Majalah Cakrawala Edisi 422 Tahun 2014 | Page 17

T Presiden SBY memainkan alat musik drum saat melakukan kunjungan kerja sekaligus bernostalgia di Akademi Militer di Gunung Tidar. pertahanan. Sehingga peralatan pertahanan dapat diproduksi sendiri di Indonesia. NI ke depan harus profesional serta mampu menghadapi berbagai ancaman baik secara tradisional maupun nontradisional. Termasuk menghadapi perang modern yang sarat dengan teknologi canggih. Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat melantik perwira remaja TNI di lapangan Dirgantara komplek Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan perwira TNI ke depan semakin cerdas, terampil, dan adaptif menghadapi tren terkini termasuk revolusi bidang militer. Dalam 10 tahun terakhir, pemerintah terus berupaya meningkatkan profesionalisme tentara diiringi dengan peningkatan kesejahteraan. Presiden SBY mengaku bangga kepada putra bangsa Indonesia yang telah mampu mengembangkan industri Alutsista Menurut Presiden SBY, dalam sepuluh tahun terakhir, di samping modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), sarana, prasarana, pemerintah juga meningkatan profesionalisme, dan kecakapan para prajurit, dan kesejahteraannya. “Kita kembangkan industri pertahanan nasional menuju industri kemandirian pertahanan negara kita. Kebijakan kita sangat jelas. Alutsista sudah dapat diproduksi dalam negeri. Alat pertahanan dibuat oleh putra putri bangsa, baik untuk alat pertahanan Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara,” ujar Presiden SBY. Presiden SBY yang didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono menyebutkan, saat ini rakyat menyaksikan berbagai peralatan alutsista modern, baik untuk kepentingan Angkatan Darat, Angkatan Laut maupun Angkatan Udara telah diproduksi oleh industri pertahanan kita sebagai karya putra-putri bangsa yang membanggakan. Selain itu, dalam lima tahun terakhir, kata Presiden, Indonesia telah berhasil membangun prasarana pendidikan dan pelatihan multi tujuan, yaitu Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC) di Sentul, Bogor, Jawa Barat. “IPSC mendidik, melatih, dan mempersiapkan personel kesatuan TNI untuk mengemban tugas-tugas konvensional dan sekaligus tugas-tugas operasi militer selain perang,” ujar Presiden SBY. Ia menyebutkan, di kawasan IPSC Sentul, juga berdiri kampus Universitas Pertahanan, dan enam pusat pendidikan dan pelatihan yang lain, diantaranya pusat pemeliharaan perdamaian, melawan terorisme, dan penanggulangan bencana, yang kesemuanya itu dimaksudkan untuk membekali personel TNI sebagai kekuatan negara yang handal. “Tentara kita harus terlatih dalam menggunakan senjata dan peralatan militer, berlatih, bermanuver dengan taktik secara baik. Juga personel TNI akan terdidik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dipersenjatai dengan alutsista yantg makin canggih,” kata Presiden SBY. Namun Presiden SBY menegaskan bahwa Indonesia tidak bermaksud mengembangkan kekuatan milter yang agresif. “Bangsa Indonesia adalah bangsa cinta damai. Meskipun begitu, keutuhan dan kedaulatan NKRI adalah harga mati,” tegas Presiden SBY seraya mengemukakan, Indonesia hanya ingin TNI memiliki kekuatan yang tangguh, yang mampu menjaga tegaknya kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, mampu meningkatkan sumbangsihnya dalam operasi pemeliharaan perdamaian dunia, serta mampu melaksanakan berbagai operasi militer selain perang di seluruh pelosok Indonesia. ©Cakrawala Cakrawala Edisi 422 Tahun 2014 17