Majalah Cakrawala Edisi 422 Tahun 2014 | Page 26

info 26 Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain sambil berjalan menembak dan kecepatan menembak yang akurat, yang mengharuskan awak ranpur menembak pertama kali dan menghancurkan atau dihancurkan. Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara-negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan kekuatan tank. Tambahan ancaman perang nuklir dan kimia membuat tank juga dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya membuat tank sendiri semakin ditakuti dan masingmasing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya, pendekatan tradisional yang digunakan belakangan ini memungkinkan agar para perancangnya secara material meningkatkan modifikasi penampilannya Tank BMP-3F menerobos medan tertutup. khususnya kecepatan menembak, efektivitas tank secara kompartemen dapat ditingkatkan, jika mengikuti kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Pertama, sementara merancang tank-tank baru, harus diingat kalau aksinya tank biasanya dipekerjakan dalam sebuah sub unit yang ditugaskan pada misi yang berbeda, untuk tanktank yang ditugaskan kepada sebuah tank yang mandiri. Kedua, sebuah pendekatan sistem terpusat seharusnya digunakan yang tujuan utamanya mengambil keuntungan dari sistem yang dipekerjakan pada tank, ketimbang fokus pada pengembangan kemampuan teknologi dari kendaraan baru dan kreasi dari keadaan nyaman untuk awak tank. Ketiga, saat membuat kendaraan lapis baja untuk penggunaan masa depan, seseorang harus memikirkan kalau unit-unit tank biasanya melanjutkan misi secara mandiri, jauh dari pasukan induknya. Lebih jauh lagi, kebutuhan akan standarisasi dari kendaraan serba guna serta komponen mereka, harus dipertemukan, secara konsekuen, kendaraan pendukung dan pengangkut dirancang bersamaan dengan kendaraan lapis baja. Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persejataan ringan yang memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan peluru kendali anti-tank jinjing yang merupakan hasil pengembangan dari bazoka. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan angkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank. Tank tempur utama Main Battle Tank (MBT) adalah kendaraan tempur yang memiliki perlindungan paling kuat di medan perang. Perlindungannya dirancang untuk melindungi tank dan pengendaranya dari semua bahaya, termasuk penetrator energi kinetik yang ditembakkan tank lain, peluru kendali anti-tank (ATGM) yang ditembakkan Infanteri atau pesawat udara, dan ranjau. Tetapi jumlah perlindungan yang dibutuhkan untuk melindungi tank dari segala arah akan sangat berat dan tidak memungkinkan, oleh karena itu dalam perancangan sebuah tank harus ditemukan keseimbangan yang tepat dengan menjamin perlindungan pada setiap manuvernya. Ada banyak jenis perlindungan. Perlindungan yang paling sering ditemukan adalah perlindungan pasif, yaitu lapisan logam, baja, atau keramik. Tipe perlindungan yang lain adalah perlindungan reaktif. Perlindungan reaktif ini meledak ke arah luar, dan mengubah arah proyektil yang datang. Perlindungan reaktif adalah berupa balok yang ditempelkan, bukan lapisan yang permanen. Perlindungan ini cocok dipakai melawan proyektil berhulu ledak dan perlindungan pasif cocok melawan proyektil penetrator energikinetik. Pembagian ketebalan lapis baja tidak merata. Pada umumnya, lapisan paling tebal ada pada bagian depan tank dan bagian depan meriam. Lapisan pada samping dan atas tank biasanya lebih tipis, sedangkan bagian belakang tank khususnya bagian di atas mesin memiliki lapisan yang paling tipis. Senjata utama pada tank adalah meriamnya yang ukurannya hanya dapat dilampaui oleh senjata artileri