, BICARA BAKSO LOMBOK ULEG
Oleh: DIan Adi Pratama
Foto : Galih Alfandi
edisi 49 | majalah dimensi
65