Traveler ’ s Domestik
Sikerei
derita panas yang cukup tinggi . Setelah ibu ini berbincang dengan Sikerei , akhirnya Sikerei diikuti oleh saya masuk ke area hutan tepat dibelakang rumah . Beberapa jenis tanaman dipetik dan diparut menggunakan batang berduri layaknya orang memarut kelapa .
Tidak sampai 15 menit Aman Lau Lau mengolah tanaman sebagai obat dan memberikan kepada anak kecil tersebut sambil membaca beberapa mantera .
Sebenarnya menurut Sikerei untuk melakukan pengobatan ini harus ada upacara tertentu , dalam ritual ini Sikerei melakukan turuk atau tarian tradisional Mentawai . Gerakan yang dilakukan dalam tarian ini persis menirukan gerakan hewan seperti monyet , ayam , dan burung . Sikerei sendiri menyakini hentakan kaki dan irama yang membuat suasana gembira akan menghibur orang yang sakit dan akan menarik perhatian roh untuk mendekat di areal upacara .
Sikerei mempunyai banyak pantangan ( kei-kei ) dalam kehidupan harinya . Berpantang makan pakis , belut , kura-kura , tupai , bilou , simakobu , dan kalabbo ’ ( anak katak ). Apabila makanan tersebut dimakan bisa mendatangkan penyakit bahkan kematian bagi sikerei . Selama melakukan pengobatan sampai setelahnya , sikerei menjalani kei-kei . Antara lain tidak boleh berhubungan suami-istri , bekerja di ladang , dan berternak babi . Istri sikerei juga tidak boleh bekerja keras seperti memotong kayu , membelah kelapa , membelah bambu , pali ’ gagra , dan pangisou . Maka untuk menghindari pelanggaran maka biasanya sikerei membawa serta istrinya ke tempat pengobatan atau ritual adat lainnya .
Pulau Siberut terutama di Siberut Selatan menjadi tempat terakhir wisatawan jika ingin melihat kehidupan suku Mentawai yang kini masih bertahan walaupun sudah berbau sedikit modernitas . Di pedalaman Siberut Selatan wisatawan masih dapat menyaksikan punen atau pesta adat , melihat suku asli mengolah sagu atau melihat Sikerei menari mengusir roh dengan dedaunan dan lonceng ditangan .
28
2014 Edisi 1