Tampaknya, jalan masih cukup berliku
bagi Antasari untuk menguak yang
sebenarnya terjadi. Posisinya saat ini
berada di balik jeruji, sedang yang
dihadapinya sedang berkuasa, pun
juga nama-nama yang disebut, meski
tak lagi menjabat masih butuh
“keamanan”.
Di sisi lain, KPK jilid 3 ini punya janji akan menuntaskan kasus Century
dalam tempo setahun. Ini janji Abraham Samad. Seharusnya,
pengakuan Antasari ini bisa menjadi bukti baru untuk ditelusuri. Kasus
Century memang benar-benar gelap. Bahkan Jusuf Kalla yang saat itu
Wapres pun tak tahu banyak. Untung saja JK saat itu bertindak cepat
dengan memerintahkan Kapolri untuk menangkap dan menahan
Robert Tantular. Jika tidak, mungkin mereka yang menikmati dana
Century menari-nari di atas penderitaan nasabah dan rakyat.
sangat mengerti bahwa tindakan itu berpotensi melanggar hukum. Itu
sebabnya ia telah membuat langkah cepat dengan mengundang Ketua
KPK, Jaksa Agung dan Kapolri serta Menteri Koordinator bidang Politik
Hukum dan Keamanan bahkan Ketua BPK. Dalam pertemuan itu
menurut pengakuan Antasari, ia menolak rencana pinjaman (bailout)
akan menyidik jika Pemerintah melakukan tindakan bailout: SBY tahu
betul tindakan itu tak boleh dilakukan. Karenanya ia mengusahakan
meredam dampaknya dengan mengundang dan melibatkan Ketua
KPK. Hanya saja, selang 6 bulan kemudian Antasari dituduh dalang
intelektual pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen dan langsung ditahan.
Saat ini orang-orang dekat SBY dengan cepat menolak pengakuan
Antasari. Andi Mallaranggeng mengaku tidak pernah ada pertemuan
di istana membahas masalah Century. Begitu juga Denny Indrayana,
yang saat itu staf ahli Presiden bidang Hukum, menyatakan bahwa
pengakuan AA soal Bank Century adalah fitnah.
Masalahnya, siapa yang akan mengecek kebenaran testimoni
Antasari? Siapa yang berani membenarkan, meski misalnya benar
mereka turut ada di sana saat itu? Mantan Jaksa Agung Hendarman
Supandji? Mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri? Mantan Menko
Polhukam Widodo AS? Kalau Hatta Rajasa sebagai besan, jelas tak
bisa diharapkan berpihak pada Antasari.
Apapun akhir dari cerita Antasari ini, kepercayaan terhadap Presiden
SBY kini tengah mengalami ujian terberat. Sukar dipercaya jika saat
ini Indonesia sedang dipimpin oleh Presiden yang ikut merencanakan
peminjaman dalam jumlah besar dana negara untuk sebuah bank
swasta yang diambil oleh pemiliknya sendiri (Tantular bersaudara)?
Sedikitnya, terjawab teka-teki kenapa saat itu SBY ngotot sekali
menggandeng Boediono sebagai Cawapres pada Pilpres 2009.
Nyanyian dari balik jeruji besi, meski sumbang, tapi perlu didengar
dan ditelusuri, agar jelas dendangnya. Rasanya kasus Centry memang
terlalu lama untuk didengar. n (1002)
Untuk share dan memberi komentar pada artikel ini,
Klik www.KabariNews.com/?47870
Tahukah Anda?
Dengan E-Magazine, Anda bisa baca
Majalah Kabari lewat:
KabariNews.com || Kabari Facebook || Kabari Twitter
Kabari News@Yahoogroups
Berbagai Yahoogroups.com || Kabari E-zine
Praktisnya Anda bisa baca Majalah Kabari di Seluruh
Dunia melalu