Geo Energi januari 2014 | Page 61

istimewa Sudirman, Jakarta. Di Blok Lemang, Sumur Akatara diperkirakan menyimpan cadangan 147.2 juta barel minyak bumi. Desember 2012 merupakan penemuan pertama di Blok Lemang, dimana di sana terdapat 790 BOPD (Barrel Oil per Day) minyak bumi dan 16,8 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) gas. Sementara, tahun 2013, terdapat dua pencapaian di Blok Lemang, yakni pada Mei dan Agustus. Mei lalu, Sugih Energy menemukan 11 MMSCFD gas dan 380 BCPD (Barrels of Condensate per Day) di Sumur Akatara 1. Sementara, pada Agustus lalu mereka telah selesai melakukan pengeboran appraisal di Sumur Akatara 2, dan sumur tersebut dinilai potensial akan cadangan migas. “Jadi, sejauh ini, kami sudah melakukan tiga pengeboran di Blok Lemang, dan ketiganya sukses. Kami merasa sangat beruntung dengan penemuan tersebut,” ujar Direktur Operasional Sugih Energy, Chia Hsin Wu. Di Blok Kalyani, awalnya Sugih Energy mendapatkan participating interest (PI) pada September 2012 sebanyak 100%. Agustus 2013, Sugih Energy mengadakan Joint Operating Agreement (JOA) dengan Pertamina Hulu Energy (PHE) guna mengoptimalkan operasi di Blok Kalyani, dan untuk memungkinkan Sugih Energy membagi resiko dan biaya. Dalam JOA tersebut, Sugih Energy mengalihkan 15% PI kepada PHE. “Pada semester dua tahun 2014, kami akan melakukan survei seismik 2D. Setelah itu, pada 2015, langkah selanjutnya adalah dengan mengadakan pengeboran eksplorasi di Blok Kalyani,” papar Wu. Sementara, Blok Selat Panjang merupakan Blok yang diperoleh Sugih Energy dengan mengakuisisi 55% saham Petroselat Ltd. 45% sisa saham Petroselat Ltd dipegang oleh PetroChina International Selat Panjang Ltd. “Blok Selat Panjang memiliki tujuh area prospektif yang telah diketahui dan memiliki total cadangan minyak bumi sebanyak 323 MMBO (Million Barrels of Oil) dan gas sebanyak 1.455 BCF (Billion Cubic Feet). Saat ini, selat panjang memproduksi sekitar 300 BOPD dan pada awal 2014 nanti, diperkirakan akan memproduksi gas sebanyak 5 MMSCFD,” kata Wu. EDISI 39 / Tahun Iv / JANUARI 2014 Andhika Anindyaguna, Presiden Direktur Sugih Energy Akuisisi Ramba Energy Untuk memperkuat bisnisnya, Sugih Energy berencana mengakuisisi perusahaan migas asal Singapura, Ramba Energy. Rencana tersebut telah diumumkan pada September 2013 silam. Akuisisi tersebut bertujuan untuk mengintegrasikan eksplorasi dan produksi migas Sugih Energy. Dengan akuisisi tersebut, area eksplorasi bertambah luasnya mencapai 5.000 km2, dan aset Sugih Energy akan bertambah menjadi lima aset onshore. “Aset tambahannya adalah Blok Jatirarangon di Bekasi dan West Jambi KSO. Selain itu, apabila akuisisi rampung, maka Sugih Energy akan memiliki Blok Lemang 100%. Saat ini, Ramba Energy memegang 51% PI di Blok Lemang. Di Blok Lemang, sumur yang kami miliki ada tiga, di daerah Akatara. Luasnya tidak lebih dari 100 km2. Blok Lemang sendiri luasnya 2.000 km2. Inilah yang tentunya menjadi prospek yang akan kami garap kegiatan eksplorasinya,” tutur Andhika. Pada 2014 mendatang di West Jambi KSO direncanakan untuk diadakan pengeboran dua sumur. Sementara, untuk Blok Jatirarangon, saat ini sudah berproduksi gas sebanyak 5 MMSCFD, yang gasnya dijual pada Perusahaan Gas Negara (PGN). Andhika melihat Blok Jatirarangon sebagai blok yang potensial karena di sekitarnya terdapat banyak industri yang berpotensi menjadi customer. Hal lain yang menjadi pertimbangan untuk mengakuisisi Ramba Energy adalah karena pertumbuhan pendapatan dari Ramba Energy. Di tahun 2012, pedapatan Ramba mencapai US$ 75 juta. “Jika transaksi akuisisi rampung, pendapatan tersebut akan terkonsolidasi di kuartal kedua kepada Sugih Energy,” imbuh Andhika. Andhika mengungkapkan, pendapatan tersebut sekitar 80% besar berasal dari anak usaha bisnis logistik. Namun demikian, Andhika menyatakan tetap akan mempertahankan bisnis logistik tersebut karena sejalan dengan bisnis logistik tersebut masih di bidang energi. “Logistiknya itu untuk material dan support. Lebih ke jasa,” kata Andhika. Lebih lanjut Andhika menjelaskan, rencana akuisisi Sugih Energy sudah disetujui oleh otoritas Singapura, Security industry Council (SIC). Menurutnya, akuisisi tersebut disetujui sebesar 51% dari total saham Ramba Energy, dengan penawaran sebesar 0.65 sen SGD per lembar saham. Nilai total dari akuisisi tersbut yakni senilai 112 juta SGD atau sekitar US$ 90 juta. Terkait rencana untuk memperluas area eksplorasi hingga 5.000 km2, tentunya tak bisa lepas dari adanya pajak eksplorasi. Area seluas itu tentu akan dikenakan pajak eksplorasi yang tidak sedikit. Sehubungan dengan hal tersebut, Andhika mengharapkan pemerintah bisa membantu memberi insentif. “Karena memang akhirnya kegiatan ini (eksplorasi dan produksi migas) sepenuhnya menjadi proyek pemerintah. Kami di sini adalah sebagai operatornya. Blok-blok migas ini diharapkan sebagai penyumbang APBN terbesar Indonesia, jadi, harapannya bisa mendapat insentif pajak, maupun hal lain seperti pembebasan lahan, izin, dan tumpang tindih lahan. Hal itu yang menjadi concern kami di industri hulu migas,” ujar Andhika kepada GEO ENERGI. Pada 2013, Sugih Energy sudah mulai memproduksi minyak bumi sebanyak 300 BOPD. Pada 2014, Andhika berharap pihaknya sudah mampu memproduksi minyak bumi sebanyak 2.000 BOPD dan gas hingga 15 MMSCFD. Ke depannya, Sugih Energy masih memfokuskan eksplorasi di Indonesia bagian barat, khususnya area Sumatera. G 61