[indonesia]
dalam karyanya itu. Sekalipun hanya mengandalkan kesesuaian bunyi
rima, teks pantun itu merekam potret bahasa gaul anak muda kekinian.
Memang terasa kurang pas atau berelasi, karena fokusnya untuk
jenaka.
Makan Mie pake sumpit. Belinya di Jayakarta
Hatiku memang sempit. Tapi tak sesempit Transjakarta.
Lain lagi dengan karya Hendrikus David Lie. Dengan tema banjir, dia
menyampaikan salah satu persoalan Jakarta. Lagi-lagi, pantun jenaka
gaya anak muda dipilih untuk menemani karikatur.
Pada karya Hendrikus tertulis teks
Orang miskin ngakunya
tajir,
Lewat mana aja pasti
kejebak banjir.
Bunyi rima bukan satusatunya andalan para
kartunis. Di beberapa karya, mereka juga mengumbar kebebasan
berbahasa. Sejumlah kartunis juga mencampur kosa kata Indonesia
dengan bahasa asing, asalkan tetap terikat rima. Pada kartun soal
joki, misalnya, Muhamad Najib, menulis pantun
Makan gudeg pake kikil, biar kenyang tambah bakwan
Pagi sore ganti mobil, gue ini joki 3 in one!”.
Demikian pula, kartunis Racmad Basuki yang juga menghalalkan
“perkawinan antarbahasa”. Dalam penggambaran perantau di Jakarta,
dia menuliskan teks pantun:
Si manis si buah mangga, tapi bukan yang pentil,
Jangan adu nasib ke Jakarta, bila tak punya skill
Meskipun disampaikan dengan gaya jenaka dan kadang agak ngawur,
pesan moral pantun itu mungkin ada benarnya. Pameran ini rasanya
juga pantas disimak calon gubernur mendatang. Jadi sebelum
memberikan janji gombal, mereka pantas melihat karya kartunis yang
bisa menyampaikan pesan gombal.
Gombal Jakarta adalah salah satu program pameran kerjasama
Akademi Samali dan Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia) untuk
memberikan pandangan mengenai kota Jakarta yang dikemas dalam
Rumah Baru di Amerika?
Anda bisa dapatkan Data GRATIS Rumah BARU yang sedang di JUAL.
Tolong beri Kota Pilihan Anda dan Tingglkan Email Anda di 1-800-734-4021,
Tekan 196. Ca Dpet of Real Estate 01439375
KabariNews.com #65, Jul - Agt 2012 | 37