Geo Energi edisi september indonesia 2013 | Page 28
Laporan Utama
Achmad Wijaya, KADIN
Ketua Kordinator Gas Industri
Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Achmad Widjaya menambahkan,
secara wilayah, defisit gas terutama
terjadi di Jawa bagian barat.
Pada tahun 2012, pasokan hanya
sebesar 935 juta kaki kubik per hari
(MMSCFD), sementara kebutuhan
mencapai 1352,69 MMSCFD.
Sementara tahun 2013
diperkirakan pasokan di wilayah
ini hanya sebesar 867 MMSCFD.
Jumlah ini jauh dari kebutuhan
yang mencapai 1366,25 MMSCFD.
Adapun pada 2014, diproyeksikan
kebutuhan gas di Jawa bagian
barat mencapai 1366,69 MMSCFD.
Sedangkan pasokan hanya sebanyak
770 MMSCFD. (lihat Pasokan
Gas dan Kebutuhan Gas Sektor
Industri dan Per Region Tahun
2012 – 2014)
Saat ini shortage pasokan
gas untuk domestik diperkirakan
sekitar 1.500 juta kaki kubik per hari
(MMSCFD) atau setara dengan 255
ribu barel setara minyak per hari.
Sejalan dengan laju permintaan
gas yang didorong pertumbuhan
ekonomi serta menurunnya pasokan
gas existing, gap antara suplai
dan permintaan gas akan semakin
melebar. Hal ini bisa mengancam
pertumbuhan sektor industri dan
kesinambungan pasokan energi
primer untuk pembangkitan listrik.
Menurut data Neraca Gas
Nasional Kementerian ESDM, gap
antara permintaan dan suplai gas
dari lapangan existing akan melebar
ke level 3.500 mmscfd pada 2015
dan bertambah lebar lagi menjadi
Sebagian yang lain berencana untuk
hengkang dari Indonesia. Beberapa
pembangkit listrik tenaga gas juga
terpaksa harus beralih ke BBM
sehingga berakibat pada lonjakan
biaya pembangkitan. Pabrik-pabrik
pupuk pun berhenti beroperasi
karena kurangnya pasokan gas.
Saat ini, rata-rata industri hanya
mendapat pasokan sebesar 50-60%
dari kebutuhan mereka. Minimnya
pasokan ini menyebabkan produksi
terhambat bahkan bisa gagal
apabila pasokan gas putus di tengah
proses produksi. Contohnya, pada
industri keramik, total kerugian
(seluruh industri keramik) akibat
minimnya pasokan gas bisa
mencapai Rp 50 miliar/hari. Singkat
kata, industri-industri tersebut dapat
diibaratkan seperti tikus mati di
lumbung padi.
Adalah fakta, sejak kenaikan
harga minyak yang menjulang
hingga US$ 140 per barel pada
2008, Indonesia mengalami ledakan
permintaan ledakan permintaan
gas, konsumen BBM berbondongbondong ingin beralih ke gas dalam
waktu yang singkat.
Di sisi lain, pengembangan
lapangan gas butuh waktu
yang tidak singkat, setidaknya
memerlukan waktu 7-10 tahun.
Sehingga terjadilah defisit pasokan
gas di beberapa wilayah di
Indonesia.
28
EDISI 35 / Tahun III / SEPTEMBER 2013