KLIK BKI APRIL 2018, EDISI 45 KLIK EDISI APRIL 2018 | Page 7
OFFSHORE
Samakan Perserpsi Sedangka untuk menjadi anggota council IACS
yang sepenuhnya dengan berbagai hak dan
kewajiban yang sama dengan anggota-anggota
IACS lainnya, BKI masih harus memenuhi per-
syaratan tahap ke dua.
Menurut Dirut BKI, sosialisasi ini merupakan upaya
BKI untuk menyamakan persepsi dan menyinergikan
berbagai stakeholder sektor maritim, sesuai hasil rapat
-rapat kerja dan arahan dari Kementerian Koordinator
Maritim, “Usaha inilah yang cukup berat sehingga memer-
lukan dukungan dari para pemangku kepentingan
BKI karena tidak semua persyaratan yang ada di
tahap ke dua itu merupakan kewenangan BKI,”
kata Rudiyanto.
Ia melihat bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo
memiliki misi menjadikan Indonesia sebagai poros
maritim dunia. Untuk itu, penguatan sektor maritim
menjadi sebuah keharusan, disamping menegakkan
kedaulatan maritim. Makanya kemudian Kementerian Koordinator
Maritim mengkoordinasikan seluruh stakeholder
tersebut untuk membangun sinergi seperti
dengan Kementerian Perhubungan yang kemudi-
an melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
memberikan tugas otorisasi statutoria kepada
BKI.
"Semoga, melalui kemitraan ini mem uluskan langkah
BKI untuk menjadi anggota IACS," pungkas Rudi-
yanto.[antaranews.com]
Salah satu persoalan yang masih mengganjal dalam
upaya menuju poros maritim dunia adalah kapal-kapal
Indonesia masih belum bisa berlayar ke luar negeri
dengan leluasa.
“Di sinilah peran BKI untuk mencoba membantu
perintah agar pelayaran nasional dapat pengakuan
secara internasional,” tutur Rudiyanto, di Hotel Icon
Bogor.
Road to IACS
Rudiyanto mengatakan, sosialisasi ini juga merupakan
upaya penguatan kelembagaan BKI agar diterima se-
bagai anggota organiaasi klas dunia atau International
Association of Classification Societies (IACS) yang
berpusat di London, Inggris.
“Sebab, tidak mungkin kita dapat menegakan kedau-
latan maritim dan menjadikan kapal-kapal Indonesia
dapat berlayar secara leluasa keluar negeri bila tidak
memiliki lembaga klas yang independen, profesional,
dan diakui oleh dunia,” tutur Rudiyanto.
Menurutnya, BKI sendiri dalam upaya menjadi ang-
gota IACS sebetulnya telah mengalami kemajuan
yang positif. Hal itu ditandai dengan telah lolosnya
BKI pada verifikasi tahap pertama keanggotaan IACS.
“Berdasarkan penugasan dan Kementerian
Perhubungan tersebut, sekarang BKI tidak hanya
melakukan survey dan klasifikasi kapal, tetapi
juga mengeluarkan sertifikasi, khususnya untuk
kapal-kapal yang berlayar ke luar negeri,” ujar
Rudiyanto.
Selain itu, untuk lolos verifikasi tahap ke dua,
BKI juga harus memiliki pengalaman dalam
pembuatan kapal yang sophisticated atau kapal-
kapal besar, canggih, dan memiliki tingkat keru-
mitan yang tinggi serta terlibat sejak awal hingga
selesai pembangunan kapal. Untuk itulah
kemudian BKI menjalin kerjasama dengan SKK
Migas karena kapal-kapal jenis ini banyak
dibangun dan dimiliki oleh SKK Migas.
“SKK Migas memberi ruang kepada BKI untuk
memperkaya pengalaman menangani kapal-kapal
sophisticated. Makanya sosialisasi ini bertujuan
untuk menimbulkan pemahaman yang sama
kepada SKK Migas dalam memberikan pela-
yanan. Sehingga timbul persepsi yang sama da-
lam road to IACS,” tutup Rudiyanto.
[beritatrans.com]
Dengan statusnya ini, BKI sudah diperbolehkan
mengikuti agenda-agenda IACS ataupun mengikuti
pertemuan working group sebagai observer.
EDISI 45 • APRIL 2018
7