Geo Energi edisi oktober 2013 | Page 5

Anjungan ariCalon Presiden Dic Yang Kuasai Sektor Energi Rubiyanto Pemimpin Umum Geo Energi P emilu 2014 tinggal hitungan bulan. Partai-partai politik berlomba mencari figur calon presiden yang hebat, mumpuni, dan bisa mengatasi segala masalah. Untuk menjaring jago yang berkualitas dan disenangi rakyat, sebagian partai politik sudah membuka lowongan calon presiden yang lazim disebut konvensi. Lowongan ini dibuka untuk umum. Ada puluhan calon yang berminat menjadi orang nomor satu di republik ini. Mekanisme penjaringan ini memang jauh lebih terbuka. Siapapun berhak untuk mencalonkan diri. Jadi, tak ada lagi istilah ibarat kucing dalam karung. Ini salah satu buah dari keterbukaan yang dimulai sejak lengsernya orde baru tahun 1998. Demokrasi telah memberikan banyak perubahan terhadap tatanan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Negara ini bahkan telah berubah menjadi negara yang paling demokratis di dunia. Para calon kini sudah mulai berka mpanye dan beriklan, meskipun musim kampanye belum dimulai. Di televisi, koran, dan baliho, mereka tampil simpatik, religius, dan kesatria. Di hotel dan resto mewah, di warung kopi, di tengah-tengah pengajian, di kawasan kumuh, bahkan di wilayah perbatasan mereka memberi perhatian khusus kepada kita semua, dengan harapan kelak bisa memilihnya. Pada satu kesempatan mereka tampil bagaikan ulama, pada kesempatan lain mereka tampil seperti artis, hingga kita susah membedakan mana artis, mana ulama, dan mana calon presiden. Waktu terasa begitu berharga buat mereka. Tak ada celah untuk tidak EDISI 36 / Tahun III / oktober 2013 berkomunikasi dengan masyarakat. Mereka menjual mimpi, seakan di tangannya, Indonesia akan berubah menjadi negara yang makmur, damai, dan sejahtera. Indah sekali. Isu-isu penting di negara ini mereka uraikan dan carikan jalan keluarnya. Mereka fasih bicara kemiskinan, keterbelakangan, pendidikan, transportasi, dan bencana alam, tetapi ada yang lupa yang mereka kampanyekan, yakni sektor energi. Ajang konvensi ini, seharusnya bisa digunakan untuk menemukan pemimpin yang benar-benar mempunyai visi kemandirian dan ketahanan energi. Dua isu ini yang mutlak harus dikuasai oleh Presiden Indonesia mendatang. Betapa tidak, tanpa kemandirian dan ketahahan energi, perjalanan bangsa ini akan terseok-seok. Kita sangat tergantung kepada bangsa asing, kita akan menjadi bangsa yang konsumtif. Kita tak punya bargaining power apapun. Kalau tidak dipikirkan sejak sekarang, maka kita pasti akan menjadi negara dengan impor energi terbesar di dunia. Untuk mencapai kemandirian dan ketahanan energi, pemerintah harus merumuskan perencanaan yang jelas dan matang. Dengan demikian, negara ini bisa mencapai swasembada energi. Untuk bisa mencapai swasembada energi, teknologi harus dikuasai untuk mengahasilkan energi baru serta harus terus dikembangkan. Pemanfaatan energi baru dan energi alternatif membutuhkan proses yang lama, oleh karena itu harus dimulai dari sekarang. Tanpa dukungan pemimpin bangsa ini, rasanya agak sulit rencana besar tersebut dapat diwujudkan. Maka, sangat penting untuk mencari pemimpin yang pro dan peduli terhadap sektor energi. Presiden mendatang juga harus menjadi wadah untuk mencari dan memberikan kesempatan kepada orang-orang mempunyai kepedulian terhadap sektor energi. Sektor energi merupakan sektor yang sangat penting, menguasai hajat hidup orang banyak, untuk itu perlu pemimpin yang berwawasan luas dan mempunyai visi mengenai sektor energi. Masyarakat tentu berharap konvensi capres ini tidak hanya menjadi ajang bagi partai untuk menggalang dana kampanye atau menaikkan elektabilitas partai semata. Akan tetapi, sebagai ajang untuk mencari calon pemimpin yang bekualitas, prorakyat, mempunyai visi terhadap ketahanan energi, serta kemandirian bangsa. Presiden mendatang juga harus menguasai persoalan energi tanah air. Presiden mendatang jangan hanya puas bahwa Indonesia memiliki banyak sumber energi, tapi tak mampu mengelolanya. Presiden mendatang harus bisa menjadi pelopor pelaksanaan diversifikasi energi, pemanfaatan energi terbarukan, penguasaan ilmu dan teknologi serta mencari sumber-sumber energi baru lainnya. Kita jangan hanya menjadi penonton. Pada saat negara maju sudah merintis pemanfaatan shale gas, kita sibuk dengan tabung gas yang meledak. Pada saat negara maju sudah menemukan teknologi penghemat bahan bakar, kita sibuk menimbun BBM. Pada saat negara maju sudah mampu meningkatkan kemampuan geothermal, kita malah cakar-cakaran mengurusi patok lahan kehutanan. Pada saat negara maju berhasil menciptakan listrik dari sampah, kita sibuk berantem dengan tetangga gara-gara membuang sampah sembarangan. Jangan sampai waktu dan energi kita habis untuk hal-hal yang remeh temeh. Paradoks-paradoks semacam ini harus segera diakhiri. Mari, siapapun presidennya harus bisa mengubah mindset rakyat kita. Kita sudah tertinggal jauh dari negaranegara yang dulu berada di bawah kita. Di zaman sekarang capres tak cukup hanya ganteng, dekat dengan rakyat, dan pintar orasi. Capres sekarang harus tahu masalah energi, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menguasai energi. G 5