Majalah Digital Kabari Edisi 66 - 2012 | Seite 20

Tampaknya, jalan masih cukup berliku bagi Antasari untuk menguak yang sebenarnya terjadi. Posisinya saat ini berada di balik jeruji, sedang yang dihadapinya sedang berkuasa, pun juga nama-nama yang disebut, meski tak lagi menjabat masih butuh “keamanan”. Di sisi lain, KPK jilid 3 ini punya janji akan menuntaskan kasus Century dalam tempo setahun. Ini janji Abraham Samad. Seharusnya, pengakuan Antasari ini bisa menjadi bukti baru untuk ditelusuri. Kasus Century memang benar-benar gelap. Bahkan Jusuf Kalla yang saat itu Wapres pun tak tahu banyak. Untung saja JK saat itu bertindak cepat dengan memerintahkan Kapolri untuk menangkap dan menahan Robert Tantular. Jika tidak, mungkin mereka yang menikmati dana Century menari-nari di atas penderitaan nasabah dan rakyat. sangat mengerti bahwa tindakan itu berpotensi melanggar hukum. Itu sebabnya ia telah membuat langkah cepat dengan mengundang Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri serta Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan bahkan Ketua BPK. Dalam pertemuan itu menurut pengakuan Antasari, ia menolak rencana pinjaman (bailout) akan menyidik jika Pemerintah melakukan tindakan bailout: SBY tahu betul tindakan itu tak boleh dilakukan. Karenanya ia mengusahakan meredam dampaknya dengan mengundang dan melibatkan Ketua KPK. Hanya saja, selang 6 bulan kemudian Antasari dituduh dalang intelektual pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen dan langsung ditahan. Saat ini orang-orang dekat SBY dengan cepat menolak pengakuan Antasari. Andi Mallaranggeng mengaku tidak pernah ada pertemuan di istana membahas masalah Century. Begitu juga Denny Indrayana, yang saat itu staf ahli Presiden bidang Hukum, menyatakan bahwa pengakuan AA soal Bank Century adalah fitnah. Masalahnya, siapa yang akan mengecek kebenaran testimoni Antasari? Siapa yang berani membenarkan, meski misalnya benar mereka turut ada di sana saat itu? Mantan Jaksa Agung Hendarman Supandji? Mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri? Mantan Menko Polhukam Widodo AS? Kalau Hatta Rajasa sebagai besan, jelas tak bisa diharapkan berpihak pada Antasari. Apapun akhir dari cerita Antasari ini, kepercayaan terhadap Presiden SBY kini tengah mengalami ujian terberat. Sukar dipercaya jika saat ini Indonesia sedang dipimpin oleh Presiden yang ikut merencanakan peminjaman dalam jumlah besar dana negara untuk sebuah bank swasta yang diambil oleh pemiliknya sendiri (Tantular bersaudara)? Sedikitnya, terjawab teka-teki kenapa saat itu SBY ngotot sekali menggandeng Boediono sebagai Cawapres pada Pilpres 2009. Nyanyian dari balik jeruji besi, meski sumbang, tapi perlu didengar dan ditelusuri, agar jelas dendangnya. Rasanya kasus Centry memang terlalu lama untuk didengar. n (1002) Untuk share dan memberi komentar pada artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?47870 Tahukah Anda? Dengan E-Magazine, Anda bisa baca Majalah Kabari lewat: KabariNews.com || Kabari Facebook || Kabari Twitter Kabari News@Yahoogroups Berbagai Yahoogroups.com || Kabari E-zine Praktisnya Anda bisa baca Majalah Kabari di Seluruh Dunia melalu