Geo Energi edisi september indonesia 2013 | Page 34

Laporan Utama Belajar dari Manca Negara Oleh Sri Widodo Soetardjowijono, Ishak Pardosi, Yudha Marhaena Setiawan D ua di antara persoalan pokok carut marutnya persoalan industri gas di dalam negeri adalah problem pembangunan infrastruktur dan rendahnya harga jual di dalam negeri. Kenaikan permintaan gas di dalam negeri, gagal diantisipasi dengan instalasi jaringan pipa transmisi dan distribusi yang memadai. Alhasil, banyak daerah di Indonesia yang belum tersambung oleh jaringan pipa, bahkan di Jawa, seperti di Jawa Tengah. Selama berpuluh tahun, Indonesia yang kerap digembargemborkan sebagai negara eksportir gas, ternyata sangat minim infrastruktur gas. Bahkan pembangunan infrastruktur gas sulit berkembang. Minimnya infrastruktur ini menyebabkan supplier kesulitan untuk memasok gas ke konsumen. Dalam hal pembangunan pipa gas, kita bisa belajar kepada Inggris. Sekretaris Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Djoko Siswanto menyatakan, di Inggris, jaringan pipa gas di sana sudah seperti jalan raya. Memperoleh gas, sama mudahnya dengan kita beli pulsa handphone atau listrik. “Kita mau masak sudah bisa tinggal beli vouchernya, seperti milik PLN sekarang. Kita juga bebas memilih tidak harus dari satu produsen gas saja. Karena memang jaringan pipanya sudah terintegrasi. Jaringan pipa di sana sudah seperti laba-laba,” kata Djoko, kepada GEO ENERGI, Selasa, 20 Agustus 2013. Indonesia, sebetulnya bisa belajar ke sana. Kendati bukan negara penghasil utama gas, seperti Singapura, Inggris mampu menyediakan gas yang cukup di dalam istimewa 34 EDISI 35 / Tahun III / SEPTEMBER 2013