Great ISS Februari 2020 | Page 32

INNOVATION Dengan Service With A Human Touch, Robot Tidak Akan Mengganti Manusia Warganet tentu masih ingat dengan penampakan robot pembersih yang pernah wira-wiri di pusat perbelanjaan Pondok Indah Mall 2, di bilangan Jakarta Selatan. Ya, robot yang dioperasikan oleh ISS Indonesia ini memang sempat viral di jejaring media sosial Twitter, pertengahan Januari lalu. Pertama kali diunggah oleh akun @OmDennis milik aktor ternama yaitu Dennis Adhiswara, tweet yang menyertakan video ini telah ditonton oleh lebih dari 620.000 akun, mendapat lebih dari 6.500 likes dan di-retweet oleh sekitar 3.000-an akun dalam jagat Twitter. Robot ini telah dihadirkan oleh ISS Indonesia sejak April 2018. Selain di PIM 2, robot ini juga telah didemonstrasikan pada area-area lain yaitu di Lippo Mall Puri, GMF AeroAsia, Philip Morris Indonesia, BINUS School Serpong, serta Noble House. Pada pemanfaatannya, robot ini lebih tepat untuk beroperasi pada area-area yang berisiko tinggi untuk manusia, ataupun area-area terbatas yang tidak melibatkan interaksi dengan banyak orang. Dengan begitu, pemanfaatan teknologi seperti ini secara jelas bukanlah untuk penghematan, apalagi menggantikan human capital (modal insani) di ISS Indonesia. 32 Vol. 5 - No. 16 | Februari 2020 Manusia merupakan sumber energi di dalam bisnis ISS karena ISS percaya dengan “The Power of the Human Touch,” dimana sentuhan manusia pada penyediaan layanan/jasa manajemen fasilitas ini memiliki kelebihan tersendiri. Di ISS Indonesia sendiri, fokus utama layanan adalah pada experience management dengan konsep “Service With A Human Touch” (SWAHT), sebagai sebuah konsep pelayanan yang menerapkan nilai-nilai positif dalam berinteraksi dengan pelanggan di setiap titik temu atau touch points. Pada tahun 2019, ISS Indonesia telah membuktikan kontribusinya dalam penciptaan lapangan kerja, yaitu dengan merekrut sebanyak 30.200 karyawan baru atau rata-rata lebih dari 2.500 karyawan baru setiap bulannya. Kebanyakan dari mereka merupakan angkatan kerja baru, dengan tingkat pendidikan SMA/SMK yang tidak memiliki pengalaman kerja. Dengan demikian, profesi karyawan ISS Indonesia tidaklah akan tergerus oleh dampak revolusi industri 4.0. Terlebih lagi dengan pembangunan dan pengembangan karakter positif mereka dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari, sehingga mampu menjadi orang-orang yang kompeten dan terpercaya di bidangnya. Hal ini tentunya sejalan dengan program pemerintah, yaitu membangun manusia unggul Indonesia.