HEADLINE
“Tidak hanya memberi lapangan kerja,
tapi juga kita change karakter mereka.
Membuat bibit-bibit unggul yang mau
nggak mau mereka harus jadi leader di
lapangan. Jadi bukan hanya bibit unggul
dalam doer, tapi juga dalam leadership
sebagai leader-nya,” jelasnya.
Dalam menumbuhkan bibit-bibit manusia
Indonesia unggul ini, karyawan berproses
layaknya menempuh perjalanan untuk
menjadi seorang yang kompeten dan dapat
dipercaya (being competent and trusted
person), yang menjadikannya sebagai
pemimpin dalam tim yang efektif dan
dapat dipercaya (being effective and trusted
team), kemudian yang mampu menjadi
bagian dari organisasi berkinerja tinggi
(being high performance organization),
hingga akhirnya menjadi manusia Indonesia
unggul atau Great Indonesian.
Department Head of Learning &
Development, Dwisnu Arfa Sita
mengatakan bahwa tantangan utama
pembangunan karakter ini begitu terasa
dalam proses membangun purpose atau
tujuan dari calon manusia unggul Indonesia
ini. Keberhasilan membangun purpose
ini paling sederhananya terbukti dengan
kebanggaan seseorang terhadap diri dan
profesinya, serta melakukan pekerjaannya
dengan sebaik-baiknya.
Berawal dari penerapan konsep
sesederhana 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan, dan Santun) ataupun konsep
pelayanan SWAHT atau Service With
A Human Touch, dimana memberikan
pelayanan atau bekerja dengan hati
merupakan pilihan bagi karyawan dalam
bereaksi terhadap hal apapun yang
terjadi pada orang lain dan di lingkungan
sekitarnya.
“Kita lahir dari sebuah service, jadi kita
nggak bisa menghindar bahwa kita ini
manusia sosial, manusia service. Yang
artinya, bagaimana bisa melayani dengan
hati terhadap siapapun, dengan ikhlas,”
tutup Dwisnu.
Vol. 4 - No. 15 | November 2019
9