Majalah Digital Kabari Edisi 65 - 2012 | Page 37

[indonesia] dalam karyanya itu. Sekalipun hanya mengandalkan kesesuaian bunyi rima, teks pantun itu merekam potret bahasa gaul anak muda kekinian. Memang terasa kurang pas atau berelasi, karena fokusnya untuk jenaka. Makan Mie pake sumpit. Belinya di Jayakarta Hatiku memang sempit. Tapi tak sesempit Transjakarta. Lain lagi dengan karya Hendrikus David Lie. Dengan tema banjir, dia menyampaikan salah satu persoalan Jakarta. Lagi-lagi, pantun jenaka gaya anak muda dipilih untuk menemani karikatur. Pada karya Hendrikus tertulis teks Orang miskin ngakunya tajir, Lewat mana aja pasti kejebak banjir. Bunyi rima bukan satusatunya andalan para kartunis. Di beberapa karya, mereka juga mengumbar kebebasan berbahasa. Sejumlah kartunis juga mencampur kosa kata Indonesia dengan bahasa asing, asalkan tetap terikat rima. Pada kartun soal joki, misalnya, Muhamad Najib, menulis pantun Makan gudeg pake kikil, biar kenyang tambah bakwan Pagi sore ganti mobil, gue ini joki 3 in one!”. Demikian pula, kartunis Racmad Basuki yang juga menghalalkan “perkawinan antarbahasa”. Dalam penggambaran perantau di Jakarta, dia menuliskan teks pantun: Si manis si buah mangga, tapi bukan yang pentil, Jangan adu nasib ke Jakarta, bila tak punya skill Meskipun disampaikan dengan gaya jenaka dan kadang agak ngawur, pesan moral pantun itu mungkin ada benarnya. Pameran ini rasanya juga pantas disimak calon gubernur mendatang. Jadi sebelum memberikan janji gombal, mereka pantas melihat karya kartunis yang bisa menyampaikan pesan gombal. Gombal Jakarta adalah salah satu program pameran kerjasama Akademi Samali dan Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia) untuk memberikan pandangan mengenai kota Jakarta yang dikemas dalam Rumah Baru di Amerika? Anda bisa dapatkan Data GRATIS Rumah BARU yang sedang di JUAL. Tolong beri Kota Pilihan Anda dan Tingglkan Email Anda di 1-800-734-4021, Tekan 196. Ca Dpet of Real Estate 01439375 KabariNews.com #65, Jul - Agt 2012 | 37