KREANGANS Juni 2014 | Page 11

Sempat kami mewancarai seorang pengamat di Dinas Sosial tersebut bernama pak Ahadiat, kami menanyakan tentang jumlah keseluruhan penyandang cacat dan berapa jumlah penyandang cacat yang ditempatkan dikerajinan sampah. “Jumlah penyandang cacat disini sekitar 100 orang, untuk yang kerajinan sampah ini ada 18 orang yang di bekerja disini khususnya ada yang cacat fisik, Tunarungu, dan Tunawicara” jawabnya. Kegiatan ini dilakukan hari Selasa—Kamis jam 08.15 s.d. 13.00 WIB, hari Sabtu dan Senin jam 08.15 s.d. 12.00 WIB. Nahh!!! Dari mana sampah-sampahnya berasal? Kami menjumpai seorang pekerja sosial yang akrab disapa ‘Teh Nila’, dialah yang mengumpulkan sampah-sampah tersebut, Nahh!!!! (lagi) berarti dia pemulung??? Bukan! Teh Nila mendapatkan sampah-sampah plastik dari tetangga-tetangganya, karena masyarakat setempat tahu bahwa Teh Nila seorang pekerja sosial. Sampah itu sesuatu yang ‘worthless’ dan akhirnya menjadi ‘worth’, sudah bagaikan superhero saja bukan? 11