mereka sibuk dengan profesi
masing-masing. Ada yang
menjadi dokter, bekerja di
bank, menjadi dosen atau
pengacara. Hanya Tetet yang
sejak kecil setia menekuni
jalur seni hingga sekarang.
“Saya juga heran, karena
hanya saya saja yang terus
menekuni dunia seni. Dunia seni itu rasanya terus-menerus memanggilmanggil nama saya. Pergi ke mana saja, langsung pengalaman atau
visi estetis itu seperti minta dituangkan ke bentuk visual atau catatancatatan. Makanya, saya selalu membawa buku. Saya catat apa yang
terlintas tatkala berada di dalam suatu situasi, dan itu menjadi motif
lukisan atau tulisan baik cerpen atau puisi,” kata Tetet, yang gembira
kecintaannya pada seni lukis dan menulis juga mengalir di dalam
darah anak-anaknya.
“Putri bungsu saya membuat desain dari batik saya menjadi produk
fungsional, seperti dasi, dompet atau tas. Pendek kata, proses
kreativitas seni ini menjadi kegiatan di keluarga kami,” ujarnya.
Tetet C Popo Iskandar terus berkarya, memenuhi panggilan hatinya
dengan sepenuh jiwa raga. Tak heran, jika berbagai penghargaan pun
mengalir kepadanya sebagai bentuk pengakuan atas karya dan
pencapaian pribadinya. Satu yang menarik adalah penghargaan dari
Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) atas kreativitasnya
mengawinkan seni lukis menjadi batik, lalu dituangkan menjadi larik
bait dalam puisi hingga akhirnya menjadi lagu. Sungguh kreatif! n
(1003)
Untuk share artikel dan nonton video ini,
Klik www.KabariNews.com/?50794
STAY
TUNE
Pasar Senggol
di Los Angeles 2013,
Untuk Vendor, Silakan email ke
[email protected]
Setiap bulan Lebih dari 20-30 Karyawan & Experts Ikut membantu Kabari
di Amerika dan Indonesia, Quality is Number One, tanpa Copy & Paste
KabariNews.com #70, Des 12 - Jan 13 | 29