Majalah Cakrawala Edisi 422 Tahun 2014 | Page 53

Dalam Operasi Militer Perang (OMP), kapal perang angkut tank bertugas mengangkut logistik difungsikan dan pasukan dalam pendaratan administrasi dan dapat difungsikan sebagai kapal markas komando. Sedangkan dalam kegiatan Operasi Militer Selain Perang, kapal perang ini dapat digunakan untuk mendukung kegiatan penanggulangan bencana alam dan sebagainya. Kapal perang jenis LST yang direncanakan diberi nama KRI Teluk Bintuni-520 dengan spesifikasi panjang 120 meter dan lebar 18 meter dengan kemampuan berlayar dengan kecepatan ekonomis 14 knots dan memiliki kemampuan angkut 17 kendaraan tempur meliputi kendaran amfibi dan tank amfibi serta pasukan pendarat. Dalam sistem bongkar muat melalui pintu pendarat bagian depan kapal memiliki kapasitas ± 90 ton dan dilengkapi dengan meja putar/turn table untuk mempermudah manuver saat di dek kapal dengan kapasitas kontruksi mampu menahan beban ± 90 ton. Selain itu untuk memudahkan manuver tank atau ranpur saat di dek kapal memiliki kapasitas hydraulic ± 90 ton dengan diameter 9 meter. 110 ABK. Kapal perang jenis angkut LST memiliki kemampuan persenjataan yang disesuaikan dengan teknologi persenjataan antara lain 1 buah meriam utama kaliber 57 mm yang dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis yang terintergrasi dengan CMS. Memiliki Close in Weapon System (CIWS ) kaliber 20 mm sampai dengan 30 mm dengan 6 laras dua buah dan meriam 12,7 sebanyak dua buah, yang dilengkapi peralatan deteksi atau sensor dan peralatan pernika. Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio beserta rombongan saat meninjau perkembangan pembuatan KRI Teluk Bintuni-520. Dalam mendukung kegiatan operasional kapal perang ini mampu mendukung kegiatan angkut peralatan dan personel sejumlah 476 lengkap dengan peralatannya terbatas dan kendaraan tempur sejumlah 10 kendaraan tempur Main Battle Tank (MBT), 1 AVLB dan 14 unit BMP 3F. Dalam kegiatan operasional lintas laut, kapal perang ini mampu berlayar dengan ketahanan berl