dan proses psikologis serta sosial menjadi faktor pencetus. Para
ahli dewasa ini, memusatkan mencari tahu faktor pencetusnya
pada peran neurobiology. Gejala yang kompleks telah memicu
perdebatan tentang apakah diagnosis merupakan kelainan tunggal
atau sejumlah sindrom.
(Gambar 1: Struktur Otak Normal [disebelah kiri] dan Otak Tidak
Sehat [sebelah kanan])
Pengobatan antipsikotik, terutama menekan dopamin (dan
kadang-kadang serotonin) pada aktivitas reseptor sistem saraf.
Psikoterapi dan rehabilitasi sosial juga penting dalam pengobatan.
Dalam kasus yang lebih serius, penderita ingin bunuh diri atau
membunuh orang lain, harus dilakukan rawat inap. Kelainan ini
diperkirakan terutama untuk mempengaruhi kognisi, tetapi juga
biasanya memberikan kontribusi untuk masalah kronis dengan
perilaku dan emosi. Orang dengan skizofrenia cenderung memiliki
kelainan psikologis tambahan, termasuk depresi berat dan
gangguan kecemasan, hampir 50 persen masalah-masalah sosial,
jangka panjang, kemiskinan pengangguran dan tunawisma. Harapan
hidup rata-rata orang dengan gangguan tersebut adalah 12 sampai
15 tahun, kurang dari pada mereka orang normal, dan sekitar 5
persen diantaranya mempunyai kecenderungan bunuh diri.
Perjalanan Penyakit:
Kelainan Otak yang
diperoleh pada awal
kehidupan dapat
menyebabkan gangguan
jiwa berat. Bahkan
gangguan yang berasal
sejak kecil, tetapi muncul
pada saat dewasa, bisa
berpengaruh pada tingkat
keparahan penyakit dan
menyebabkan psikosis,
gangguan jiwa
menyeluruh, dan
perubahan kesadaran.
(Gambar 2: Kelainan Otak
Yang Bermanisfestasi
Kelainan Jiwa Menahun)
Gangguan jiwa berat merupakan penyakit yang telah ditemukan
sejak ribuan tahun yang lalu. Penyakit ini memiliki gejala yang khas
pada penderita, berupa: a]. Tidak bisa membedakan antara kondisi
yang nyata dan yang tidak nyata (halusianasi), b]. Biasanya juga
berhubungan dengan masalah kecemasan (anxiety), depresi
(depression), bahkan menjadi pencetus keinginan bunuh diri
(suicidal), c]. Sangat sensitif perasaannya dan tidak stabil (Irritable
or tense feeling), d).Tidak bisa fokus dan berkonsentrasi, e]. Susah
bahkan tidak bisa tertidur, f]. Pada tahap selanjutnya mengalami
gangguan berpikir, perasaan, bahkan gangguan/kelainan tingkah
laku (behavior disorder), seperti: mendengar dan melihat sesuatu
yang tidak nyata, terisolasi dari dunia nyata, kehilangan perasaan
atau empati terhadap orang lain, malah keyakinan terhadap
sesuatu yang tidak nyata (delusion), kalau berbicara meloncatloncat dengan topik yang tidak saling berhubungan (loose
associations).
Pengobatan
Dewasa ini, dalam hal pengobatan gangguan jiwa berat, dengan
jalan perawatan di Rumah Sakit Jiwa, hal ini demi keamanan pasien
dan masyarakat sekitarnya. Selanjutnya diberikan obat anti
psikotik, baik berupa obat kimia, maupun pengobatan supportive
dan ECT (Electro Convulsive Therapy). Pada umumnya, obat
antipsikotik mengubah keseimbangan kimia dan electrolit, serta
eurotransmitter di otak sehingga dapat membantu mengendalikan
gejala, namun memberikan dampak
samping terhadap penderita.
Pengobatan penunjang juga
bermanfaat bagi banyak
penyembuhan gangguan jiwa berat.
Terapi penunjang itu, misalnya;
pelatihan keterampilan sosial, dapat
digunakan untuk meningkatkan fungsi
sosial dan pekerjaan. Peran keluarga
harus diikutsertakan, untuk
mendukung penyembuhan penderita.
Karena, penyakit gangguan jiwa berat
merupakan penyakit menahun, maka
kesembuhan pasien sangat
tergantung pada kedisiplinan
penderita meminum obat.
Kabari is the only Indonesian Media in the U.S.
that distribute Free Calendars to the Indonesian Communities. Kabari will distribute 10,000 Calendars
Nationwide this year. To register your Free Calendar, please click www.LaporanGratis.com/1112.
KabariNews.com #69, Nov - Des 2012 | 43