PROFIL GOLDEN HEART
AWARD
“…Mas, motor saya jangan terlalu
dempet-dempet gitu dong ntar baret
lagi,” hardik keluarga pasien di RS
Fatmawati, Jakarta Selatan kepada
juru parkir. Si juru parkir tetap
tenang dan dengan ramah memberi
penjelasan bahwa area parkir RS
Fatmawati memang tidak terlalu luas,
hanya mampu menampung sekitar 50
sepeda motor, sehingga semua motor
yang parkir harus diatur dengan baik.
“Nanti kalo Bapak mau keluar,
panggil saya saja Pak. Entar saya
bantu keluarin motor Bapak,”
ujar Wahyono penuh senyum.
Lima belas tahun sudah Wahyono menggeluti
dunia perparkiran. Selama itu pula, ayah dua
anak ini sering berpindah perusahaaan. Namun,
di ISS Indonesia akhirnya Wahyono memahami
perusahaan yang benar-benar memperhatikan
kehidupan karyawannya. “Yang penting buat
saya, jenis pekerjaannya jelas, gaji yang diterima
sesuai UMP, dan ada jaminan kesehatan untuk
saya dan keluarga (BPJS),” jelas Wahyono, yang
telah menerima tiga penghargaaan selama tiga
tahun bergabung dengan ISS Indonesia.
Sebuah bukti pemberdayaan jelas terjadi pada
diri penggemar masakan soto ayam ini. “Dulu
kami bekerja dengan bentuk penghargaan
yang minim, namun sejak dipegang ISS
semuanya tertata rapi. Mulai dari gaji, cara
bekerja, tanggungan kesehatan, sampai kita
diwajibkan punya NPWP,” jelas Wahyono sambil
menambahkan, para pengawas ISS tidak segan-
segan untuk memberikan pelatihan di lapangan
tentang bagaimana seharusnya bekerja.
Wahyono senantiasa memegang teguh prinsip
kejujuran dan ketegasan yang diajarkan orang
tuanya. Hidup di Jakarta butuh kerja keras, jujur,
dan harus tegas. “Kalo enggak, kita yang akan
diinjak-injak orang,” ujar Wahyono, yang setiap
hari membantu istrinya memasang tenda untuk
berjualan soto ayam di sekitar Fatmawati.
Pesan orang tuanya itu menjadi prinsip
Wahyono dalam bekerja. Tidak sekali atau dua
kali dia mendapati pemilik kendaraaan yang
tertinggal barang-barangnya di sepeda motor
“Kalo yang namanya ketinggalan karcis, HP,
tas atau dompet, itu sudah biasa di sini. Bahkan
ada beberapa orang yang sengaja atau tidak,
ninggalin uang di dashboard motornya. Ini ‘kan
ngundang kejahatan,”