ARIAH - JAY SUBIAKTO
bikin karet yang gampang di pel, dan kita
juga sudah pikirin penutup-penutup untuk
lampu kalau ada hujan. Terus penutup untuk orkestra karena banyak listrik. Tapi untungnya dalam 3 hari itu ternyata tidak hujan walaupun sekarang bulan Juni tapi kok
masih banyak hujan.
Kendalanya itu, kalau yang lain nggak,
kita dibantu oleh DKI seperti izin, kebersihan, terus keamanan juga dijaga oleh DKI.
Tapi yang penting itu, kalau saya bilang,
pertunjukan ini bisa karena didukung oleh
DKI, untung mereka punya concern bahwa pertunjukkan seni ini harus besar, harus
kolosal, harus bisa ditonton oleh orang sebanyak-banyaknya. Nah itu kan jarang dalam beberapa puluh tahun yang lalu tidak
pernah ada gubernur yang gitu. Dan untuk
kepentingan rakyat yah, sepertinya harus gratis. Kayak IKJ sendiri kan dulu yang
menggagas kan Ali Sadikin, tapi habis itu
nggak pernah dirawat.
OA : Setelah Ariah ini, mungkin mas Jay
ada proyek lagi?
JS : Belum sih, sekarang mau istirahat dulu.
OA : Tapi menurut mas Jay kemarin kolaborasi dengan sutradara,musik bagaimana?
Majalah AKSI | 35
JS : Oke sih kalau saya bilang, karena kalau sama Atila ini kerja sama kedua dengan
dia. Terus kalau dengan musik, bareng Erwin Gutawa sudah sering banget. Karena
dia kan dulu teman kuliah saya di arsitektur. Terus pertama kali saya bikin konser
juga sama dia, konser Chrisye tahun 1994,
terus ada banyak lagi. Ada 3 diva, ada konser Krisdayanti. Jadi memang kita sudah
kenal banget. Bahkan penari-penarinya
yang sebagian besar dari Solo kita sudah
kenal banyak, karena waktu saya ikut dalam
Matah Ati. Kan prosesnya hampir 2 tahun,
jadi memang mereka sudah terbiasa sekali
dengan bidang-bidang miring. Jadi itu yang
sangat membantu.
karena teknis jumlah. Terus juga menurut
saya, penarinya kurang banyak untuk skala
panggung seperti ini harusnya ditambah
100 lagi, baru itu orang bisa lihat bahwa
seluruh panggung ini bisa digunakan. Paling itu aja sih, masalah-masalah kayak itu
aja. Dan harusnya ini bisa jadi panggung
permanen. Kan bagus, Jokowi maunya pusat kebudayaan kesenian yang outdoor di
Monas. Sebenarnya panggung ini fleksibel,
buat Band bisa, buat pagelaran lain bisa,
karena besar dan sangat lapang. Kemudian
bisa dilihat dari berbagai sudut dan sebenarnya tidak mubazir. Misalkan dalam sebulan tapi pertunjukannya ganti-ganti itu bisa
aja. Karena sayang sudah kayak gini, tapi
cuma dipakai 3 hari.
OA : Mas Jay sendiri, dengan pertunjukkan Ariah sudah puas atau masih ada yang
kurang?
OA: Dokumentasi acara ini nanti akan
ditayangkan atau bagaimana mas?
JS : Ya saya masih belum puas 100%. Karena menurut saya, masih banyak yang bisa
kita maksimalkan karena ada beberapa,
seperti proyektor banyak yang dikurangi,
tata cahaya juga. Jadi memang karena itu,
Biaya itu tadi yah, jadi sebenarnya lampunya harus lebih banyak. Proyektornya harusnya lebih banyak. Terus kayak apinya juga
harusnya lebih banyak. Itu saja, kebanyakan
JS : Nggak sih, buat kita saja. Hehe.... karena menurut saya ini memang lebih enak
ditonton secara LIVE, karena begitu di TV
nanti ada close up jadi sayang karena pengalamannya berbeda. Karena kalau di TV
orang jadi berpikir, apa sih ini? Karena skalanya sudah lain. Sementara kalau di sini penonton bisa bagi, dia mau lihat yang mana
dulu tapi mereka bisa merasakan keseluru-
Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013