Geo Energi januari 2014 | Page 49

geo energi/ sarwono dan pelestarian lingkungan. “Di BNI, kami senantiasa memegang teguh 3P: Profit, People dan Planet. Bukan kebanggaan bagi BNI bila dapat mencetak laba sekian triliun per tahun, tetapi tidak mampu menciptakan harmoni pada ketiga hal tersebut,” terang Sakariza. Berangkat dari prinsip tersebut, BNI kemudian ikut ambil bagian dalam Sumba Iconic Island (Pulau Ikonik Sumba) mulai tahun 2011. Kala itu, Sumba Iconic Island masih berupa masterplan dari lembaga inisiator Hivos. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan minat BNI untuk bergabung. “Sumba punya alam yang indah tetapi tingkat penduduk miskin masih tinggi. Sumba Iconic Island menawarkan energi terbarukan sebagai salah satu solusinya. Kami sependapat,” ujar Sakariza. Dalam mendukung Sumba Iconic Island, BNI menaruh perhatian khusus terhadap biogas sebagai sumber energi baru terbarukan. Biogas, yang memanfaatkan kotoran hewan ternak sebagai sumber energi untuk menghidupkan kompor dan penerangan, dianggap memiliki potensi terbesar di Sumba. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Sumba memang bekerja sebagai peternak. istimewa Peternakan sapi di Sumba Namun, mengenalkan pemanfaatan biogas kepada masyarakat Sumba bukanlah hal yang mudah. Untuk mendapatkan kotoran hewan yang mencukupi standar setiap harinya, hewa n ternak tersebut haruslah berkumpul di dalam suatu kandang. Hal ini tidak biasa dilakukan para peternak di Sumba yang umumnya memelihara hewan ternak tanpa EDISI 39 / Tahun Iv / JANUARI 2014 kandang dan membebaskan para hewan untuk bepergian mencari makan. “Membuat masyarakat setuju untuk mengkandangkan hewan mereka itu yang sulit,” ujar Sakariza. Perbenturan budaya tersebutlah yang menjadi pandangan khusus dalam program CCR BNI. Istilah CCR digunakan sebagai penekanan bahwa program BNI ini menitikberatkan kepada pemberdayaan masyarakat (community), dan bukan hanya ajang charity. “Kunci adalah engagement, atau melibatkan masyarakat lokal; dan empowerment, atau pemberdayaan masyarakat. Sehingga terbangun sense of belonging terhadap segala infrastruktur yang diberikan lewat program Sumba Iconic Island,” tandas Sakariza. Setelah dua tahun mendukung Sumba Iconic Island, masyarakat Pulau Sumba mulai setuju untuk mengandangkan hewan ternaknya. Alhasil, sebanyak 15 reaktor biogas telah dibangun oleh BNI di berbagai penjuru pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini. Sakariza menjelaskan bahwa biogas sebagai sumber energi mempunyai multiplier effect yang luar biasa. “Ketika kotoran sapi sudah habis gasnya, kotoran tersebut dapat dimanfaatkan untuk kompos (pupuk padat), pupuk organic cair, dan palet pakan ikan. Sludge-nya dicampur dengan tanaman. Jadi tidak ada yang terbuang,” papar Sakariza Program CCR BNI melalui Sumba Iconic Island ini memang merepresentasikan pemberdayaan masyarakat dan melestarikan lingkungan dalam kegiatan non-bisnis. Namun, ke depan, BNI tidak menampik bahwa perusahaan ini berharap pemanfaatan energi terbarukan di Pulau Sumba bukan hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga bertransformasi menjadi sebuah industri. “Dengan begitu, kami dapat Sakariza Qori Hermawan, Kepala Divisi Pengembangan BNI menawarkan bisnis atau pendanaan investasi kepada masyarakat, tentunya dengan bunga yang rendah. Namun utamanya, kami dapat melihat peluang bisnis yang tercipta, sehingga tingkat kemiskinan di Pulau Sumba dapat mulai terurai,” tandas Sakariza. Menjelang tahun ketiga dukungan BNI terhadap Sumba Iconic Island, BNI berencana untuk merambah pemanfaatan energi terbarukan lainnya, yaitu mikro hidro. Menurut Sakariza, walaupun bentuk geologis Sumba cenderung panas dan gersang, terdapat beberapa titik air terjun yang potensial untuk diberdayakan. Salah satunya adalah air terjun di La’au, desa Laimbonga, Kecamatan Kaha’u Eti, Sumba Timur. BNI, bersama dengan Jababeka dan Hivos, berkomitmen untuk memulai pembangunan instalasi mikro hidro bernilai Rp 1.020.000.000. Rencananya, mikro hidro di La’au akan dinikmati oleh 47 kepala keluarga di daerah yang jauh dari jangkauan listrik PLN (off-grid). Sakariza memastikan, BNI akan tetap mendukung Sumba Iconic Island hingga tujuan kemandirian energi tercapai 100 persen pada tahun 2025. “Berjangka panjang, memang. Bersama dengan stakeholder lain, kami yakin akan timbul sinergi dan misi yang sama to make it real. Jika berhasil, proyek ini tentu akan menjadi proyek prestisius, satu-satunya di dunia. Semua mata akan melirik ke Sumba,” tutup Sakariza. G 49