istimewa
Sudirman, Jakarta.
Di Blok Lemang, Sumur Akatara
diperkirakan menyimpan cadangan
147.2 juta barel minyak bumi. Desember
2012 merupakan penemuan pertama
di Blok Lemang, dimana di sana
terdapat 790 BOPD (Barrel Oil per
Day) minyak bumi dan 16,8 MMSCFD
(Million Standard Cubic Feet per Day)
gas. Sementara, tahun 2013, terdapat
dua pencapaian di Blok Lemang, yakni
pada Mei dan Agustus. Mei lalu, Sugih
Energy menemukan 11 MMSCFD gas
dan 380 BCPD (Barrels of Condensate per
Day) di Sumur Akatara 1. Sementara,
pada Agustus lalu mereka telah selesai
melakukan pengeboran appraisal di
Sumur Akatara 2, dan sumur tersebut
dinilai potensial akan cadangan migas.
“Jadi, sejauh ini, kami sudah
melakukan tiga pengeboran di Blok
Lemang, dan ketiganya sukses. Kami
merasa sangat beruntung dengan
penemuan tersebut,” ujar Direktur
Operasional Sugih Energy, Chia Hsin Wu.
Di Blok Kalyani, awalnya Sugih
Energy mendapatkan participating
interest (PI) pada September 2012
sebanyak 100%. Agustus 2013,
Sugih Energy mengadakan Joint
Operating Agreement (JOA) dengan
Pertamina Hulu Energy (PHE) guna
mengoptimalkan operasi di Blok
Kalyani, dan untuk memungkinkan
Sugih Energy membagi resiko dan
biaya. Dalam JOA tersebut, Sugih
Energy mengalihkan 15% PI kepada
PHE.
“Pada semester dua tahun
2014, kami akan melakukan survei
seismik 2D. Setelah itu, pada 2015,
langkah selanjutnya adalah dengan
mengadakan pengeboran eksplorasi di
Blok Kalyani,” papar Wu.
Sementara, Blok Selat Panjang
merupakan Blok yang diperoleh Sugih
Energy dengan mengakuisisi 55%
saham Petroselat Ltd. 45% sisa saham
Petroselat Ltd dipegang oleh PetroChina
International Selat Panjang Ltd.
“Blok Selat Panjang memiliki tujuh
area prospektif yang telah diketahui dan
memiliki total cadangan minyak bumi
sebanyak 323 MMBO (Million Barrels
of Oil) dan gas sebanyak 1.455 BCF
(Billion Cubic Feet). Saat ini, selat panjang
memproduksi sekitar 300 BOPD dan
pada awal 2014 nanti, diperkirakan akan
memproduksi gas sebanyak 5 MMSCFD,”
kata Wu.
EDISI 39 / Tahun Iv / JANUARI 2014
Andhika Anindyaguna, Presiden Direktur Sugih
Energy
Akuisisi Ramba Energy
Untuk memperkuat bisnisnya,
Sugih Energy berencana mengakuisisi
perusahaan migas asal Singapura,
Ramba Energy. Rencana tersebut telah
diumumkan pada September 2013
silam. Akuisisi tersebut bertujuan
untuk mengintegrasikan eksplorasi
dan produksi migas Sugih Energy.
Dengan akuisisi tersebut, area eksplorasi
bertambah luasnya mencapai 5.000 km2,
dan aset Sugih Energy akan bertambah
menjadi lima aset onshore.
“Aset tambahannya adalah Blok
Jatirarangon di Bekasi dan West
Jambi KSO. Selain itu, apabila akuisisi
rampung, maka Sugih Energy akan
memiliki Blok Lemang 100%. Saat ini,
Ramba Energy memegang 51% PI di
Blok Lemang. Di Blok Lemang, sumur
yang kami miliki ada tiga, di daerah
Akatara. Luasnya tidak lebih dari 100
km2. Blok Lemang sendiri luasnya 2.000
km2. Inilah yang tentunya menjadi
prospek yang akan kami garap kegiatan
eksplorasinya,” tutur Andhika.
Pada 2014 mendatang di West
Jambi KSO direncanakan untuk
diadakan pengeboran dua sumur.
Sementara, untuk Blok Jatirarangon,
saat ini sudah berproduksi gas sebanyak
5 MMSCFD, yang gasnya dijual pada
Perusahaan Gas Negara (PGN). Andhika
melihat Blok Jatirarangon sebagai blok
yang potensial karena di sekitarnya
terdapat banyak industri yang
berpotensi menjadi customer.
Hal lain yang menjadi pertimbangan
untuk mengakuisisi Ramba Energy
adalah karena pertumbuhan
pendapatan dari Ramba Energy.
Di tahun 2012, pedapatan Ramba
mencapai US$ 75 juta. “Jika transaksi
akuisisi rampung, pendapatan tersebut
akan terkonsolidasi di kuartal kedua
kepada Sugih Energy,” imbuh Andhika.
Andhika mengungkapkan,
pendapatan tersebut sekitar 80% besar
berasal dari anak usaha bisnis logistik.
Namun demikian, Andhika menyatakan
tetap akan mempertahankan bisnis
logistik tersebut karena sejalan dengan
bisnis logistik tersebut masih di bidang
energi. “Logistiknya itu untuk material
dan support. Lebih ke jasa,” kata
Andhika.
Lebih lanjut Andhika menjelaskan,
rencana akuisisi Sugih Energy sudah
disetujui oleh otoritas Singapura,
Security industry Council (SIC).
Menurutnya, akuisisi tersebut disetujui
sebesar 51% dari total saham Ramba
Energy, dengan penawaran sebesar 0.65
sen SGD per lembar saham. Nilai total
dari akuisisi tersbut yakni senilai 112 juta
SGD atau sekitar US$ 90 juta.
Terkait rencana untuk memperluas
area eksplorasi hingga 5.000 km2,
tentunya tak bisa lepas dari adanya
pajak eksplorasi. Area seluas itu tentu
akan dikenakan pajak eksplorasi yang
tidak sedikit. Sehubungan dengan
hal tersebut, Andhika mengharapkan
pemerintah bisa membantu memberi
insentif.
“Karena memang akhirnya
kegiatan ini (eksplorasi dan produksi
migas) sepenuhnya menjadi proyek
pemerintah. Kami di sini adalah sebagai
operatornya. Blok-blok migas ini
diharapkan sebagai penyumbang APBN
terbesar Indonesia, jadi, harapannya
bisa mendapat insentif pajak, maupun
hal lain seperti pembebasan lahan,
izin, dan tumpang tindih lahan. Hal itu
yang menjadi concern kami di industri
hulu migas,” ujar Andhika kepada GEO
ENERGI.
Pada 2013, Sugih Energy sudah
mulai memproduksi minyak bumi
sebanyak 300 BOPD. Pada 2014,
Andhika berharap pihaknya sudah
mampu memproduksi minyak bumi
sebanyak 2.000 BOPD dan gas hingga
15 MMSCFD. Ke depannya, Sugih Energy
masih memfokuskan eksplorasi di
Indonesia bagian barat, khususnya area
Sumatera. G
61