Garuda Indonesia Colours Magazine September 2016 | Page 106

104 Travel | Wakatobi
© Didi Lotze / Wakatobi Dive Resort
Taking a private boat is a popular option for couples and small groups of guests at Wakatobi Dive Resort .
“ Siapa pun pasti tahu tentang adanya air mata pada hari terakhir perjalanan di Wakatobi ,” tertulis di suatu uraian pada situs Wakatobi Dive Resort , “... tamu sama sekali tak ingin meninggalkan surga ini untuk kembali ke dunia nyata .”
Resor yang terletak jauh di ujung selatan deretan pulau dekat Sulawesi Tenggara ini adalah salah satu pusat selam paling eksklusif di Indonesia . Bahkan berjarak tiga pulau ke sebelah utara dari sini ( namun amat jauh dari resor mewah ) di Pulau Hoga yang kecil dan sederhana , saya merasa jauh dari dunia “ nyata ”.
Ini adalah kunjungan kedua saya ke pulau-pulau ini , dan meskipun saya belum pernah benar-benar menangis menjelang pulang pada perjalanan pertama , saya sangat senang bisa kembali . Saya berada di kepulauan yang secara tradisional dikenal sebagai Kepulauan Tukangbesi namun pemandangan di depan saya sangat jauh dari lanskap sebuah kota industri baja . Di mana pun Anda berada di Wakatobi , mustahil untuk memikirkan apa pun kecuali istilah surgawi penuh kebahagiaan di kartu pos bergambar : “ terumbu karang toska ”,
“ pasir pantai sehalus bedak ”, dan “ nyala matahari terbenam ” yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di sini .
Saat daerah ini dinyatakan sebagai taman nasional pada tahun 1996 , nama Wakatobi dipilih sebagai singkatan untuk empat pulau utama : Pulau Wangi-Wangi , Pulau Kaledupa , Pulau Tomia , dan Pulau Binongko . Sebenarnya ada 143 pulau di sini tapi hanya tujuh di antaranya yang dihuni secara permanen .
Saya telah menghabiskan waktu menjelajahi Wangi-Wangi dengan pantainya yang spektakuler , terumbu karang kelas dunia , dan sabana yang seolah di dunia khayal . Saya telah mendaki puncak-puncak tertinggi di Wakatobi . Meskipun hanya setinggi 274 meter di atas permukaan laut , tetapi lembah bawah laut Wakatobi dikatakan melandai hingga lebih dari satu kilometer .
Saya sedang bersemangat untuk sedikit menjelajah , sehingga dengan harapan akan berhasil walaupun tanpa rencana , saya mengikuti insting menuju bukit kecil dengan batu , pasir , dan pohon kelapa yang dikenal sebagai Pulau Hoga . Saya menaiki