Geo Energi januari 2014 | Page 57

geoenergi/ tania Ketua Unit LOBP PPTMGB Lemigas KESDM, Rona Malam Karina kepada GEO ENERGI di kantor Lemigas KESDM, Selasa (10/12). Adanya LOBP memungkinkan PPTMGB Lemigas KESDM melayani jasa blending pelumas untuk badan usaha maupun koperasi. Pembukaan usaha jasa blending tersebut dimungkinkan karena adanya Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 3 tahun 2011. “Permen tersebut memberi peluang bagi kami untuk bekerja sama dengan pihak lain dalam bidang jasa blending. Jadi kami memberikan jasa blending bagi perusahaan yang ingin memproduksi dengan merk mereka. Model pelayanannya ada dua. Pertama adalah toll blend. Pada skema tersebut, kami menyediakan bahan baku dan peralatan, tapi kemasan, merk, label, dan formula diberikan oleh rekanan. Opsi kedua, semuanya dari rekanan, kami hanya blending, seperti penjahit. Kami hanya modal sarana saja. Dua opsi ini yang diberikan kepada kami,” ujar Staf Ahli LOBP PPTMGB Lemigas KESDM, Dedy Sudrajat. Keberadaan LOBP juga amat membantu PPTMGB Lemigas KESDM dalam penelitian dan pengembangan berbagai formula pelumas. Sejak tahun 2004 hingga 2013, PPTMGB Lemigas KESDM telah mengembangkan 30 formula pelumas. Formulaformula tersebut dipublikasikan dan menjadi acuan bagi banyak pebisnis pelumas. PPTMGB Lemigas KESDM tak hanya mengembangkan pelumasnya dalam skala laboratorium saja. Jika hasil penelitiannya konsisten dan berhasil, karena adanya LOBP, mereka mampu EDISI 39 / Tahun Iv / JANUARI 2014 Rona Malam Karina, Ketua Unit LOBP PPTMGB Lemigas KESDM mengembangkan penelitiannya hingga ke dalam skala produksi. Meski Lemigas KESDM dibolehkan menjual jasa blending, namun mereka tetap tidak boleh menjual produk. “Karena kami lembaga penelitian, hasil produk tidak bisa kami jual. Kami bagikan di kalangan KESDM,” imbuh Rona. Tahun 2013, PPTMGB Lemigas KESDM telah mengembangkan tiga formula pelumas baru. Tiga formula pelumas tersebut saat ini berada dalam produksi skala laboratorium untuk dikembangkan lebih lanjut. Pertama adalah grease atau gemuk berbahan nabati. Bahan yang digunakan berasal dari tanaman jarak. Menurut Dedy, penggunaan tanaman jarak dimaksudkan untuk menghindari penggunaan bahan pangan, yang dikhawatirkan akan menimbulkan persaingan dengan industri makanan dalam mencari bahan bakunya. Menurut Dedy, di Indonesia, perusahaan yang memproduksi gemuk berbahan tanaman jarak masih amat jarang. Pihaknya telah mengujicobakan gemuk tersebut pada beberapa alat. “Kenapa kami memilih nabati? Karena ramah lingkungan. Misalnya saja untuk melumas bantalan rel kereta api. Kalau gemuknya terpapar ke tanah sekitarnya, itu tidak akan mencemari tanah. Lalu di traktor tangan. Alat itu kan perlu grease. Kalau terpapar ke sawah, gemuk yang terbuat dari minyak bumi akan merusak tanamannya, tapi tidak dengan gemuk yang terbuat dari tanaman jarak. Lalu di industri makanan. Misalnya, kalau ada biskuit di ban berjalan terpapar gemuk yang berasal dari minyak bumi, kan bisa jadi beracun biskuitnya. Namun tidak begitu kalau gemuknya dari bahan nabati,” papar Dedy. Formula pelumas selanjutnya adalah pelumas untuk mesin kendaraan yang menggunakan BBG. Pelumas tersebut diklaim mampu membantu menghemat penggunaan bahan bakar karena mampu membantu mengurangi beban mesin saat bekerja. Pengembangan pelumas ini nantinya diharapkan bisa mendukung program konversi BBM ke BBG. “Saat ini, pembuat pelumas untuk BBG masih terbilang jarang. Kalaupun ada, kebanyakan untuk turbin gas. Kalau untuk kendaraan masih belum banyak. Kalau kami bisa mengembangkan sampai tahap produksi, maka akan sangat bagus,” tutur Dedy. Formula ketiga yang dikembangkan adalah pelumas untuk transformator atau trafo. Menurut peneliti PPTMGB Lemigas KESDM, Tri Purnami, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam pelumas tersebut hampir mendekati 100%. “Kebanyakan pelumas untuk trafo di Indonesia adalah impor. Tujuan dari pengembangan pelumas untuk trafo ini adalah supaya nanti di pasaran bisa beredar pelumas trafo dengan TKDN 100%. Dengan demikian, impor pelumas trafo bisa dikurangi,” ujar Tri. Ke depannya, Rona berharap pihaknya bisa terus membuat formula-formula pelumas baru, dan mengembangkan berbagai formula pelumas yang tengah dijalankan. “Rencananya, tahun depan kami akan mengembangkan pelumas untuk motor matic. Pengembangan gemuk lumas nabati juga akan terus dikembangkan,” ujar Rona. Ia juga berharap, agar hasil penelitian PPTMGB Lemigas bisa diketahui banyak kalangan, agar nantinya bisa mendorong semakin banyak pihak yang ingin bekerja sama dalam blending pelumas dengan lembaganya. G 57