Majalah Digital Kabari Edisi 65 - 2012 | Page 25

Bongkasa, Gusti Biang Sengog, I Mario dan I Kakul, di Peliatan, Ubud. Hampir setiap minggu ia menari sampai larut malam, baik dibalai desa, pura, gedung dan Istana Negara. Gaya tari yang paling dijiwainya adalah gaya khas Peliatan. Dia menguasai Tari Condong Kebyar yang saat ini mungkin sudah punah. Tari Condong Kebyar mirip seperti Panjisemirang. Setelah menguasai tari Condong Kebyar dia mempelajari berbagai jenis tari, termasuk tari Baris. “Waktu itu kalau pentas, saya menarikan Oleg Tamulilingan sebagai ‘laki-laki’nya, sedangkan yang menjadi wanitanya adalah saudara sendiri. Saat itu ada tiga tarian yang sering saya pentaskan seperti Oleg Tamulilingan, Baris dan Condong Kebyar” kata Bulan. Ketika umurnya mencapai sembilan tahun dia ikut ayahnya yang bertugas di London dan Belanda. Selama enam bulan bersekolah di sana dan ketika banyak orang tahu bisa menari Bali, dia diminta untuk menghibur orang-orang di sana. Ketika umurnya 10 tahun dia sudah dikenal sebagai penari Legong gaya Peliatan. Pada zaman Presiden Soekarno, Bulan sering diundang menari untuk menghibur tamu-tamu negara di Istana Presiden Tampaksiring, Gianyar. Setelah umur 12 tahun, diundang menari di Istana Presiden di Jakarta. Tapi Bulan memutuskan untuk menjadi seorang dokter. Hal itu karena melihat kerabatnya yang penari Legong itu pada umur-umur tertentu berhenti menari, karena menikah dan membuat warung kopi. Sehingga banyak yang mengatakan pedagang itu mantan penari Legong. Hal ini dilakukan oleh hampir semua kerabatnya sesama penari Legong generasi sebelum Bulan. Hal itu membuat Bulan ingin menunjukkan, bahwa penari itu bukan orang bodoh. Bahkan penari itu adalah orang yang sangat ‘berisi’. Jadi dia dan keluarganya tidak menghalangi untuk bersekolah terus. Thinking about Advertising? “Bahkan saya merasakan dengan menari pelajaran itu bisa lebih maju. Buktinya, dulu saya pernah menjadi bintang pelajar SMP se-Bali. Dengan menari, selain otak kiri, otak kanan juga berjalan dengan baik.” katanya. Jika malamnya menari, esoknya Bulan pasti mendapat nilai sepuluh padahal ia tidak sempat tidur. Saat menjadi siswa SMA, Bulan kembali dicalonkan menjadi bintang pelajar. Bercita-cita menjadi dokter mungkin juga karena Bulan sebagai anak pertama atau mungkin juga karena ayahnya juga seorang dokter. Tahun 1965, Bulan ke Bandung untuk melanjutkan kuliah kedokteran. Menariknya, walau kuliah, dia selalu diikutkan sebagai anggota misi kesenian tradisional Bali ke luar negeri. Misalnya ke Kamboja, Pakistan, Cina, Korea dan Jepang. Ini terjadi berulang-ulang. Jadi sambil kuliah, dia bisa mengikuti misi kesenian. NEW! Online Dating for Singles Indonesia Amerika, www.MyPasangan.com Kabari will give you the best value for your business through Multi-Media Channels. Reaching more than 1,000,000 exposures. How? Call 1-800-281-6175. KabariNews.com #65, Jul - Agt 2012 | 25