Jurnal Maritim edisi 5 | Page 57

Business Value jenis SSV oleh Angkatan laut Filipina di atas. Sepengetahuan penulis dalam regulasi pemerintah Filipina ada persyaratan tertentu. Ketika mereka membeli kapal perang dari negara lain, produk tersebut telah dibuat oleh negara bersangkutan dan dipakai oleh Angkatan Laut negara tersebut. Dalam hal ini PAL pernah membuat dua kapal jenis LPD yang sangat mirip dengan SSV yang dibutuhkan Angkatan Laut Filipina dan kapal LPD tersebut juga sudah dioperasikan oleh TNI AL! Tidak banyak negara yang memiliki kondisi seperti ini, dalam arti tidak banyak perusahaan galangan kapal negara lain yang pernah membuat kapal jenis SSV dan dipakai oleh angkatan lautnya. Tinggal melihat bagaimana regulasi di negara ASEAN lainnya menyangkut kebutuhan Alutsistanya. Jadi sebenarnya tinggal selangkah lagi maka kebutuhan kapal perang negara ASEAN bisa dikerjakan oleh Indonesia. Apakah pihak Kementerian BUMN, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri tidak tergerak untuk memasarkan produk Industri Strategis secara all out ? Manakala semua pihak dapat bersatu padu, ‘cancut tali wondo’ pasti akan banyak pekerjaan dapat dilakukan didalam negeri sendiri. Industri Strategis baik BUMN maupun BUMS akan hiruk pikuk menyelesaikan banyak pekerjaan/pesanan. Perbanyak dan mulailah belanja Alutsista/APPK sepenuhnya di dalam negeri, perbanyaklah ekspor produk Alutsista/APPK buatan dalam negeri dengan pendekatan G to G secara intensif dan berkesinambungan, maka niscaya kalau sudah demikian domestic demand dan domestic strength akan sanggup menangkis sekaligus ikut berperan menanggulangi setiap gejolak ekonomi yang terjadi. Menghadapi persaingan masa depan perusahaan harus melakukan: 1. New Strategic Initiative • Review regulation; • Business concept & structure; • Operational managrment; synergy 2. Quick Program 3. Priorities & Time Table FUTURE Turnaround Transformasi “Going concern” Korporasi terancam Managemen Krisis Existing Tahapan Pengembangan Perusahaan Waktu Maritim 57 JURNAL