Majalah Digital Kabari Edisi 65 - 2012 | Page 22

[indonesia] ADA APA DENGAN JAKARTA? Pilkada adalah ajang mempertaruhkan masa depan. Pemilih Jakarta adalah pemilih yang cerdas dan terdidik serta tidak lagi bisa dikelabui dengan kampanye hitam (kampanye yang menjelek-jelekkan lawan). Pemilih Jakarta tidak mengandalkan nasib masa depannya sematamata kepada partai-partai politik, tetapi lebih kepada figur yang dipercayai mampu membawa masa depan yang lebih baik. Bahwa figur itu merupakan calon partai politik, tidak ada masalah. Dukungan banyak tokoh kepada Foke-Nara, ternyata juga tidak berarti. Apa yang salah dengan survei-survei itu? Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate, Toto Sugiarto mengatakan, bahwa ada tiga kesalahan yang dilakukan lembaga survei sehingga hasilnya tak tepat. Pertama adalah salah potret. Pemilihan orang yang disurvei adalah ibu rumah tangga, karena paling mudah dijangkau. Sementara, pemilih pemula yang memiliki kemungkinan sebagai swing voter terbesar justru tidak tertangkap oleh lembaga-lembaga survei ini. Kedua, wilayah Jakarta memiliki jumlah swing vote yang sangat besar dibandingkan daerah lain. Saat disurvei, umumnya massa ini akan menjawab ragu-ragu atau tidak tahu pilihannya. “Massa mengambang yang cair ini membuat survei menjadi salah dan hasilnya justru berbalik,” kata Toto. Ketiga, adanya konflik lembaga survei yang merangkap sebagai konsultan politik juga membuat hasil survei menjadi berat sebelah. Karena terkadang pertanyaan yang diajukan kepada warga mengarah untuk memilih ke salah satu pasangan calon. Tiga kesalahan ini tidak disadari oleh lembaga survei sehingga dapat mengatakan, bahwa pasangan nomor urut satu akan menang mudah pada Pemilukada DKI Jakarta 2012 yang menawarkan enam pasang calon. Selain itu, berbagai lembaga survei ini juga tampak tidak membaca angin perubahan yang berhembus di tengah warga Jakarta. Seluruh survei dilakukan pada lebih dari 8 hari sebelum Pilkada. Padahal 7 hari menjelang Pilkada tersebut, terdapat banyak perubahan. NEW! Online Dating for Singles Indonesia Amerika, www.MyPasangan.com 22 | KabariNews.com Kabari Video Pelajaran pertama dari Pemilukada DKI, faktor figur sangat penting. Kalau di dalam lingkungan partainya ada tokoh yang potensial dan memperoleh kepercayaan luas, memang layak diajukan. Pemilihan di lingkungan partai pun harus dilandasi jiwa besar, bahwa pemilihan itu dilandasi semata-mata bagi kepentingan nasional. Calon yang diajukan harus memiliki daya jual tinggi, termasuk di luar partainya. Kalau ternyata tidak memiliki daya jual yang tinggi, tidak mustahil hanya akan menjatuhkan nama partai. Pelajaran kedua, setiap partai makin dituntut untuk melakukan pencarian bibit-bibit pemimpin, baik di lingkungan maupun di luar partainya. Penemuan Jokowi dan Ahok dapat dikatakan hasil kecermatan kedua pimpinan partai, PDIP dan Gerindra, yang menemukan keduanya untuk dicalonkan sebagai pasangan gubernurcawagub. Hal yang sama mestinya juga harus dilakukan oleh partaipartai lain. Pelajaran ketiga, partai-partai politik kita didorong makin terbuka. Dengan demikian, tidak menutup kehadiran bibit-bibit pemimpin di luar partainya, bagi kehormatan partai dan kepentingan nasional. Rakyat juga tidak akan keliru memilih pemimpinnya. Sebab, calon pemimpin yang diajukan oleh partai-partai sudah sangat selektif, sebagai yang terbaik, baik dari luar maupun dalam lingkungan partai yang bersangkutan. Ini pelajaran yang sangat berharga dari Pilkada Gubernur DKI. n (1002) Untuk share dan memberi komentar pada artikel ini Klik www.KabariNews.com/?46761 7 Secrets for singles to become great partners www.LaporanGratis.com/968 Courtesy of MyPasangan.com IKUT www.KabariNews.com Kabari is the only Indonesian Magazine in the U.S. that has the largest collection of videos more than 5,000,000 videoers since August 17, 2007. Thank you, Kabari Fans.