Majalah Digital Kabari Edisi 91 - 2014 | Page 71

PENDIDIKAN “Kita tahu Amerika ini seperti sentral, hampir untuk semuanya termasuk juga untuk kedokteran dimana penelitiannnya No 1 dan lainnya, banyak kiblat ilmu di Indonesia mengambil dari Amerika. kalau ada kesempatan langsung belajar ke sumbernya, kenapa tidak” Itulah ungkapan seorang Febrina Theresia, seorang dokter asal Indonesia yang melanjutkan studi spesialisasi kedokteran dan karirnya di negeri paman sam. Febriana bercerita kepada kabari, sebelum hijrah ke Amerika dia merupakan seorang dokter umum. Sampai suatu waktu, dalam angannya terbesit ingin melanjutkan karir dokternya di negara lain. “Awalnya saya tidak tahu apa-apa, kita pikir ingin melanjutkan spesilisasi di Indonesia, tetapi kenapa tidak mencoba spesilisasi di negera lain” tutur jebolan fakultas kedoketran UKI ini. Setelah dipikir-pikir karena sebelumnya timbul keinginan untuk menimba ilmu di Filipina, atau Eropa, namun pilihan Febrina akhirnya jatuh untuk melanjutkan karir dan studi dokternya di Amerika. Karena, menurut Febriana, sampai saat itu dia belum pernah mendengar ada dokter Indonesia yang bisa tembus disana. Hanya saja, secara kebetulan ada kabar dari temannya yang memberitahu dirinya sedang melakukan persiapan untuk persamaan dokter di Amerika. Dari sanalah Febriana bisa tahu ada persamaan dokter di AS. Namun sebelum diizinkan untuk praktek kedokteran di Amerika Serikat, kata Febriana, dokter dengan gelar MD diminta untuk lulus ujian Medical Licensing Examination atau USMLE. USMLE ini disponsori oleh The Federation of State Medical Boards (FSMB) and The National Board of Medical Examiners (NBME). “USMLE kalau di Indonesia seperti STR atau Surat Tanda Registrasi. Dengan kata la