Majalah Digital Kabari Edisi 62 - 2012 | Page 25

[indonesia] soal BBM dan tarik-ulur atasnya, menunjukkan bahwa partai-partai masih membawa kepentingan partainya dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat. Keputusannya adalah kenaikan BBM per 1 April, batal. Namun Premium dan Solar boleh naik bila harga minyak mentah Indonesia mencapai US$ 120,75 per barrel dalam waktu enam bulan ini. Saat ini harga minyak mentah mencapai US$ 105 per barrel, padahal prakiraan di APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) minyak mentah Indonesia senilai US$ 95 per barrel. Perbedaaan inilah yang menyebabkan subsidi pemerintah sangat besar. Bila BBM tak naik, diperkirakan pengurangan anggaran mencapai 5,3% atau lebih dari batas wajar sekitar 2,23%. Di luar gedung parlemen, ribuan orang berdemonstrasi untuk menentang kenaikan harga ini selama berhari-hari. Tak saja di situ, tapi juga di depan Istana Merdeka, depan kantor Pertamina dan juga di daerah-daerah. Demo yang berawal tertib ini lambat laun sempat diwarnai pengrusakan mobil, sepeda motor dan pagar kantor wakil rakyat yang jatuh. Pada Kamis malam, malah ada mahasiswa yang tertembak di Salemba, meski Menteri Koordinator Politik dan Keamanan membantahnya. Para mahasiswa di Sulawesi Selatan juga mengadakan demo yang sempat mengganggu konsentrasi aparat keamanan di sana. Aksi bakar ban diselingi tembakan-tembakan di udara berlangsung di Makassar. Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) berhasil menghimpun organisasi mahasiswa di 25 kampus di sejumlah kota. Setiap malam setelah berunjuk rasa, mahasiswa yang berbasis di kampus ini selalu melempar batu dan bom molotov ke aparat keamanan. PDIP yang semula akan mengerahkan satu juta orang ke Jakarta, membatalkan rencana itu. Megawati mengumumkan pembatalan itu melalui pesan berantai dan telepon. “Jika ada aksi dengan banyak peserta, harus seizin pengurus pusat “ bunyi pesan singkat itu. Mereka takut dituding kambing hitam demo yang pasti akan berujung kerusuhan. Dan satu juta orang dari seluruh Indonesia, bukan jumlah yang sedikit. Puncaknya adalah hari Jumat. Pendemo yang tak mengatas-namakan partai manapun itu merusak pintu pagar parlemen dan belasan sepeda motor. Beberapa pengacau melemparkan zat kimia berbahaya yang menyebabkan beberapa pendemo dan polisi terluka. Akhirnya, selepas sembahyang mahgrib, demonstrasi itu dibubarkan paksa oleh aparat. Langit malam di halaman kantor wakil rakyat penuh dengan kembang api. Padahal Pemerintah sudah menyiapkan beragam paket untuk mengganti subsidi BBM yang diyakini akan tepat sasaran, yaitu membantu masyarakat miskin. Paketnya senilai 25,6 trilyun rupiah, berupa bantuan tunai langsung, pembangunan jalan-jalan di desa dan tambahan untuk program Keluarga Harapan (semacam Keluarga Berencana). Tapi meski BBM tak jadi naik, harga-harga kebutuhan pokok tak turun lagi. “Cabai di pasar bisa sampai 40 ribu dan gak turun-turun meski BBM batal naik,” kata Rita, seorang ibu di Surabaya. Di Pontianak, harga cabai malah mencapai 60 ribu rupiah. Begitu juga bumbubumbu dan beras. “Beras yang sempat turun karena panen berlimpah, sekarang naik lagi,” lanjut Rita. Bagi Rita, rakyat kecil masih memperhitungkan selisih 1000 – 5000 rupiah bila berbelanja di pasar. Jadi sebetulnya, tak ada hasil yang berarti dari “perjuangan” wakil rakyat agar BBM tak naik. Memang akhirnya, BBM tidak naik harganya untuk sementara, namun pola belanja rakyat sudah terlanjur berubah, karena sebagian besar harga sudah naik. Bila harga BBM memang benar-benar naik, maka rakyat kembali harus berhemat karena kenaikan angkutan dan barang mungkin akan naik kembali. Di Indonesia, wakil rakyat belum bisa mewujudkan hakikatnya sebagai pembawa nurani. Dengan segala kemewahannya, kebijakan mereka masih sering menomorsatukan partai dan mempermainkan hati rakyat yang memilihnya. n (1002) Untuk share dan memberi komentar pada artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?38043 Ngidam Makanan & Bumbu Indonesia tapi jauh dari Toko Indonesia? www.KabariStore.com KabariNews.com #62, Apr - Mei 2012 | 25