Health and Care ! | Page 9

Patofisiologi Peradangan usus buntu terjadi akibat adanya sumbatan di lumen usus tersebut, umumnya disebabkan oleh kotoran yang mengeras (fecalith) atau karena pembesaran kelenjar getah bening di usus buntu tersebut yang menyebabkan sumbatan pada saluran (lumen) usus tersebut. Kita ketahui fungsi dari usus adalah menyerap dan mengeluarkan cairan (excresi dan secresi), sumbatan di lumen usus buntu akan membuat cairan yang diproduksi oleh usus buntu tertahan, tidak dapat dibuang ke kolon besar, cairan yang dikeluarkannya akan terperangkap di dalamnya dan menyebabkan usus bengkak, meradang, kuman di dalamnya berkembang biak, peregangan usus ini merangsang persyarafan sehingga pasien mulai tidak nyaman dan nyeri di daerah perut. Jika keadaan ini terus berlangsung dinding usus akan mengalami kekurangan darah. Bagian dinding usus yang kekurangan darah itu akan mengalami kematian akibatnya usus akan mengalami kebocoran. Isi usus (sisa makanan dan bakteri) yang tumpah ke dalam rongga perut akan menyebabkan infeksi yang lebih luas, menyebar ke seluruh rongga perut, kondisi pasien tampak lebih parah dan tentunya memerlukan tindakan operasi yang lebih besar. Gejala Gejala yang dirasakan pasien terkadang tidak jelas dan tidak sama dari tiap penderita. Beberapa gejala yang umum dirasakan adalah : kurang selera makan ( anorexia), gejala ini umumnya kurang mendapat perhatian dari penderita dan keluarganya. Keluhan ini penting pada anak kecil yang belum dapat menerangkan keluhannya dengan jelas. Anak yang tadinya normal tiba-tiba rewel, seperti kesakitan yang tidak jelas asalnya kemudian juga tidak mau makan. Mual dan muntah, sering menyertai gejala usus buntu, sehingga sering di awal penyakit penderita diduga mengalami sakit lambung (gastritis) atau sakit maag sehingga kalau tidak jeli pasien tidak dirawat, disuruh pulang, dan kemudian usus buntunya pecah di rumah, pasien datang lagi dengan keluhan yang lebih berat 7 nyeri perut yang perlu diwaspadai. 9