[indonesia]
soal BBM dan tarik-ulur atasnya,
menunjukkan bahwa partai-partai masih
membawa kepentingan partainya dengan
mengatasnamakan kepentingan rakyat.
Keputusannya adalah kenaikan BBM per
1 April, batal. Namun Premium dan Solar
boleh naik bila harga minyak mentah
Indonesia mencapai US$ 120,75 per
barrel dalam waktu enam bulan ini. Saat
ini harga minyak mentah mencapai US$
105 per barrel, padahal prakiraan di APBN (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara) minyak mentah Indonesia senilai US$ 95 per
barrel. Perbedaaan inilah yang menyebabkan subsidi pemerintah
sangat besar. Bila BBM tak naik, diperkirakan pengurangan anggaran
mencapai 5,3% atau lebih dari batas wajar sekitar 2,23%.
Di luar gedung parlemen, ribuan orang berdemonstrasi untuk
menentang kenaikan harga ini selama berhari-hari. Tak saja di situ,
tapi juga di depan Istana Merdeka, depan kantor Pertamina dan juga
di daerah-daerah. Demo yang berawal tertib ini lambat laun sempat
diwarnai pengrusakan mobil, sepeda motor dan pagar kantor wakil
rakyat yang jatuh. Pada Kamis malam, malah ada mahasiswa yang
tertembak di Salemba, meski Menteri Koordinator Politik dan
Keamanan membantahnya.
Para mahasiswa di Sulawesi Selatan juga mengadakan demo yang
sempat mengganggu konsentrasi aparat keamanan di sana. Aksi bakar
ban diselingi tembakan-tembakan di udara berlangsung di Makassar.
Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) berhasil
menghimpun organisasi mahasiswa di 25 kampus di sejumlah kota.
Setiap malam setelah berunjuk rasa, mahasiswa yang berbasis di
kampus ini selalu melempar batu dan bom molotov ke aparat
keamanan.
PDIP yang semula akan mengerahkan satu juta orang ke Jakarta,
membatalkan rencana itu. Megawati mengumumkan pembatalan itu
melalui pesan berantai dan telepon. “Jika ada aksi dengan banyak
peserta, harus seizin pengurus pusat “ bunyi pesan singkat itu. Mereka
takut dituding kambing hitam demo yang pasti akan berujung
kerusuhan. Dan satu juta orang dari seluruh Indonesia, bukan jumlah
yang sedikit.
Puncaknya adalah hari Jumat. Pendemo yang tak mengatas-namakan
partai manapun itu merusak pintu pagar
parlemen dan belasan sepeda motor.
Beberapa pengacau melemparkan zat
kimia berbahaya yang menyebabkan
beberapa pendemo dan polisi terluka.
Akhirnya, selepas sembahyang mahgrib,
demonstrasi itu dibubarkan paksa oleh
aparat. Langit malam di halaman kantor
wakil rakyat penuh dengan kembang
api.
Padahal Pemerintah sudah menyiapkan beragam paket untuk
mengganti subsidi BBM yang diyakini akan tepat sasaran, yaitu
membantu masyarakat miskin. Paketnya senilai 25,6 trilyun rupiah,
berupa bantuan tunai langsung, pembangunan jalan-jalan di desa dan
tambahan untuk program Keluarga Harapan (semacam Keluarga
Berencana).
Tapi meski BBM tak jadi naik, harga-harga kebutuhan pokok tak turun
lagi. “Cabai di pasar bisa sampai 40 ribu dan gak turun-turun meski
BBM batal naik,” kata Rita, seorang ibu di Surabaya. Di Pontianak,
harga cabai malah mencapai 60 ribu rupiah. Begitu juga bumbubumbu dan beras. “Beras yang sempat turun karena panen berlimpah,
sekarang naik lagi,” lanjut Rita. Bagi Rita, rakyat kecil masih
memperhitungkan selisih 1000 – 5000 rupiah bila berbelanja di
pasar.
Jadi sebetulnya, tak ada hasil yang berarti dari “perjuangan” wakil
rakyat agar BBM tak naik. Memang akhirnya, BBM tidak naik harganya
untuk sementara, namun pola belanja rakyat sudah terlanjur berubah,
karena sebagian besar harga sudah naik. Bila harga BBM memang
benar-benar naik, maka rakyat kembali harus berhemat karena
kenaikan angkutan dan barang mungkin akan naik kembali.
Di Indonesia, wakil rakyat belum bisa mewujudkan hakikatnya sebagai
pembawa nurani. Dengan segala kemewahannya, kebijakan mereka
masih sering menomorsatukan partai dan mempermainkan hati rakyat
yang memilihnya. n (1002)
Untuk share dan memberi komentar pada artikel ini,
Klik www.KabariNews.com/?38043
Ngidam Makanan & Bumbu Indonesia tapi
jauh dari Toko Indonesia?
www.KabariStore.com
KabariNews.com #62, Apr - Mei 2012 | 25