Majalah Digital Kabari Edisi 69 - 2012 | Page 43

dan proses psikologis serta sosial menjadi faktor pencetus. Para ahli dewasa ini, memusatkan mencari tahu faktor pencetusnya pada peran neurobiology. Gejala yang kompleks telah memicu perdebatan tentang apakah diagnosis merupakan kelainan tunggal atau sejumlah sindrom. (Gambar 1: Struktur Otak Normal [disebelah kiri] dan Otak Tidak Sehat [sebelah kanan]) Pengobatan antipsikotik, terutama menekan dopamin (dan kadang-kadang serotonin) pada aktivitas reseptor sistem saraf. Psikoterapi dan rehabilitasi sosial juga penting dalam pengobatan. Dalam kasus yang lebih serius, penderita ingin bunuh diri atau membunuh orang lain, harus dilakukan rawat inap. Kelainan ini diperkirakan terutama untuk mempengaruhi kognisi, tetapi juga biasanya memberikan kontribusi untuk masalah kronis dengan perilaku dan emosi. Orang dengan skizofrenia cenderung memiliki kelainan psikologis tambahan, termasuk depresi berat dan gangguan kecemasan, hampir 50 persen masalah-masalah sosial, jangka panjang, kemiskinan pengangguran dan tunawisma. Harapan hidup rata-rata orang dengan gangguan tersebut adalah 12 sampai 15 tahun, kurang dari pada mereka orang normal, dan sekitar 5 persen diantaranya mempunyai kecenderungan bunuh diri. Perjalanan Penyakit: Kelainan Otak yang diperoleh pada awal kehidupan dapat menyebabkan gangguan jiwa berat. Bahkan gangguan yang berasal sejak kecil, tetapi muncul pada saat dewasa, bisa berpengaruh pada tingkat keparahan penyakit dan menyebabkan psikosis, gangguan jiwa menyeluruh, dan perubahan kesadaran. (Gambar 2: Kelainan Otak Yang Bermanisfestasi Kelainan Jiwa Menahun) Gangguan jiwa berat merupakan penyakit yang telah ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu. Penyakit ini memiliki gejala yang khas pada penderita, berupa: a]. Tidak bisa membedakan antara kondisi yang nyata dan yang tidak nyata (halusianasi), b]. Biasanya juga berhubungan dengan masalah kecemasan (anxiety), depresi (depression), bahkan menjadi pencetus keinginan bunuh diri (suicidal), c]. Sangat sensitif perasaannya dan tidak stabil (Irritable or tense feeling), d).Tidak bisa fokus dan berkonsentrasi, e]. Susah bahkan tidak bisa tertidur, f]. Pada tahap selanjutnya mengalami gangguan berpikir, perasaan, bahkan gangguan/kelainan tingkah laku (behavior disorder), seperti: mendengar dan melihat sesuatu yang tidak nyata, terisolasi dari dunia nyata, kehilangan perasaan atau empati terhadap orang lain, malah keyakinan terhadap sesuatu yang tidak nyata (delusion), kalau berbicara meloncatloncat dengan topik yang tidak saling berhubungan (loose associations). Pengobatan Dewasa ini, dalam hal pengobatan gangguan jiwa berat, dengan jalan perawatan di Rumah Sakit Jiwa, hal ini demi keamanan pasien dan masyarakat sekitarnya. Selanjutnya diberikan obat anti psikotik, baik berupa obat kimia, maupun pengobatan supportive dan ECT (Electro Convulsive Therapy). Pada umumnya, obat antipsikotik mengubah keseimbangan kimia dan electrolit, serta eurotransmitter di otak sehingga dapat membantu mengendalikan gejala, namun memberikan dampak samping terhadap penderita. Pengobatan penunjang juga bermanfaat bagi banyak penyembuhan gangguan jiwa berat. Terapi penunjang itu, misalnya; pelatihan keterampilan sosial, dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi sosial dan pekerjaan. Peran keluarga harus diikutsertakan, untuk mendukung penyembuhan penderita. Karena, penyakit gangguan jiwa berat merupakan penyakit menahun, maka kesembuhan pasien sangat tergantung pada kedisiplinan penderita meminum obat. Kabari is the only Indonesian Media in the U.S. that distribute Free Calendars to the Indonesian Communities. Kabari will distribute 10,000 Calendars Nationwide this year. To register your Free Calendar, please click www.LaporanGratis.com/1112. KabariNews.com #69, Nov - Des 2012 | 43