INNOVATION
Dengan Service
With A Human
Touch, Robot
Tidak Akan
Mengganti
Manusia
Warganet tentu
masih ingat dengan
penampakan robot
pembersih yang
pernah wira-wiri di
pusat perbelanjaan
Pondok Indah Mall 2,
di bilangan Jakarta
Selatan.
Ya, robot yang
dioperasikan oleh ISS
Indonesia ini memang
sempat viral di jejaring
media sosial Twitter,
pertengahan Januari
lalu.
Pertama kali
diunggah oleh akun
@OmDennis milik aktor ternama yaitu Dennis
Adhiswara, tweet yang menyertakan video ini
telah ditonton oleh lebih dari 620.000 akun,
mendapat lebih dari 6.500 likes dan di-retweet
oleh sekitar 3.000-an akun dalam jagat Twitter.
Robot ini telah dihadirkan oleh ISS Indonesia
sejak April 2018. Selain di PIM 2, robot ini juga
telah didemonstrasikan pada area-area lain
yaitu di Lippo Mall Puri, GMF AeroAsia, Philip
Morris Indonesia, BINUS School Serpong, serta
Noble House.
Pada pemanfaatannya, robot ini lebih tepat
untuk beroperasi pada area-area yang berisiko
tinggi untuk manusia, ataupun area-area
terbatas yang tidak melibatkan interaksi dengan
banyak orang. Dengan begitu, pemanfaatan
teknologi seperti ini secara jelas bukanlah untuk
penghematan, apalagi menggantikan human
capital (modal insani) di ISS Indonesia.
32
Vol. 5 - No. 16 | Februari 2020
Manusia merupakan sumber energi di dalam bisnis
ISS karena ISS percaya dengan “The Power of the
Human Touch,” dimana sentuhan manusia pada
penyediaan layanan/jasa manajemen fasilitas ini
memiliki kelebihan tersendiri. Di ISS Indonesia
sendiri, fokus utama layanan adalah pada
experience management dengan konsep “Service
With A Human Touch” (SWAHT), sebagai sebuah
konsep pelayanan yang menerapkan nilai-nilai
positif dalam berinteraksi dengan pelanggan di
setiap titik temu atau touch points.
Pada tahun 2019, ISS Indonesia telah membuktikan
kontribusinya dalam penciptaan lapangan kerja,
yaitu dengan merekrut sebanyak 30.200 karyawan
baru atau rata-rata lebih dari 2.500 karyawan
baru setiap bulannya. Kebanyakan dari mereka
merupakan angkatan kerja baru, dengan tingkat
pendidikan SMA/SMK yang tidak memiliki
pengalaman kerja.
Dengan demikian, profesi karyawan ISS Indonesia
tidaklah akan tergerus oleh dampak revolusi
industri 4.0. Terlebih lagi dengan pembangunan
dan pengembangan karakter positif mereka
dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari, sehingga
mampu menjadi orang-orang yang kompeten dan
terpercaya di bidangnya. Hal ini tentunya sejalan
dengan program pemerintah, yaitu membangun
manusia unggul Indonesia.