[indonesia]
lokomotif KA dari General Electric (GE), Amerika.
“Jadi, semuanya benar-benar bergerak, bertindak. Tidak No Action
Talking Only, seloroh Bambang Susantono, tapi sungguh-sungguh.
CAPAI SASARAN TEPAT WAKTU
Jalur ganda lintas utara Jawa, masih terus dikerjakan secara
terkoordinasi. Proyek besar yang melibatkan banyak pihak, dari
Kementerian Perhubungan, Provinsi Jawa Tengah, TNI, Polri, hingga
masyarakat setempat diharapkan dapat rampung segera. Tentu
dampak positifnya akan kembali kepada semua pihak.
Kereta peti kemas
usaha kecil menengah (UKM) serta tujuan wisata baru, seperti
berwisata batik dan kuliner di Pekalongan. Jadi, destinasi wisata tidak
hanya Cirebon, melainkan di daerah-daerah sepanjang Pantura juga.
Dari sisi teori tata ruang, dengan ketersambungan atau konektivitas
ini, utara Jawa menjadi koridor. Tidak terlihat desa lagi di sana,
melainkan telah berubah menjadi kota yang bisa disebut desa kota.
Bagi pelaku usaha, ini akan memberi keuntungan yang nyata.
Bagaimana tidak? Kapasitas angkut barang berkali lipat banyaknya
dari moda seperti bus dan trailer. Dari literatur didapat perhitungan
matematis, bila 1 rangkaian KA terdiri dari 20 gerbong, katakan per
gerbong mampu mengangkut barang seberat 32 ton, berarti total
berat barang yang dibawa sebanyak 640 ton. Bila diperbandingkan,
lebih jauh lagi, itu setara dengan daya angkut 320 mobil boks, 107
truk ringan 2 axle, 46 truk besar 2 axle, 32 truk besar 3 axle dan 20
trailer.
Berarti lebih banyak barang yang terangkut dalam satu kali jalan,
sehingga perusahaan bisa memangkas frekuensi pengangkutan,
sekaligus biaya transportasi yang harus dikeluarkan. Lebih hemat
dibandingkan mereka memakai jalan darat. Ditambah waktu tempuh
menjadi lebih cepat, lebih aman, selamat dan kecil risiko dari
kecelakaan. Maka perusahaanlah yang akan dimudahkan dan
diuntungkan. Dan mereka bisa dapat lebih cepat bergerak dalam
mengelola pendistribusian.
Melihat peluang-peluang yang didapat dari terbukanya akses jalur
ganda lintas utara Jawa Jakarta-Surabaya ini, PT Kereta Api Indonesia
(KAI) juga telah merespons dengan baik. Mereka telah memesan 100
18 | KabariNews.com
Yang tak kalah diperhatikan Bambang Susantono adalah bagaimana
mewujudkan prasarana dan sarana transportasi yang humanis.
Dengan kata lain, transportasi yang bisa diandalkan, nyaman, aman,
selamat, dan dengan biaya terjangkau. “Belajar tak mengenal
berhenti”. Karena itu dengan banyak melakukan perjalanan ke luar
negeri, ia juga memanfaatkannya untuk studi banding.
“Saya pernah
mencoba
keret a api
d e n g a n
kecepatan
431 km/jam
yang disebut
k e r e t a
mag net di
Shanghai,Tiongkok. Kontrasnya, naik kereta yang ditarik keledai di
kaki Gunung Kilimanjaro, Afrika. Dari semua itu, saya petik
pembelajaran yang pada intinya saya berkesimpulan, transportasi
dipengaruhi oleh kultur budaya suatu negara,” ujar Bambang
Susantono.
Ditambahkannya, selain melakukan pembangunan prasarana, kualitas
transportasi yang baik itu harus diiringi dengan pelayanan dan
kemudahan bagi konsumen. Misalnya, pengadaan layanan call centre
yang bisa terhubung ke seluruh jaringan stasiun kereta api di Indonesia.
Semua pihak, dari pemerintah, swasta dan masyarakat punya pera