MAJALAH DIMENSI | Page 5

DARI DAPUR S UDAH sejak lama saya menantikan saat-saat menuliskan ini. Rubrik ini memang biasanya dibuat ketika majalah sudah hampir siap untuk naik cetak atau menuju ke percetakan. Setelah melewati proses panjang yang rasa-rasanya tak kunjung berakhir, sekarang tiba saatnya bagi saya untuk menyampaikan salam sekaligus pengantar bagi pembaca. Namun sebelum “mengantarkan” pembaca ke sajian laporan-laporan kami, terlebih dahulu saya ingin menyampaikan permohonan maaf kepada pembaca sekalian. Saya sebagai penanggungjawab penerbitan majalah Dimensi edisi 49 ini memohon maaf kepada pembaca, khususnya segenap civitas akademika Politeknik Negeri Semarang, karena keterlambatan penerbitan. Dalam edisi kali ini, kami mengangkat isu utama berkaitan dengan budaya, yakni kondisi bahasa lokal atau bahasa daerah yang menunjukkan tanda-tanda menuju kepunahan. Bisakah Anda membayangkan bahwa bahasa daerah yang mungkin Anda gunakan sekarang, akan hilang dalam beberapa dekade kedepan? Dengan memahami bahasa, kita dapat mengenal lebih dalam tentang identitas kita sendiri. Pada rubrik laporan khusus, kami menyajikan tema yang berbeda dengan laporan utama. Adalah revolusi media pergerakan massa yang mengisi laporan khusus dalam edisi 49 ini. Nyata sekali bahwa di Indonesia, masyarakat telah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memulai perubahan. Ungkapan “ribuan kilometer perjalanan dimulai dari satu langkah kecil” mungkin pas untuk menggambarkan betapa perubahan besar selalu dimulai dengan aksi kecil, termasuk seruan atau “kicauan”. Dalam rubrik-rubrik selanjutnya, kami ingin mengajak pembaca untuk lebih mengenal Semarang dan Jawa Tengah. Lewat pengenalan sosok, komunitas, kuliner, hingga destinasi wisata. Proses peliputan ini pun membuat kami semakin takjub, ternyata Jawa Tengah itu sangat kaya! Dan ternyata menyenangkan sekali bisa mengeksplorasi kekayaan budaya kita sendiri alih-alih mengikuti budaya asing yang perlahan tapi pasti menyisihkan budaya asli daerah kita. Namun hidup itu pilihan. Kita bisa memilih untuk bertahan berpegangan pada akar, atau merelakan diri hanyut terbawa arus. Akhir kata, selamat menikmati sajian kami dalam edisi ini dan sampai jumpa di 50. Hidup pers mahasiswa! - REDAKSI -