OPINI
Proker:
Inovasi atau
Gengsi?
Narasumber: Nico Pracahya (KU 2A)
Penyunting: Annora Deshty Zaneta (Crew Magang)
Desain: Hilmi Imawan
Program kerja (proker) merupakan sarana sebagai sebuah organisasi mahasiswa (ormawa) dalam memajukan
dan membawa nama baik civitas akademika. Dari proker, anggota ormawa, yakni mahasiswa, bisa mencurahkan
gagasan mereka kemudian diimplementasikan secara baik untuk dinikmati seluruh anggota kampus. Tentunya,
proker tersebut bukanlah proker yang sekadar proker hura-hura, bukan hanya proker yang menghabiskan dana
hingga di luar batas logika dan ujung-ujungnya tidak bermanfaat. Menanggapi hal tersebut, berikut adalah
opini dari Nico Pracahya, mahasiswa KU-3A yang kini juga menjabat sebagai Direktur UKM Kewirausahaan.
U
ngkapan seperti “Tahun ini panggil
pembicara siapa?”, “Tahun ini tema
konsernya apa? Guest Star-nya siapa?” atau
“Dulu angkatanku bisa panggil ini, masa
kamu cuma panggil itu?” bahkan hingga terlontar
“Ormawa itu bikin acara ini lho, kapan kita juga bikin?
Jangan mau kalah dong.” kerap muncul di komunitas
ormawa. Seperti telah menjadi hal biasa memang jika
proker dijadikan sebagai ajang gengsi antar ormawa.
Tak hanya antar ormawa di luar kampus dan di dalam
kampus, melainkan juga menjadi ajang gengsi bagi
antar angkatan di dalam sebuah ormawa itu sendiri.
Kegiatan sharing bersama alumni yang bertujuan
berbagi pengalaman ketika masih dalam masa kerja
dan melaksanakan program kerja mereka, seringkali
justru menjadi ajang pamer dari masing-masing
angkatan. Secara tersirat, masing-masing angkatan
mengunggul-unggulkan program kerja yang telah
terlaksana di angkatan mereka, tanpa melihat tujuan
dari kegiatan sharing tersebut. Padahal esensi dari
diadakan sharing adalah untuk berbagi informasi
mengenai hal apa saja yang harus dilakukan dan hal
apa saja yang tidak boleh dilakukan, agar kesalahan
angkatan lalu yang lalu tidak terulang kembali.
Terlepas dari hal itu, pengurus ormawa yang baru
seakan-akan terdoktrin pada ungkapan bahwa
“angkatan ini harus lebih baik dari angkatan
sebelumnya”. Ketakutan akan prestasi yang menurun
merupakan hal yang wajar, namun sebenarnya
tidak perlu aksi yang berlebih untuk menunjukkan
eksistensi sebuah angkatan. Program kerja yang
diselenggarakan dari tahun ke tahun memang harus
semakin kreatif, inovatif, dan selalu mengikuti
perkembangan zaman, namun semua itu juga harus
kepada sisi yang positif.
Perbaikan dan inovasi secara terus menerus memang
sudah menjadi hal yang wajib dilakukan oleh sebuah
ormawa, tetapi jangan sampai sebuah ormawa
seolah-olah menjadi latah akan sebuah proker. Jika
sedang musim DJ, apakah lalu semua ormawa ingin
mengundang DJ? Padahal kita tahu kegiatan tersebut
tidak sesuai dengan tujuan dan bidang dari sebuah
ormawa.
Oleh karena itu, sebaiknya tujuan dan implemetasi
sebuah program kerja disesuaikan dengan kebutuhan
mahasiswa dan disesuaikan dengan visi misi dari
ormawa, sehingga tujuan didirikan ormawa dapat
benar-benar tepat sasaran.
DIMENSI | 23