Dalam Operasi Militer Perang (OMP), kapal perang
angkut tank bertugas mengangkut logistik difungsikan
dan pasukan dalam pendaratan administrasi dan dapat
difungsikan sebagai kapal markas komando. Sedangkan
dalam kegiatan Operasi Militer Selain Perang, kapal
perang ini dapat digunakan untuk mendukung kegiatan
penanggulangan bencana alam dan sebagainya.
Kapal perang jenis LST yang direncanakan diberi
nama KRI Teluk Bintuni-520 dengan spesifikasi panjang
120 meter dan lebar 18 meter dengan kemampuan
berlayar dengan kecepatan ekonomis 14 knots dan
memiliki kemampuan angkut 17 kendaraan tempur
meliputi kendaran amfibi dan tank amfibi serta pasukan
pendarat.
Dalam sistem bongkar muat melalui pintu pendarat
bagian depan kapal memiliki kapasitas ± 90 ton
dan dilengkapi dengan meja putar/turn table untuk
mempermudah manuver saat di dek kapal dengan
kapasitas kontruksi mampu menahan beban ± 90 ton.
Selain itu untuk memudahkan manuver tank atau ranpur
saat di dek kapal memiliki kapasitas hydraulic ± 90 ton
dengan diameter 9 meter.
110 ABK. Kapal perang jenis angkut LST memiliki
kemampuan persenjataan yang disesuaikan dengan
teknologi persenjataan antara lain 1 buah meriam utama
kaliber 57 mm yang dapat dioperasikan secara manual
maupun otomatis yang terintergrasi dengan CMS.
Memiliki Close in Weapon System (CIWS ) kaliber 20
mm sampai dengan 30 mm dengan 6 laras dua buah
dan meriam 12,7 sebanyak dua buah, yang dilengkapi
peralatan deteksi atau sensor dan peralatan pernika.
Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio beserta rombongan saat
meninjau perkembangan pembuatan KRI Teluk Bintuni-520.
Dalam mendukung kegiatan operasional kapal perang
ini mampu mendukung kegiatan angkut peralatan dan
personel sejumlah 476 lengkap dengan peralatannya
terbatas dan kendaraan tempur sejumlah 10 kendaraan
tempur Main Battle Tank (MBT), 1 AVLB dan 14 unit
BMP 3F.
Dalam kegiatan operasional lintas laut, kapal perang
ini mampu berlayar dengan ketahanan berl